Khutbah Jumat Edisi 123: “Perjuangan Aksi Bela Islam Tangkap Penista Al-Maidah 51”
Materi Khutbah Jumat Edisi 123 tanggal 17 Rajab 1438 H ini dikeluarkan oleh
Sariyah Da’wah Jama’ah Ansharusy Syari’ah dapat download di:
Perjuangan Aksi Bela Islam Tangkap Penista Al-Maidah 51
(Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Jama’ah Ansharusy Syari’ah)
KHUTBAH PERTAMA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ
اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. وَقَالَ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
وَقَالَ النَّبِيُ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه الترمذي، حديث حسن)
Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah SWT.
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.
Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.
Melawan Konspirasi Musuh Islam
Kaum munafiq ialah mereka yang menjadikan Islam sekedar pelengkap saja. Islam sebagai topeng, dalam nama dan sebagian tata cara hidupnya. Akan tetapi jiwanya kufur karena sering diasah dan diasuh lingkungan yang jauh dari Islam/sekuler dan liberal. Sehingga sikap hidup dan cara berfikirnya persis menyerupai kaum yahudi dan nasrani.
Mereka suka dan memilih keluar dari aturan Allah, lalu memandang Islam dan umatnya dengan pandangan merendahkan. Mereka menyerang Islam dari jurusan yang paling riskan. Adakalanya mereka tampil sebagai penyambung lidah musuh-musuh kafir. Tapi lebih sering, mereka menggali lubang sendiri untuk mengubur cita-cita Islam, dengan menjadi politisi ataupun propagandis-propagandis orang kafir. Dr. Musthafa As-Siba’i dalam hakadza alamatni alhayati Maktabul Islamiy Syria. Terjemahan indonesia: yang kualami dalam perjuangan: Pen GIP Juli 1994. Beliau berkata: “Tiga golongan manusia yang melenyapkan kebenaran dalam tiga tempat. Yaitu orang Ikhlash yang diam membisu dihadapan orang bathil, orang alim ditengah orang jahil, dan orang munafiq yang mendekatkan diri kepada orang dzalim”.
Dalam era globalisasi dan reformasi yang melanda abad ini, populasi musuh-musuh Islam dari kalangan orang munafiq terus meningkat, mereka memburu kebangkitan Islam melalui berbagai jurusan, mengacaukan pandangan pergerakan umat Islam dengan pendapat-pendapat dan isu yang membingungkan umat, dan terkadang bahkan sering juga secara langsung mereka menyerangmu, menuduhmu sebagai orang reaksioner, memecah belah persatuan, sektarian, merusak kebinekaan, diskiminatif, anarkis, memperjuangkan kepentingan kelompok, dan sebagainya, bahkan ia juga menyemburkan cemoohan, memancing kesabaran umat Islam.
Dalam kenyataannya, sikap orang-orang munafiq sesungguhnya lebih jahat dari orang kafir. Sebab orang-orang munafiq ini tidak pernah tampil secara terus terang sebai musuh orang beriman, shingga sulit dideteksi tingkah lakunya. Disatu saat dia tampil layaknya seorang pembela Islam yang gigih, moderat tapi disaat lain dia berubah menjadi musuh yang sangat berbahaya dan menikam dari belakang. Banyak “keunggulan” atau “tinggi gelar dan kedudukan” yang terdapat pada diri kaum munafiqin, yang dengan itu umat mudah tertipu olehnya.
Allah SWT berfirman:
وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ
“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. dan jika mereka berkata kamu mendengarkan Perkataan mereka. mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar[1]. mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. mereka Itulah musuh (yang sebenarnya) Maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran).” (QS. Al-Munafiqun: 4)
Konspirasi dan konvergensi (saling mengisi), antara orang kafir dan munafiq, dalam meredupkan cahaya kebenaran, sudah terjalin sejak agama Islam muncul pertama kalinya. Dan kerjasama mereka akan terus berlanjut hingga akhir zaman melalui berbagai macam “memorandum or understanding”, demi mendapat keuntungan duniawi serta memuaskan hawa nafsu mereka.
Perjuangan Aksi Bela Islam Tangkap Penista Al-Maidah 51
Apakah kiranya nama yang cukup tepat dan cukup mewakili untuk dibubuhkan kepada sebuah kegiatan seperti aksi atau demontrasi Aksi Bela Islam I, II dan III dan berbagai kegiatan keumatan yang lain yang sama atau mirip dengannya.
Apakah kalau disebut dengan “Demo” atau “Da’wah bil hal” atau “Aksi” atau “Amar ma’ruf nahi munkar“ atau bahkan dengan kata “Jihad” cukup dapat mewakili sosok kegiatan amal sholih tersebut dalam seluruh aspeknya. Baik aspek semangat, idealisme yang diusung, strategi yang dibangun, kesiapan mental, tersmasuk kesiapan mental untuk “mati syahid” dst, dst, dari seluruh peserta.
Itulah maka, untuk menyebut Aksi Bela Islam I, II maupun III , umat Islam Bangsa Indonesia berbeda-beda dalam memberikan nama, yang masing-masing ingin mengambarkan, perasan, semangat, tujuan , bentuk kegiatan dari seluruh rentetan acara tersebut.
Ada yang menyebutnya dengan “Demo” ada yang menyebutnya dengan “Aksi, yang lain menyebut dengan “Jihad Konstitusional” dan ada yang menamakannya dengan “Jihadul kalimah.”
Dalam tulisan ini penulis menawarkan untuk membubuhkan nama kegiatan seperti Aksi Bela Islam I,II maupun III dan yang serupa dengannya yang dilakukan di ibu kota, atau di kota-kota atau tempat-tempat lain diseluruh wilayah negara kita NKRI dengan “Jihadul Kalimah”, untuk selanjutnya, dikembangkan dan dibudayakan penyebutannya dengan istilah “Jihad.”.Inilah kiranya Jihad masa kini khususnya di Indonesia, dengan sedikitpun tidak mendistorsi makna maupun bentuk jihad yang lain, sebagai mana tuntutan kondisi dimana Jihad itu terjadi.
Wahai saudaraku, engkau harus mengetahui bahwa tugas kita dalam hidup ini adalah menegakkan Dienullah (agama Allah). Dan menegakkan Dienullah dibumi ini merupakan suatu pekerjaaan yang mesti disertai jihad, tak pernah lepas darinya untuk selamanya.Dan mesti pula disertai taushiyah bil haq dan taushiyah bish shabr. Adapun orang-orang yang menyangka bahwa kehidupan atau jihad itu hanya semata-mata memerangi suatu kaum atau pergulatan demi mempertahankan hidup atau mengusir musuh yang menguasai sejengkal tanah, maka mereka itu tidak mengetahui tabi’at agama ini dan tidak pula mengerti sunah Sayyidil Mursalin saw. Sesunguhnya jihad itu adalah tugas wajib yang tergantung di leher setiap muslim sejak qalam berjalan mencatat amal perbuatannya,sampai qalam tersebut diangkat karena dia gila atau pingsan atau karena sebab yang lain. Tanpa alasan itu, maka tugas jihad akan tetap terus berlaku. Tak ada jalan lolos baginya. Jika seseorang meninggalkan kewajiban jihad, yang dalam masa-masa seperti sekarang ini lebih didahulukan atas kewajiban shalat, maka boleh jadi dia menjadi orang fasiq atau pendurhaka. Kewajiban jihad lebih didahulukan atas shalat dan puasa.
Artinya, jihad itu didahulukan atas shalat, puasa, zakat, haji dan kewajiban yang lainnya. Jika berbenturan antara kewajiban jihad dengan haji, maka kewajiban haji ditangguhkan dan kewajiban jihad didahulukan. Apabila kewajiban puasa berbenturan dengan kewajiban jihad, maka kewajiban shalat ditangguhkan, sementara waktu, atau diqhashar atau dipersingklat atau berubah bentuk dan keadaanya demi menyesuaikan jihad. Karena menghentikan jihad sejenak saja sama artinya dengan menghentikan gerak laju agama Allah ‘Azza wa Jalla dalam kehidupan ini. lalu apa kehidupan itu? Apa sejarah itu? Sejarah kaum muslimin tidak lain adalah gerak perjuangan para tokoh bersama agama ini melalui pedang dan pemahaman Al-Qur’an. Pedang di satu tangan , dan Al-Qur’an di tangan yang lain. Jika jihad terhenti dari perjalanannya di muka bumi, maka dinamika sejarah Islam pun terhenti. Karena itu para fuqaha menamakan jihad dengan As Sairu/sirah, yang berarti perjalanan.
Mereka mengatakan: “As Sairu dan Al Maghazi”, maksudnya kisah perjalanan dan peperangan . perjalanan jihad adalah perjalanan hidup para tokoh. Jihad itu adalah kisah-kisah para syuhada’. Sirah agama adalah kisahnya para tokoh. Dan ia adalah gerak perjuangan para tokoh dalam menegakkan agama ini. Dan ia adalah perjalanan agama ini. Kumpulan kisah itu adalah kumpulan sirah (perjalanan hidup). Sirah si Fulan, si Fulan, dan si Fulan, keseluruhannya disebut sair (kisah-kisah perjalanan). Dan “sair” mereka adalah jihad dan peperangan.
Oleh karenanya terkadang syetan masuk dalam hatimu untuk memukul dan menggoda. Dia berkata; “Apa perlumu wahai saudaraku, membuang-buang waktu bersama orang-orang Afghan? Kaum yang tak memahami aqidah, kaum yang shalat mereka tidak tenang dan khusyu’, kaum yang para pemimpin mereka saling bermusuhan dalam soal politik dan kekuasaan, kaum yang diantara mereka terdapat para pembohong dan pencuri, kaum yang hendak menghisap harta kekayaanmu”.
Kadang syetan masuk ke dalam dirimu melalui berbagai kemaslahatan dan tanggung jawab. Syetan akan berkata kepadamu : “Kenapa engkau tinggalkan negerimu. Ketahuilah masjid yang kau tinggalkan sekarang ini sedikit sekali yang memakmurkannya, perkampungan yang engkau tinggalkan menjadi sedikit jumlah orang-orang shalehnya. Madrasah, sekolah yagn kau tinggalkan telah kehilangan anak-anak didik yang pernah engkau asuh. Orang-orang telah bercerai berai dari masjidmu, maka kumpulkanlah mereka kembali yang berpisah-pisah dan satukan mereka. Keterikatan mereka hanya kepadamu, karena engkau adalah lambang keimanan dan figur pemimpin di mata mereka. Mereka akan mengikuti jejakmu dan menelusuri langkahmu.
Maka bertambahlah keraguan, kebimbangan dan kebingungan manakala bertambah kepedihan dalam perjalanan jihad. Akan tetapi tidak ada jalan keluar. Jika engkau meninggalkan bumi jihad dan kembali ke negerimu, maka engkau akan membawa gelar fasiq dari Allah.
“Maka tunggulah Allah mendatangkan keputusan-Nya dan Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang fasiq.” (QS. At-Taubah: 24)
Kita membawa gelar fasiq, meskipun engkau mengerjakan shalat di malam hari dan berpuasa di siang hari. Meski engkau mengerjakan shalat malam di negerimu dan berpuasa namun kita tetap fasiq. Setiap orang yang tidak berjihad di muka bumi sekarang ini, maka dia adalah fasiq. Meskipun dia adalah aktifis masjid, meskipun dia adalah dari golongan abid dan zahid (abid: yang selalu beribadah, zahid: yang menjauhi keduniawian).
Demi Allah, kutanyakan kepada kalian, ibadah apa, kezuhudan apa dan ghirah iman yang bagaimanaa yang ada pada mereka yang menyaksikan kehormatan dirusak, kesucian diinjak-injak, kaum muslimin dibantai, darah mereka mengalir sia-sia, batas-batas mereka halalkan, agama mereka hina dan lecehkan.
Ghirah/kecemburuan apa, agama apa, kezuhudan apa dan shalat malam apa yang ada pada mereka itu? Sesungguhnya mereka yang lari dari bumi pertempuran untuk mencurahkan waktunya buat ibadah, karena dada mereka sempir berjuang di atas jalan jihad, maka dada mereka akan bertambah sempit manakala tujuan yang paling besar lenyap dari matanya, tujuan yang diciptakan untuknya.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ (٥٦)مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ (٥٧)
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.” (QS. Adz-Dzariyat: 56-57)
Ya mungkin pengorbanan yang amat tinggi, mungkin beban tersebut sangat berat. Boleh jadi jalan yang akan kamu lalui menyusahkan, di sana sini penuh dengan onak-duri. Akan tetapi, tidak ada tempat lari dan tidak ada jalan untuk meloloskan diri, kita duduk dengan kefasikan atau engkau berjihad dengan keimanan dan engkau mencapai negeri syurga dengan jihad kita itu.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
Wallahul muwaffiq.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْعَصْرِ، إِنَّ الإِنسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ، إِلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ، أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ.اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ.رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.اَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ سَبِيْلِكَ.اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ
اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ.اَللَّهُمَّ عَذِّبْهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا وَحَسِّبْهُمْ حِسَابًا ثَقِيْلاً.رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
[1]Mereka diumpamakan seperti kayu yang tersandar, Maksudnya untuk menyatakan sifat mereka yang buruk meskipun tubuh mereka bagus-bagus dan mereka pandai berbicara, akan tetapi sebenarnya otak mereka adalah kosong tak dapat memahami kebenaran.