Artikel

RAMADAN YANG DIRINDUKAN

Oleh: Ustadz Nofa Miftahudin, S.Th.I
Qismu Dakwah Jamaah Ansharu Syariah Mudiriyah Malang

Ramadan adalah bulan yang memiliki berbagai keistimewaan. Maka tidak aneh apabila setiap hati seorang Mu’min senantiasa merindukan kedatangan bulan tersebut. Adapun kadar rindu yang dirasakan oleh setiap Mu’min tentu berbeda-beda. Semakin cinta terhadap bulan Ramadan maka semakin rindu ingin dipertemukannya.

Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa cinta dan rindu tidak bisa dipisahkan, “Ketahuilah! Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari rasa cinta, maka ia juga menepis rasa rindu. Karena rindu tidak dapat digambarkan kecuali terhadap orang atau kejadian yang dicintai”.

Seruan cinta dari Allaah Ta’aala kepada hamba-Nya untuk melaksanakan ibadah puasa. Menjadikan setiap hamba-Nya ingin melaksanakan sebaik-baiknya. Seruan cinta Allaah Ta’aala tersebut adalah :

QS Al Baqarah [2] : 183.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَععَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian supaya kalian bertaqwa.”

Sebagai bahan muhasabah pada diri kita masing-masing, apakah kita adalah hamba-Nya yang merindukan bulan Ramadan?

Setidaknya ada 5 tanda rindu kita terhadap bulan Ramadan, yaitu :

1. Menyebut-nyebutnya
Sebagai pribadi Mu’min tentu kita merindukan bulan Ramadan, salah satu di antara bukti kerinduan adalah memperbanyak menyebut bulan Ramadan.

Selaras dengan ungkapan :

من أحب أكثر من ذكره

“Barangsiapa yang mencintai, pasti akan banyak menyebut-nyebut/mengingat”

Kemudian bagaimana aplikasinya? Tentu bukan dengan teriak-teriak “Ramadan… Ramadan… Ramadan!…” Di jalan raya, pasar dsb. Tentu bukan demikian, namun dengan memperbanyak doa.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, disebutkan Rasulullaah Shallallahu alaihi wa Sallam membaca kalimat yang dibaca saat Ramadan datang yang lafalnya sebagai berikut:

أللهمَّ سَلِّمْنِي مِنْ رَمَضَانَ، وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي، وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلًا

Artinya: “Yaa Allaah, sampaikan aku [dengan selamat menuju bulan] Ramadan. Sampaikanlah Ramadan kepadaku, serta terimalah bulan Ramadan tersebut dari kami.”

2. Berharap ingin ketemu
Benarkah kita sungguh rindu dengan Ramadan? Ataukah kita justru galau ketika Ramadan datang. Menuduh Ramadan sebagai biang penyebab kemalangan, kesialan, kerugian dll? _Na’uudzubillaah min dzaalik_.

Apabila kita termasuk yang mengharap kedatangan Ramadan, maka itu bagian dari bentuk rindu.

3. Merasakan hawa kehadirannya
Tidak dapat dipungkiri lagi, di antara kita pernah merasakan hawa tersebut. Apalagi Ramadan sudah mulai dekat. Hawa ini hanya dirasakan oleh para perindu Ramadan. Dengan apresiasi kerinduan yang berbeda-beda. Lebih-lebih saat melaksanakan ibadah di bulan Ramadan.

4. Mempersiapkan kedatangannya dengan program spesial
Sudah sunatullaah, orang yang merindukan sesuatu maka dia akan mempersiapkan aktifitas, jadwal dan segala hal yang terbaik untuk menyambut kehadirannya. Begitu pula dengan rindu bulan Ramadan, maka dia akan menyiapkan program spesial untuk menyongsong dan mengisi Ramadan.

Pertanyaannya, sudahkah kita menyiapkan program spesial untuk Bulan Ramadan?. Apalagi kita sudah berada di Bulan Ramadan. Bila sudah menyiapkan maka mari kita evaluasi dan ditingkatkan. Namun apabila belum menyiapkan mari kita susun program spesial untuk Bulan Ramadan dengan aneka amal shalih. Mulai dari memprogram amalan hati, amalan lisan dan perbuatan. Sehingga tidak ada waktu kecuali aktivitas yang bernilai ibadah.

Mumpung masih ada waktu pada bulan Ramadan ini, mari kita pacu semangat untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 148 yang bunyinya,

… فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

5. Ingin berlama-lama tidak ingin berpisah
Sebuah tradisi para perindu Ramadan adalah tidak ingin berpisah. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam dan Para Sahabat bersedih ketika Ramadan akan pergi. Meskipun perpisahan itu pasti terjadi. Sehingga yang dialami dan dirasakan saat berpisah dengan Ramadan adalah kesedihan bukan malah sorak-sorak atas kepergian Ramadan. Kerena merasa terbebani, merasa terkekang dsb.

Semoga 5 tanda kerinduan terhadap Ramadan itu melekat pada diri kita semua. Semoga Allah Ta’ala menerima ibadah dan do’a kita semua aamiin yaa Robb.

Lihat lebih banyak

Artikel terkait

Back to top button