Khutbah Jum'at
Trending

Kekhawatiran Rasulullah Atas Fitnah Pemimpin Yang Menyesatkan

Materi Khutbah Jum'at Edisi 257

(Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Markaziyah Jamaah Ansharu Syariah)

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ.

اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. وَقَالَ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.

وَقَالَ النَّبِيُ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه الترمذي، حديث حسن).

Jamaah Jum’at  hamba Allah yang  dirahmati Allah SWT.

Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.

Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.

Ma’asyirol Muslimin Rahimani Wa Rahimukumullah

Ada beberapa dalil yang menggambarkan kekhawatiran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam atas fitnah pemimpin yang menyesatkan.

Hadits-Hadits Tentang Pemimpin Yang Menyesatkan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam seorang nabi yang penuh rahmat telah memberikan peringatan kepada umatnya dari fitnah pemimpin yang menyesatkan ini dalam beberapa hadits, diantaranya adalah;

  1. Hadits Tsaubân maula Rasûlullâh yang diriwayatkan Imam Abu Daud dalam sunannya no. 4252 dan at-Tirmidzi dalam sunannya no. 2229 , Beliau berkata:

 إِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ

Yang aku takuti atas umatku hanyalah para pemimpin yang menyesatkan.[Hadits ini dishahihkan Syaikh al-Albâni  dalam Shahih Abu Dawud]

  1. Hadits an-Nuwwâz bin Sam’ân Radhiyallahu anhu yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya no. 2937. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

 غَيْرُ الدَّجَّالِ أَخْوَفُنِي عَلَيْكُمْ ، إِنْ يَخْرُجْ وَأَنَا فِيكُمْ ، فَأَنَا حَجِيجُهُ دُونَكُمْ ، وَإِنْ يَخْرُجْ وَلَسْتُ فِيكُمْ ، فَامْرُؤٌ حَجِيجُ نَفْسِهِ ، وَاللهُ خَلِيفَتِي عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

Selain Dajjâl  yang paling aku takuti atas kalian, apabila keluar dalam keadaan aku hidup diantara kalian maka Aku lah penghalangnya dari kalian dan bila keluar dalam keadaan Aku sudah tidak ada, maka seorang menjadi pelindung dirinya sendiri dan Allâh  adalah khalifahku atas setiap Muslim. Imam an-Nawawi rahimahullah berkata dalam Syarh Shahih Muslim: Adapun pengertian hadits ini, maka terdapat beberapa pengertian dan yang paling benar bahwa ini termasuk dalam Uslub Af’al at-Tafdhil dan pengertiannya selain Dajjâl  yang paling aku takuti atas kalian.

Pengertian Hadits ini ada tiga kemungkinan, seperti dijelaskan Imam an-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim: Hal-hal yang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam takutkan atas umatnya dan yang paling berhak ditakuti adalah para pemimpin yang menyesatkan. Selain Dajjâl yang paling membuat Aku takut atas kalian adalah para pemimpin yang menyesatkan Ketakutan kepada selain Dajjâl yang paling menakutkan aku atas kalian adalah pemimpin yang menyesatkan. Sehingga pengertian hadits ini adalah para pemimpin yang menyesatkan termasuk yang paling Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam takutkan atas umatnya sehingga mereka lebih dikhawatirkan  menurut Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam atas umatnya dari Dajjâl.

Sedangkan Ibnul ‘Arabi menyatakan: Ini tidak menafikan hadits yang menyatakan bahwa tidak ada fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjâl ; karena sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wa salam di sini: (selain Dajjâl) hanyalah disampaikan kepada para Sahabatnya, karena yang Beliau takutkan atas mereka lebih dekat dari Dajjâl , sehingga yang dekat dan pasti akan terjadi bagi yang ditakutkan menjadikan ketakutan lebih hebat dari yang jauh yang diperkirakan terjadinya walaupun lebih hebat. [Faidhul Qadîr 4/535].

Siapakah Al-A`immah Al-Mudhillûn  Itu?

Begitu bahayanya para pemimpin yang menyesatkan ini, sehingga Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam mensifatinya dengan menyesatkan. al-A`immah al-Mudhillûn  berasal dari bahasa Arab yang tersusun dari dua Kosa kata yaitu al-A`immah dan al-Mudhillûn . Kata al-A`immah adalah bentuk plural dari kata al-Imâm yang berarti yang diikuti oleh sebuah kaum dan pemimpin mereka serta orang yang mengajak mereka untuk mengikuti sebuah perkataan atau perbuatan atau keyakinan. (lihat Mirqâtul Mafâtîh Syarh Misykât al-Mashâbîh 8/3389). Sedangkan kata al-Mudhillûn adalah bentuk plural dari al-Mudhil yang berarti menyesatkan atau mengajak kepada kesesatan.

Ada juga ulama yang menyatakan : al-Imâm adalah orang yang dicontoh dan diikuti dalam perkataan dan perbuatannya, baik sesat atau tidak sesat. Hal ini ditakutkan atas umat ini karena ia diikuti oleh orang lalu menyesatkan orang banyak dengan kesesatannya. Ada juga yang menyatakan: Yang diinginkan adalah orang yang diikuti sehingga mencakup para ulama, karena kesesatan mereka menjadi sebab kesesatan orang jahil. [at-Tanwîr Syarh al-Jâmi’ ash-Shaghîr 4/174] Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: al-A`immah al-Mudhillûn  adalah para penguasa [Majmu’ al-Fatâwâ 1/355].

Dengan demikian yang dimaksud dengan al-A`immah al-Mudhillûn  (para pemimpin yang menyesatkan) adalah para pemimpin yang diikuti yang menyesatkan orang dari jalan Allâh, sehingga masuk dalam hal ini para penguasa yang rusak, Ulama fajir dan ahli ibadah yang bodoh. Sebagaimana ada pada ahli kitab ulama yang fajir yang menghalangi manusia dari jalan Allâh  dan menyesatkan mereka. Seperti yang dijelaskan di dalam Quran surat At-Taubah/9:34.

Syaikh Ibnu Utsaimîn rahimahullah berkata: al-A`immah al-Mudhillîn  (para pemimpin yang menyesatkan) adalah para pemimpin keburukan. Yang dimaksud dalam sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam : (Para pemimpin yang menyesatkan) adalah orang-orang yang memimpin manusia dengan nama syariat dan yang memaksa manusia dengan kekuatan dan kekuasaanya, sehingga meliputi penguasa yang rusak dan ulama yang menyesatkan.

Merekalah yang mengaku-ngaku ajaran mereka adalah syariat Allâh  dan mereka sangat besar permusuhannya kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala . [al-Qaulul Mufîd ‘Ala Kitâb at-Tauhîd 1/365].

Fitnah pemimpin yang menyesatkan lebih dikhawatirkan Rasululloh dari fitnah dajjal. Masalahnya adalah apa yang membuat fitnah para pemimpin yang menyesatkan ini lebih besar dan lebih ditakutkan atas umat ini dari fitnah Dajjâl ? Hal ini karena Dajjâl  memiliki tanda yang menjadikannya dikenal oleh setiap Muslim, Dajjâl  itu buta sebelah dan tertulis diantara dua matanya KAFIR yang terbaca oleh orang yang bisa menulis atau buta huruf. Sehingga bahaya Dajjâl  dan fitnahnya walaupun sangat besar, namun tampak dan dikenal dengan mudah oleh kaum Mukminîn.

Sedangkan kaum munafikin maka madharatnya lebih besar dan bahayanya juga lebih; karena mereka merusak manusia atas nama agama dan berbicara atas nama agama sehingga manusia terpedaya dan tertipu serta terpengaruh. Kemudian mengekor mereka dengan keyakinan mereka berada di atas kebenaran. Hal ini mebuat kaum Muslimin terjerumus dalam kebingungan dan kegelapan. Oleh karena itu kerusakan akibat pemimpin sesat baik Umara` maupun Ulamanya terhadap agama kaum Muslimin sangat besar sekali.

Para penguasa yang jahat merusak dan melawan syariat dengan politik jahatnya serta mendahulukan kepentingannya atas hukum Allâh Azza wa Jalla dan Rasûl-Nya. Sedangkan ulama suu’ (ulama jahat) adalah ulama yang keluar dari syariat dengan pemikiran dan logika rusak yang berisi penghalalan yang Allâh Azza wa Jalla dan Rasûl-Nya haramkan dan mengharamkan yang diperbolehkan. Mereka menetapkan semua yang Allâh Azza wa Jalla dan Rasûl-Nya hilangkan dan menghilangkan yang ditetapkan dan semisalnya.

Adapun para ahli ibadah, mereka adalah orang-orang bodoh sufi  yang menentang hakikat iman dan syariat dengan perasaan dan khayalan serta mimpi-mimpi batil yang berisi pensyariatan yang tidak diizinkan Allâh Azza wa Jalla dan menghilangkan ajaran yang disyariatkan melalui lisan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam serta mengganti hakikat iman dengan tipuan syaitan dan keinginan nafsu. [diadaptasi dari Syarah Aqidah ath-Thahâwiyah, tahqiq al-Arnâuth 1/235].

Cara Mereka Menyesatkan Diantara cara mereka menyesatkan umat ini adalah:

  1. Tidak mau mengamalkan ilmu

Para ulama adalah teladan, apabila mereka tidak mengamalkan ilmunya atau amalannya menyelisihi ilmunya, maka orang akan meneladani amalan mereka, karena dalil amal lebih kuat dari dalil ucapan. Oleh karena itu ada ungkapan: Amalan seorang pada seribu orang lebih kuat dari ucapan seribu orang untuk seorang. Ulama adalah pemimpin dan orang-orang mengikuti mereka, apabila yang diikuti sesat maka akan sesat juga yang mengikutinya. Ibnul Qayyim rahimahullah pernah berkata: Ulama suû’ duduk di pintu Surga mengajak manusia ke Surga dengan perkataan mereka dan mengajak mereka ke Neraka dengan perbuatan mereka. Setiap kali ucapannya berkata kepada manusia:

Kemarilah! maka perbuatannya berkata: Jangan dengarkan mereka, seandainya ajakan mereka tersebut benar maka pastilah mereka orang pertama yang melakukannya. Mereka ini berbentuk pemberi petunjuk dan pada hakekatnya perampok. [al-Fawâ`id 1/61]. Jelaslah apabila ulama rusak maka banyak orang sesat dengan sebab kerusakan mereka, sehingga ulama itu seperti perahu di lautan, apabila tenggelam maka tenggelam juga semua yang ada di dalam perahu tersebut.

  1. Mendiamkan kebatilan

Bila seorang ulama melihat kebatilan atau kemungkaran berkembang dan tersebar namun dia diam tidak mengingkarinya, maka orang bodoh akan menyangka itu bukan sebuah kebatilan dan bukan sebuah kemungkaran; karena dalam benak orang awam akan muncul pengertian seandainya itu mungkar dan batil tentulah para ulama mengingkarinya atau paling tidak menjelaskannya.

Diamnya orang alim ini bisa merancukan pemahaman orang dan membantu tersebarnya kebatilan dan kemungkaran serta kerusakan; Juga melemahkan kebenaran dan keadilan. Bahaya mendiamkan kebatilan ini dijelaskan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam dalam sabda Beliau: “Demi Allâh  yang jiwaku ada di tangan-Nya, Perintahkanlah yang ma’ruf dan cegahlah kemungkaran atau Allâh akan segera mengirimkan hukumannya atas kalian kemudian kalian berdoa kepadanya lalu tidak diijabahi.” [HR at-Tirmidzi no. 2169 dan dishahihkan al-Albâni  dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi].

  1. Menghiasi kebatilan

Ini termasuk sarana yang membuat kaum Muslimin sesat. Ketika para ulama berbicara dan menghiasi kebatilan dengan ungkapan yang indah dan mengatasnamakan agama, maka akan banyak orang yang mengikuti mereka dalam kesesatan tersebut. Ini sebuah realita yang banyak terjadi di zaman ini. Semoga Allâh Subhanahu wa Ta’ala melindungi kita semua dari para pemimpin yang menyesatkan dan diselamatkan dari kesesatan mereka. Wabillahittaufiq. Wallahu A’lam.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْعَصْرِ، إِنَّ الإِنسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ، إِلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ، أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ. رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ سَبِيْلِكَ. اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.

اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ. اَللَّهُمَّ عَذِّبْهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا وَحَسِّبْهُمْ حِسَابًا ثَقِيْلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Download Berkas Khutbah Jum’at Edisi 257
pdf

Lihat lebih banyak

Artikel terkait

Back to top button