Terima Kasih Saudaraku, Atas Amar Ma’ruf Mahi Munkar Kalian
Budi Eko Prasetiya
Amir Jamaah Ansharu Syariah Majemuah Jember
Tak jarang kita jumpai saudara-saudara kita kaum muslimin disematkan tuduhan yang buruk berupa intoleran dan anarkis karena mereka istiqomah mengajak kebaikan dan mencegah keburukan (amar ma’ruf nahi munkar) di momen akhir tahun.
Padahal, amar ma’ruf nahi munkar adalah salah satu ibadah yang menjadi hak setiap muslim dan setiap muslim di NKRI berhak menjalankan ibadahnya karena mendapat jaminan oleh konstitusi negara UUD 1945.
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah,” (QS Ali Imran: 110).
Amar ma’ruf nahi munkar inilah ciri umat terbaik yang harus ditumbuhkan dan tidak boleh dilalaikan. Perbuatan mulia yang setiap muslim, baik secara individu maupun berjamaah berupaya menjalankannya.
Mulai dari hal yang kecil dan sederhana hingga ke lingkup yang lebih meluas di tingkat masyarakat hingga negara. Mengajak sholat berjamaah di masjid, mengajak menjaga kebersihan dan keamanan di lingkungan, mengajak wanita muslimah agar menutup aurat itu salah satu dari sekian contoh beramar ma’ruf.
Pun demikian, melarang berbicara kotor, mencegah perjudian, menjauhkan generasi muda dari miras dan pergaulan bebas adalah beberapa contoh bernahi munkar. Termasuk yang rutin dilakukan oleh sebagian saudara muslim kita setiap pergantian tahun, yaitu sosialiasi fatwa MUI no 56 tahun 2016 tentang larangan memakai atribut dan mengikui perayaan agama lain.
“Dari Abu Sa’id Al Khudry -radhiyallahu ‘anhu- berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,
“Barang siapa di antara kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan tangannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah,” (HR. Muslim no. 49).
Apabila kita mau belajar dan memahami pentingnya amar ma’ruf nahi munkar ini, niscaya lingkungan sekitar kita akan berlimpah keberkahan. Kita juga memahami bahwa sesungguhnya setiap potensi umat ini saling menguatkan, bukan melemahkan. Sungguh tidak semua upaya perbaikan bisa diselesaikan dengan kelemah lembutan saja, ada kalanya dengan ketegasan bahkan pun dengan tindakan keras.
Hikmah beramar ma’ruf nahi munkar
Amar ma’ruf nahi munkar merupakan bentuk peringatan yang bermanfaat bagi seluruh umat manusia secara umum, dan para pelaku maksiat secara khusus.
Seorang muslim sejati, adalah orang yang menyukai kebaikan ada pada saudaranya seiman, sebagaimana dia menyukai hal itu ada pada dirinya. Sehingga, dia bersungguh-sungguh untuk mengajak saudaranya seiman untuk menggapai pahala dan menjauhi dosa.
Ganjaran bagi yang beramar Ma’ruf Nahi Mungkar
Allah mengabarkan bagi mereka yang beramar Ma’ruf Nahi Munkar ini akan pertolongan-Nya dari laknat yang telah menimpa Ashâbul Sabt sebagaimana yang difirmankan-Nya :
فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖٓ اَنْجَيْنَا الَّذِيْنَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوْۤءِ وَاَخَذْنَا الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا بِعَذَابٍۢ بَـِٔيْسٍۢ بِمَا كَانُوْا يَفْسُقُوْنَ
“Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka kami menyelamatkan orang-orang yang mencegah perbuatan jahat dan kami timpakan kepada orang yang berbuat dzalim siksaan yang keras disebabkan mereka selalu berbuat fasik,” (Al-a’raf/7 :165).
Syaikh as-Sa’di berkata,
“Ini adalah sunnatullah (hukum Allah Azza wa Jalla ) bagi para hamba-Nya, bahwa orang-orang yang memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang kemungkaran akan selamat ketika musibah menimpa,” (Taisîrul Karîm ar-Rahmân hlm. 307).
Akibat tidak melakukan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
1. Turunnya azab Allah
Telah disebutkan dalam hadits Abu Bakr Radhiyallahu anhu. Beliau berkata: _“Sungguh, kami pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إنَّ النَّاسَ إذا رأَوُا الظَّالمَ فلم يأخُذوا على يدَيْه أوشك أن يعُمَّهم اللهُ بعقابٍ
“Sesungguhnya jika manusia melihat seseorang melakukan kezhaliman, kemudian mereka tidak mencegah orang itu, maka Allah akan meratakan adzab kepada mereka semua,” (HR Abu Dâwud).
2. Doa tidak dikabulkan
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنْ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوْشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْ عِنْدِهِ ثُمَّ لَتَدْعُنَّهُ فَلاَ يَسْتَجِيْبُ لَكُمْ
“Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, hendaknya kalian betul-betul melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar atau (jika kalian tidak melaksanakan hal itu) maka sungguh Allah akan mengirim kepada kalian siksa dari-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya (agar supaya dihindarkan dari siksa tersebut) akan tetapi Allah Azza wa Jalla tidak mengabulkan do’a kalian,” (HR Ahmad dan at-Tirmidzi).
3. Mendapatkan laknat dari Allah Azza wa Jalla
Hal tersebut telah terjadi pada umat sebelum umat ini yaitu Bani Isra’il, sebagaimana telah disebutkan dalam firman Allah Azza wa Jalla :
لُعِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ عَلٰى لِسَانِ دَاوٗدَ وَعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۗذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ كَانُوْا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُّنْكَرٍ فَعَلُوْهُۗ لَبِئْسَ مَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَ
“Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat dengan lisan Dâwud dan Isa putera Maryam. Hal itu disebabkan mereka durhaka dan selalu melampauhi batas. Mereka satu sama lain senantiasa tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat, sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu,” (al-Mâidah/5:78-79).
Semoga tulisan ini bisa menambah wawasan dan membuka pemahaman kita tentang keutamaan beramar ma’ruf nahi munkar. Terima kasih saudaraku seiman, atas keistiqomahan kalian beramar ma’ruf nahi munkar.
Siapapun kalian, apapun latar belakang madzhab dan ormas kalian, selama kita bertuhan yang sama, Allahu Ahad dan mengikuti qudwah Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam, kalian adalah saudara kami dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada kalian.
Semangat dan ketabahanmu di jalan ini, telah membuktikan besarnya cintamu kepada agama dan kami, saudara seimanmu. Cibiran dan makian yang sering kalian terima makin membuat kami yakin betapa kami, masyarakat dan bangsa ini butuh kehadiran kalian, butuh aksi nyata kalian.
Amar ma’ruf nahi munkar yang kalian lakukan menjadikan kita semua terjaga dalam keberkahan dan dijauhkan dari bencana dan azab. Amar ma’ruf nahi munkar yang kalian lakukan adalah sebab utama negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghaffur.