Jamaah Ansharu Syariah Gelar Diskusi ‘Dunia Islam Kontemporer’, Pizaro Gozali Soroti Tantangan Umat Islam
SUKOHARJO (ansharusyariah.com)– Jamaah Ansharu Syariah menggelar diskusi bertema ‘Dunia Islam Kontemporer’ secara daring melalui Zoom Meeting pada Senin pagi (16/09/2024). Acara ini menghadirkan pemateri Pizaro Gozali, MA, seorang penulis dan pengamat politik internasional, yang membahas berbagai isu terkini yang dihadapi oleh umat Islam.
Dalam pemaparannya, Pizaro menyoroti kondisi gerakan Islam saat ini yang meskipun jumlahnya besar, belum mampu memberikan pengaruh signifikan dalam kebijakan politik.
“Jumlahnya banyak, tapi belum banyak mempengaruhi kebijakan. Suara umat Islam kerap hanya dimanfaatkan demi kepentingan politik, layaknya mendorong mobil mogok,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti lemahnya partai-partai Islam dalam mendapatkan dukungan luas serta belum munculnya tokoh yang mampu mempersatukan berbagai gerakan Islam di Indonesia.
“Partai Islam belum bisa mendapatkan dukungan luas, dan belum ada tokoh yang bisa menjadi perekat semua gerakan,” jelasnya. Menurutnya, umat Islam juga masih sering terpecah belah oleh isu-isu perbedaan dalam kelompok, khilafiyah, dan metode gerakan.
Selain itu, Pizaro mengangkat isu hoaks yang masih marak di kalangan masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Katadata Insight Center 2020, antara 30% hingga 60% orang Indonesia terpapar hoaks saat mengakses internet, sementara hanya 21% hingga 36% yang mampu mengenali informasi palsu tersebut.
“Kebanyakan hoaks yang ditemukan terkait isu politik, kesehatan, dan agama,” tambah Pizaro.
Lebih jauh, ia juga memaparkan kondisi ibadah umat Islam yang masih memprihatinkan. Berdasarkan survei Indonesian Muslim Report 2019 oleh Alvara Research Center, mayoritas muslim Indonesia (61%) belum melaksanakan salat wajib lima waktu.
“Hanya 2% yang selalu salat lima waktu dan berjamaah,” ujar Pizaro, menyoroti tantangan dakwah di tengah kondisi umat yang masih memerlukan pembinaan.
Diskusi ini diharapkan mampu menjadi wadah refleksi bagi umat Islam untuk memperkuat gerakan yang lebih solid dan berpengaruh, serta meningkatkan kualitas ibadah dan ketahanan dalam menghadapi tantangan kontemporer.
Reporter: Bahri