Oleh: Ustaz Adi Hadiyanto S.Pd
Qoid Sariyah Muslimah Markazy Jamaah Ansharu Syariah
Suami pulang ke rumah tentu dalam keadaan lelah setelah lama bekerja atau karena perjalanan. ketenangan dan kebahagiaan serta sambutan hangat dari seorang istri adalah harapan besar ketika pulang ke rumah
Akan tetapi sangat disayangkan tidak sedikit seorang istri ketika suaminya pulang, dia justru tidak ada di rumahnya, baik karena sedang bekerja, berkunjung ke tempat tetangga, bermain bersama temannya atau ia ada di rumah tetapi tidak menyambut suami dengan baik, meninggalkannya sendiri tanpa mengajaknya berbicara, menyambutnya dengan muka cemberut atau bahkan berbicara dengan hal yang tidak menyenangkan. Hal tersebut tentu saja membuat suaminya tidak senang dan merasa tidak nyaman di dalam rumah.
Alangkah mulianya seorang istri jika ia mencontoh suri tauladan dari shahabiyah Ummu Sulaim radhiyallahu ‘anha ketika menyambut suaminya.
Dikisahkan dalam sebuah hadist riwayat Imam Al Bukhari dari Annas ibnu Malik bahwa Abu Thalhah radhiyallahu’ anhu (suami Ummu Sulaim) dalam satu perjalanan yang jauh meninggalkan anak beserta istri di rumah dan telah menjadi ketetapan Allah anaknya meninggal saat ia masih dalam perjalanan.
Abu Thalhah pun pulang membawa kerinduan kepada anak dan istri. Sebagai istri yang baik Ummu Sulaim menyambut suaminya dengan luar biasa. Dia tidak langsung memberitahu suami perihal kematian anaknya, karena ia mengetahui bahwa suaminya dalam keadaan lelah sehingga tidak layak menyampaikan berita duka saat itu, bahkan seorang istri berkewajiban menyambut dengan penuh kegembiraan ketika suami pulang ke rumah.
Ummu sulaim pun menyambut suaminya dengan penuh suka cita, ia menyiapkan makanan kesukaannya dan memuaskan suaminya dimalam itu.
Abu Thalhah pun bertanya, “bagaimanakah kabar anak kita?”
Ummu Sulaim yang tak ingin membuat suaminya bersedih, akan tetapi pada saat yang sama dia juga tidak ingin berbohong, dia menjawab, “Anak kita lebih diam daripada sebelumnya.”
Sungguh luar biasa Ummu Sulaim ketika menyambut suami, dia mengetahui tidak ada hal yang paling buruk bagi seorang ayah kecuali mendengar anaknya meninggal, maka dia tidak memberitahu berita kematian anaknya kecuali setelah membuat suaminya tenang dan bahagia.
Barulah setelah itu semua, Ummu Sulaim pun menyampaikan berita sedih tersebut dengan berkata, “Bagaimana pendapatmu jika ada seseorang yang dititipi sesuatu lalu pemiliknya mengambil kembali, apakah dia akan marah?”
“Tentu tidak wahai istriku, karena ia sekedar dititipi” ucap Abu Thalhah
“Sesungguhnya anak kita telah meninggal diambil oleh pemiliknya Allah subhanahu wa ta’ala .”
Mendengar penjelasan itu Abu Thalhah pun menerima ketetapan Allah azza wa jalla dengan penuh keridhaan dan diantara penyebabnya adalah sambutan mulia seorang istri yang diberikan kepadanya.
Begitulah kisah suri tauladan yang harus dibangun di dalam rumah tangga seorang muslim, menyambut suami dengan adab yang mulia sehingga sang suami merasa senang berada di sampingnya, tenang hidup bersamanya, dan bahagia dapat menemaninya.