Khutbah Jum'at
Trending

Kapankah Penyiksaan Musuh Allah Terhadap Kaum Muslimin Akan Berakhir ?)

Materi Khutbah Jum'at Edisi 261

(Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Markaziyah Jamaah Ansharu Syariah)

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ.

اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. وَقَالَ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.

وَقَالَ النَّبِيُ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه الترمذي، حديث حسن).

Jamaah Jum’at  hamba Allah yang  dirahmati Allah SWT.

Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.

Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.

Ma’asyirol Muslimin Rahimani Wa Rahimukumullah

Musuh-musuh Allah itu memerangi dakwah Allah dengan cara memerangi para pendukungnya, dengan berbagai usaha, tipu daya dan penyiksaan yang terus menerus dan berulang-ulang untuk  memalingkan mereka dari dakwah, kadang-kadang dengan bujuk rayu, umpan-umpan yang enak, janji manis penuh tipu daya.

Kadang pula berupa ancaman, gertakan dan penyiksaan dan tindakan kejam. Mereka tidak berhenti berbuat demikian sampai para pendukung dakwah meninggalkan dakwah mereka dan orang-orang mukmin meninggalkan dakwah, amar ma’ruf dan nahi munkar, mengikuti aqidah musuh-musuh Allah, mengikuti cara hidup mereka yang sekuler/liberal dan menyokong kebathilan mereka.

Allah Subhanallahu Wa Ta’ala berfirman:

وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا ۚ وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.. (QS. Al-Baqarah: 217).

Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti(mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir.(QS. Al-Mumtahanah: 2).

Penyiksaan yang dilakukan oleh musuh-musuh Allah karena masalah aqidah dan memperjuangkan tegaknya agama Allah tidak akan berhenti selama penganut aqidah itu tidak mau meninggalkan aqidahnya atau sekurang-kurangnya goyah dengan pegangan aqidahnya dan tidak melakukan kegiatan dakwah/ nahi munkar atau menghentikan gerakan aqidah dan dakwahnya.

Dan permusuhan ini bukanlah merupakan permusuhan pribadi dan bukan pula bertujuan duniawi semata, karena mereka pernah menawarkan kepada Rasulullah tentang kerajaan (kekuasaan) dan harta, lalu Rasulullah menolaknya dengan penuh kemuliaan orang-orang yang beriman, kekuatan tekad, berpegang teguh dengan aqidah dan bekerja untuknya, walaupun sikap yang tegas itu akan membawa kebinasaannya, dan Rasulullah telah bersabda dengan tegas menyikapi tawaran dari pembesar Quroisy, termasuk para pamannya.

Utbah menghampiri Rasulullah . Katanya, ”Wahai anak saudaraku, jika engkau menginginkan harta kekayaan sebagai pengganti apa yang engkau bawa ini (Islam), maka kami siap menghimpun harta kami untukmu. Jika engkau ingin kedudukan, maka kami akan mengangkatmu sebagai pemimpin kami. Jika engkau ingin kerajaan, maka kami siap mengangkatmu sebagai raja kami.”

Rasulullah pun menegaskan kepada Utbah, ”Wahai pamanku, demi Allah, andaikan mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, agar aku meninggalkan agama ini, hingga Allah memenangkannya atau aku ikut binasa karenanya, maka aku tidak akan meninggalkannya.”

Para pendukung dakwah Islam dan penganut aqidah Islam, tidak akan meninggalkan aqidah dan dakwahnya. Mereka tidak akan berhenti melaksanakan tugas-tugas dakwah amar ma’ruf nahi munkar, dan tidak akan meninggalkan perjuangan menegakkan syariat Islam dikarenakan adanya rintangan, gangguan dan penyiksaan yang menimpa mereka.

Dakwah yang benar tidak mungkin tegak di atas dispensasi dan tidak boleh dijualbelikan dengan harga murah. Akan tetapi mesti dibangun di atas ketetapan yang pasti dan orang-orang yang mempunyai ketangkasan, tekad baja, tidak menyerah kepada musuh. Oleh karena itu telah menjadi Sunnatullah dalam dakwah untuk membedakan dan membersihkan serta mensucikan kaum mukminin.

Allah berfirman:

“Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: “Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nya-lah kembali (kita)”.” (QS. Asy-Syuro: 15).

Para pemimpin dan pendukung dakwah harus mengetahui bahwa jalan dakwah tidak ditaburi bunga-bunga yang harum baunya. Mereka harus bertekad kuat untuk bersabar dan mempertahankan aqidah. Semestinya mereka tenang dan percaya kepada pertolongan Allah dan dukungan-Nya kepada mereka.

Pada akhirnya, musuh-musuh itu tidak memerangi pribadi-pribadi para pendukung dakwah, tidak memerangi tubuh-tubuh mereka yang lemah, yang menjadi sasaran siksaan, gangguan, senjata dan tali gantungan mereka, tetapi musuh-musuh itu hanyalah memusuhi Allah dan dakwah Islam.

Umat Islam tidak berangan-angan berhadapan dengan musuh, tidak mencari musuh, tidak membangkitkan kemarahan musuh dan tidak suka memberi alasan untuk membenarkan musuh membuat permusuhan kepada kami.

Jika musuh-musuh itu enggan menerima yang demikian, bahkan sebaliknya mereka hendak mengganggu dan menyiksa kami, maka itu berarti mereka menunjukkan permusuhan terhadap dakwah, dan kami tidak dapat berbuat apa-apa kecuali bersabar menanggung dan mengharap pertolongan Allah. Tetapi perlu dicamkan baik-baik, kami tidak akan melalaikan dan mengurangi volume dakwah menegakkan syariat Islam.

“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.”  (QS. Ali-Imron: 146)

Penyiksaan di Dalam Perjalanan Dakwah dan hikmahnya

Dengan sekilas pandang banyak orang menyangka bahwa ujian yang mengandung berbagai bentuk penyiksaan, penindasan, penekanan, dan bencana, membahayakan dakwah dan merintanginya, bahkan boleh jadi akan menghabisinya.

Sangkaan seperti itu semakin kuat apabila ujian dan cobaan itu terjadi terus-menerus sepanjang masa dan tidak nampak tanda-tanda berkurangnya atau hapus seluruhnya, serta tidak memperoleh keuntungan dakwah yang jelas, lalu mereka berkata: “Kemana perginya pendukung-pendukung dakwah yang banyak itu? Mana dia lambang-lambang dan spanduk yang dulu terpampang dimana-mana? Mana dia kantor-kantor, rumah-rumah dan lembaga-lembaga yang dahulunya telah memainkan peranan di masyarakat?

Kenyataan lahiriyah memang menunjukkan bahwa dengan hapusnya segala persoalan tersebut, adalah merupakan kerugian besar dan menjadi bahaya besar yang menimpa dakwah dan para pendukungnya. Ini menurut ukuran kebendaan, tetapi pada hakikatnya dalam dunia dakwah dan aqidah serta dalam ukuran Rabbani(Ketuhanan) justru sebaliknya.

Hadirin yang dirahmati Allah

Diantara hikmah atas bahaya yang menimpa dakwah dan para pendukungnya dalam ujian dan cobaan ini, terdapat mutiara tersembunyi berupa kebaikan dan keuntungan antara lain:

  1. Betapa banyak pendukung dakwah yang telah syahid di tangan musuh-musuh Islam, baik syahid dalam penyiksaan atau di tiang gantungan. Mereka adalah orang-orang terpilih dan merupakan pemimpin-pemimpin dakwah yang tinggi derajat dan nilainya di dalam perjuangan dakwah menegakkan Islam.Pada lahiriahnya ini merupakan kerugian besar bagi dakwah dikarenakan hilangnya mereka dari arena dakwah. Namun pada hakikatnya, syahidnya seseorang di jalan dakwah dan dalam mempertahankan tujuannya menunjukkan ketinggian dakwah dan mulianya tujuan dakwah, serta merupakan pengorbanan dalam jalan aqidah.

    Syahidnya seseorang memberi kesan dan pengaruh yang besar dalam jiwa, bahkan jauh lebih bermakna daripada nasihat seratus penasihat. Ini merupakan bekal dan bahan bakar yang akan menyalakan iman dan semangat generasi sekarang dan yang akan datang untuk kebangkitan Islam.

  2. Diantara bentuk ujian yang secara lahiriah kelihatan berbahaya ialah banyaknya manusia yang berpaling dari kerja dakwah. Mereka yang tadinya melibatkan diri dengan aktivitas dakwah, kemudian mereka berpaling meninggalkan dakwah. Pada lahiriahnya barisan dakwah telah berkurang, dakwah telah kehilangan banyak dari pendukungnya, yang mengakibatkan usaha-usaha dakwah juga berkurang.Tetapi pada hakikatnya barisan dakwah justru semakin kuat dan teguh serta semakin bersih dari titik-titik kelemahan. Selain dari itu Allah menggantikan yang hilang itu dengan sekian banyak kader-kader lain yang lebih mulia dari mereka, dan itulah sunnatullah.

Allah berfirman: “Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar.”(QS. Ali-Imron: 179).

Dan dalam ayat yang lainnya. “Dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini.” (QS. Muhammad:38)

Allah berfirman: “Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya”. (QS. Ash-Shaf: 8).

Demikianlah ujian dan bencana yang menimpa Ulama dan umat Islam sebagai sunnatullah dan undang-undang ketetapan Allah yang telah, sedang, dan akan berlaku selama ada dakwah dan para dai. Ujian dan cobaan itu pada lahiriahnya berupa bencana, akan tetapi dibalik itu semua terkandung kebaikan yang berupa nikmat dan karunia.

Tidak ada yang dikehendaki Allah kecuali kebaikan untuk dakwah dan para pendukungnya. Jadi bencana-bencana itu bukan merupakan saat-saat kematian atau pukulan maut, akan tetapi merupakan masa-masa yang dapat menghidupkan kekuatan, dan mendorong dakwah agar berjalan dengan penuh kekuatan.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْعَصْرِ، إِنَّ الإِنسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ، إِلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ، أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ. رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ سَبِيْلِكَ. اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.

اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ. اَللَّهُمَّ عَذِّبْهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا وَحَسِّبْهُمْ حِسَابًا ثَقِيْلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Download Berkas Khutbah Jum’at Edisi 262
pdf

Lihat lebih banyak

Artikel terkait

Back to top button