Khutbah Jum'at

Khutbah Jumat Edisi 383 | Nilai Edukasi Bulan Ramadhan

Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Jama’ah Ansharu Syari’ah

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ.

اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. وَقَالَ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.

وَقَالَ النَّبِيُ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه الترمذي، حديث حسن).

Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan para sahabatnya.

Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.

Ma’asyirol Muslimin Rahimani Wa Rahimukumullah…

Ibadah Puasa di bulan suci Ramadhan yang akan datang sebentar lagi bagi ummat Islam, tidak hanya dipandang sebagai sebuah kewajiban untuk menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, tapi juga perintah Puasa ternyata dalam manifestasinya mengandung hikmah, nilai dan pengajaran yang multidimensional bagi ummat Islam. Bulan Ramadhan mendidik seorang muslim yang beriman agar menjadi lebih baik disegala aspek.

Dalam aspek penggemblengan karakter misalnya, Puasa Ramadhan merupakan momentum syahrul at-tarbiyah yang berarti bulan pendidikan yang mencakup tarbiyah khuluqiyyah(akhlak mulia), tarbiyyah ruhiyyah, tarbiyah jasadiyyah, tarbiyyah jihadiyyah(daya juang tinggi) dan tarbiyah imaniyyah.

Jika puasa dilaksanakan dengan sebenarnya yakni puasa dalam arti kemampuan menahan/mengendalikan diri dari makan, minum, dan perbuatan yang membatalkan/merusak pahala puasa semenjak waktu terbit fajar sampai waktu terbenam matahari dengan niat ikhlas dan mengharapkan keridhaan Allah maka diharapkan selesai tarbiyyah puasa sebulan penuh bisa meraih dan menyandang gelar sebagai “muttaqin” sebagaimana terdapat dalam surat QS Al-Baqarah 183 yang artinya

Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Selama satu bulan kita dibina, dididik, dilatih, digembleng oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, supaya mampu mengendalikan, mengarahkan hawa nafsu kita, supaya kita sanggup mengatur waktu dengan sebaik baiknya, kapan waktunya makan, kapan waktunya minum, kapan waktunya sahur kapan waktunya berbuka, kapan waktunya bekerja, kapan waktunya beribadah, melalui ibadah puasa di bulan ramadhan.

Oleh karena itu bulan ramadhan sebagai Syahrut Tarbiyah, bulan pendidikan, bulan pembinaan. Ada beberapa pembinaan, pendidikan yang diajarkan oleh Allah kepada manusia pada bulan Ramadhan, diantaranya:

Pertama: Tarbiyah Ruhaniyah (Pendidikan Mental Spiritual)
Ramadhan adalah momentum pengelolaan jiwa tahunan (riyadhah tsanawiyah), dimana ada 3 dimensi yang dibentuk yaitu dimensi ruhiyah, fikriyah dan jasadiyah.

Dimensi ruhiyah mencakup segala hal tentang semangat dan ketaatan dalam beribadah seperti sholat, tilawah Al-quran, dzikir dan lain-lain. Kondisi ruhiyah di bulan Ramadhan dari tahun ketahun harus ditingkatkan dimana ibadah tahun ini harus lebih baik dari tahun lalu.

Ayatush shiyam (ayat-ayat tentang puasa) yang tersusun dalam satu surah Al-Baqarah dari ayat 183-187 penuh dengan taujih robbaniyah tentang peningkatan quwwatur ruh (kekuatan ruhiyah) dengan penguatan amaliah-amaliah ruhiyah khususnya di bulan Ramadhan.

Ramadhan sangat tepat kita jadikan dijadikan titik tolak (muntholaq) bagi seorang da`i untuk men-charge kembali ruhiyah sebagai bekal mengarungi dakwah di bulan-bulan berikutnya. Keberhasilan dakwah di masa-masa yang akan datang salah satunya ditentukan oleh keberhasilan da`inya dalam meningkatkan pembinaan diri (tarbiyah dzatiyah) di bulan Ramadhan ini.

Kedua: Tarbiyah Jasadiyah (Pendidikan Jasmani)
Melalui puasa, mata kita dididik agar tidak jelalatan, tak karuan, melihat yang haram, mulut kita dibina agar tidak berkata kotor, kasar, menyakiti, menyinggung, melukai orang lain, telinga kita dilatih agar tidak mendengar yang haram, perut dibimbing agar tidak makan dan minum yang haram, tangan kita dibina agar rajin berbagi, rajin bersodaqoh, kaki kita di bina agar selalu dilangkahkan ketempat pengajian, ketempat kemulyaan.

Selain itu juga dengan puasa dari segi kesehatan akan membersihkan usus-usus, memperbaiki kerja pencernaan, membersihkan tubuh dari sisa-sisa endapan makanan, mengurangi kegemukan dan menenangkan kejiwaan atas aspek materil yang ada dalam diri manusia.

Ketiga: Tarbiyah Ijtimaiyah (Pendidikan Sosial) Melalui puasa, kita dibina agar merasakan lapar dan dahaga, merasakan penderitaan orang lain, melaui puasa kita dididik untuk hidup dalam kebersamaan, kesamaan, kesatuan, cinta dan kasih sayang kepada sesama, sehingga orang-orang yang mampu dan kaya merasakan apa yang diderita oleh orang-orang fakir miskin, kaum papa dhuafa dan mau memberi dari rizki yang Allah anugrahkan kepadanya, antara lain melalui zakat fitrah, bersedekah, dengan memberi uang, memberi pertolongan, mengajak berbuka puasa kepada fakir miskin, memberi perhatian, bahkan memberi seulas senyuman. Sehingga dari sinilah di harapkan timbul rasa persaudaraan dan solidaritas social.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Keempat: Tarbiyah Khulukiyah (Pembinaan Akhlak) Melalui puasa di bulan ramadhan kita dibina, dididik, dibimbing, dilatih oleh Allah agar memiliki akhlak yang mulia dan terpuji, sabar dan jujur serta tegar terahadap segala ujian dan cobaan. Rasul Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda :

وَالصَّوْمُ نِصْفُ الصَّبْرِ

Puasa itu setengah sabar,” (HR. Tirmidzi).

Pada bulan ini umat Islam dilatih untuk bersabar melalui ibadah puasa. Menahan lapar adalah latihan sabar. Menahan dahaga adalah latihan sabar. Menahan untuk tidak berhubungan suami istri di siang hari bulan Ramadhan adalah latihan sabar. Menahan agar tidak marah adalah latihan sabar.

Ramadhan mengajarkan akhlak yang mulia dan menghilangkan akhlak tercela. Contoh saat berpuasa wajib meninggalkan dusta sebagaimana disebutkan dalam hadits,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).

Lihatlah bagaimana akibat dusta dalam puasa, seseorang tidak mendapatkan apa-apa. Puasa yang benar karena iman dan ikhlas mempunyai andil yang cukup besar dalam pembentukan akhlak terpuji bahkan dia merupakan perisai yang dapat mencegah atau menghalangi seseorang yang ingin berbuat maksiat yang berakhir pada dosa dan murka Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kelima: Tarbiyah Jihadiyah (Pembinaan Jihad)
Melalui puasa, Allah membina dan mendidik kita agar memiliki semangat jihad.
Ramadhan Bulan Jihad, Produktivitas Harus Meningkat

Tidak sedikit orang yang menjadikan puasa sebagai alasan bermalasan. Sehingga produktivitas pun turun. Padahal Ramadhan adalah bulan jihad. Memaknainya, kita harus memiliki niat dan semangat jihad. Produktifitas mestinya justru meningkat.

Mengapa Disebut Bulan Jihad

Mengapa Ramadhan disebut bulan jihad? Karena banyak jihad dan kemenangan yang diraih kaum muslimin pada bulan Ramadhan.

Menapak tilas sejarah kejayaan umat Islam yakni pada perang Badar. Ia terjadi pada bulan Ramadhan bertepatan dengan tahun diwajibkannya puasa Ramadhan, yakni tahun 2 H. 313 pasukan Islam berhasil mengalahkan 1000 pasukan kafir Quraisy yang bersenjatakan lengkap.

Kemenangan gemilang pertama yang diraih umat Islam ini kemudian menjadi penguat eksistensi kaum muslimin di Madinah dan pembuka bagi kemenangan-kemenangan Islam berikutnya. Adakah pakar militer saat itu yang bisa memprediksi bahwa Rasulullah dan para sahabatnya bisa memenangkan peperangan?

Dan kemenangan jihad ini terjadi di bulan Ramadhan!

Syaikh Abdullah Azzam dalam Tarbiyah Jihadiyah menjelaskan arti jihad. Secara bahasa jihad berarti: mencurahkan kesungguhan, mengerahkan kekuatan secara maksimal. Sedangkan menurut terminologi, kata jihad mempunyai makna: mengorbankan jiwa dan harta dalam rangka membela agama Allah dan melawan musuh-musuhnya.

Makna jihad lainnya adalah bersungguh sungguh. Bersungguh sungguh dalam bekerja, dalam beribadah. Dan bukan karena berpuasa orang lalu boleh bermalas-malasan atau tidur tiduran, namun sebaliknya harus lebih giat lagi, lebih ditingkatkan lagi, karena ganjaran orang yang melakukan kebaikan saat puasa ramadhan bahwa pahalanya akan dilipat gandakan sepuluh kali lipat oleh Allah. Karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَٱلَّذِينَ جَـٰهَدُواْ فِينَا لَنَہۡدِيَنَّہُمۡ سُبُلَنَا‌ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ (٦٩

Artinya: “dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”. (QS.Al Ankabut [29]:69).

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Sungguh bulan Ramadhan selain memiliki keutamaan dan keistimewaan adalah merupakan sarana pendidikan dan pembinaan yang luhur dan komprehensif, baik untuk pembinaan ruhiyah (spiritual), jasadiyah (jasmani), ijtima’iyah (sosial), khuluqiyah (akhlaq) dan hadloriyah (peradaban) serta jihadiyah pada diri umat Islam.

Ibaratnya sebuah lembaga pendidikan, para siswa digembleng, dididik dan dibina dengan begitu ketatnya, sehingga kelak setelah lulus dari lembaga tersebut menjadi pelajar yang berprestasi dan unggul serta berdaya guna.

Mereka di didik dengan materi yang baik, ditempa dengan pembinaan yang maksimal dan kurikulum yang jelas. Kelak mereka menjadi sosok yang bukan saja memberikan maslahat untuk dirinya namun juga bermanfaat untuk keluarga, lingkungan dan negaranya.

Mudah mudahan kita semua yang hadir disini, tidak hanya hadir badannya, jasmaninya, fisiknya saja, tetapi hadir pula hatinya, qolbunya, jiwanya ruhnya, termasuk orang yang dididik, dibina, dilatih oleh Allah melalui ibadah puasa di bulan ramadhan, sehingga kita menjadi manusia yang cerdas berkualitas, cerdas intellektualnya, cerdas spiritualnya, cerdas emosionalnya, cerdas sosialnya dan waras jasmaninya.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ. وَالّلَيْلِ اِذَا يَسْر.

وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ، أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ. رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ سَبِيْلِكَ. اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.

اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ. اَللَّهُمَّ عَذِّبْهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا وَحَسِّبْهُمْ حِسَابًا ثَقِيْلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Download file PDF :

Lihat lebih banyak

Artikel terkait

Back to top button