
Khutbah Idul Adha 1441 Hijriah
Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Jama’ah Ansharu Syari’ah
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ .يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd. (artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar, segala puji bagi-Nya).
Amma ba’du…
Ma’asyiral muslimin jama’ah shalat ‘Ied yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allah Ta’ala,
Kita bersyukur pada Allah atas nikmat dan karunia yang telah Allah berikan pada kita. Allah masih memberikan kita nikmat sehat, umur panjang serta kesempatan untuk menghadiri shalat Idul Adha di tengah pandemi covid-19 pada tahun ini. Mudah-mudahan wabah virus corona dan dampaknya segera berakhir dan semoga kita dapat bersabar atas musibah ini serta mensyukuri nikmat-nikmat yang ada dengan meningkatkan ketakwaan pada Allah Ta’ala.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar, Nabi agung, Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai panutan dan suri tauladan kita, begitu pula pada keluarga dan sahabatnya serta yang mengikuti beliau dengan baik hingga akhir zaman.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin rahimanii wa rahimakumullah,
Momen peringatan Idul adha tidak dapat kita pisahkan dari sosok kekasih Allah sekaligus Nabi pilihan Allah yang diberi gelar ulul azmi karena keteguhan dan kesabarannya yaitu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Karenanya, mari kita gunakan kesempatan baik ini untuk mentadaburinya, melakukan refleksi atasnya, dan meneladaninya. Diantaranya keteladanan beliau didalam berdoa kepada Allah Ta’ala. Dan ada pelajaran berharga dari doa Nabi Ibrahim yang bisa kita jadikan pedoman hidup kita.
Arti Doa / Do’a
Doa merupakan suatu permohonan atau permintaan yang bersifat baik terhadap Allah subhanahu wa ta’ala, seperti meminta kesehatan, keselamatan, rezki yang halal dan ketabahan dalam menjalani kehidupan. Sebaiknya kita semua meminta atau berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala setiap waktu, setiap saat, kapanpun dan dimanapun karena selalu didengar oleh-Nya.
Di dalam Al-Qur’an dengan pernyataan yang sangat jelas Allah menyampaikan perintah agar kita berdoa meminta kepada-Nya dalam segala hal. “Memintalah kepada-Ku, maka Aku kabulkan permohonanmu,” demikian perintah-Nya. Allah juga menyatakan, “Aku kabulkan permintaan orang yang meminta bila ia meminta kepada-Ku.”
Al-Qur’an sendiri banyak menuturkan berbagai doa yang dipanjatkan oleh para hamba pilihan Allah. Ada banyak doa yang dipanjatkan oleh para rasul dalam kisah-kisah perjalanan hidup mereka. Dan dari doa-doa itu kita bisa mengambil pelajaran berharga dan pendidikan luhur untuk bisa ditiru juga ketika menyampaikan permohonan doa kepada Allah. Di antara doa para rasul yang bisa kita jumpai dalam Al-Qur’an dan bisa kita ambil pelaaran darinya adalah doa-doa yang dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
Di antara doa-doa pilihan yang bisa digunakan rujukan berdoa adalah contoh doa yang dibaca Nabi Ibrahim AS. Doa Nabi Ibrahim AS beberapa tertuang dalam Al-Qur’an serta pelajaran berharga yang bisa jadikan teladan dan pedoman hidup diantaranya sebagai berikut:
QS al- Baqarah ayat 126:
رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
“Ya Tuhanku jadikanlah negeri Mekkah ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian.”
Doa ini bisa dibaca agar tempat seperti rumah, kampung, desa, kota, dan negara yang kita tinggal di dalamnya diberikan keberkahan Allah TA’ALA seperti halnya kota Makkah.
QS al- Baqarah ayat 127:
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ.
“Ya Tuhan kami terimalah amal dari kami sungguh Engkaulah yang Mahamendengar Maha mengetahui.”
Doa ini menegaskan bahwa segala sesuatu amal yang sudah kita kerjakan harus mendapat ridha Allah. Maka dari itulah doa ini sangat baik digunakan setelah kita mengerjakan amal kebajikan agar amal itu diterima Allah.
QS al- Baqarah ayat 128:
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“Ya Tuhan kami jadikanlah kami orang yang Berserah diri kepada-Mu dan anak cucu kami juga umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah haji kami, dan terimalah tobat kami sungguh Engkau Allah yang Mahapenerima tobat Mahapenyayang.”
Doa ini bisa dijadikan contoh untuk meminta keturunan yang saleh dan salehah dan agar dipermudah dalam melaksanakan ibadah haji.
QS al-Baqarah 129:
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ.
“Ya Tuhan kami utuslah ditengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan kitab dan Hikmah kepada mereka dan menyucikan mereka. Sungguh Engkaulah yang Mahaperkasa Mahabijaksana.”
Sangat direkomendasikan bagi suatu masyarakat atau umat yang ingin mendapatkan seorang pemimpin yang diridhai Allah. Karena dalam ayat 129 itu ada kalimat indah yang disampaikan Nabi Ibrahim.
Mencermati doa-doa yang dipanjatkan Nabi Ibrahim di atas ada pelajaran, pendidikan luhur dan teladan yang perlu ditiru oleh setiap Muslim menjalani kehidupan dan dalam mengajukan permohonan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Pertama, ketika Nabi Ibrahim berkeinginan untuk memiliki keturunan beliau memintanya kepada Allah dengan permintaan keturunan yang saleh. Dalam bahasa Arab kata “saleh” berarti patut, pantas atau layak. Keturunan yang saleh adalah keturunan yang pantas dalam segala hal. Berkepribadian yang pantas dengan akhlak yang terpuji, berperilaku dan berucap yang patut yang tidak merugikan orang lain, juga layak secara keilmuan, ekonomi dan sebagainya. Keturunan semacam inilah yang didambakan oleh Nabi Ibrahim.
Beliau meminta keturunan dengan sifat saleh, bukan pandai, tampan, kaya raya atau semisalnya. Kedua, di dalam doa-doanya Nabi Ibrahim selalu mengikutsertakan anak-anak keturunannya. Beliau tidak meminta kebaikan-kebaikan kepada Allah hanya untuk diri sendiri saja, tapi beliau pintakan juga untuk anak-anak keturunannya. Ini menunjukkan bahwa sebagai orang tua Nabi Ibrahim tidak egois, tidak mau menikmati seorang diri fasilitas yang diberikan Allah kepadanya tanpa melibatkan anak-anaknya. Beliau selalu berkeinginan agar setiap nikmat yang ia cecap juga dinikmati oleh anak-anak keturunannya. Sikap ini dengan jelas bisa diambil pelajaran pada Surat Al-Baqarah ayat 124:
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي
Artinya: “Dan ingatlah ketika Nabi Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan beberapa perintah, maka ia menyempurnakan perintah itu.
Tuhannya berfirman, “Sungguh aku menjadikanmu sebagai imam bagi umat manusia.” Ia berkata, “Demikian pula anak keturunanku.” Cukup jelas, ketika Allah memberikan penghargaan kepada beliau dengan menjadikannya imam bagi umat manusia atas prestasinya yang telah melakukan perintah-perintah-Nya dengan sempurna, Nabi Ibrahim seakan tak ingin menikmati penghargaan itu seorang diri.
Maka ia pintakan kepada Tuhannya agar anak keturunannya juga dijadikan pemimpin bagi umat manusia. Dan kelak apa yang dimintakan beliau dikabulkan oleh Allah. Sejarah mencatat bahwa para raja dan para nabi yang diutus setelah masanya adalah anak-anak keturunan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam.
Ketiga, selain tidak melupakan anak-anak keturunan di dalam berdoa Nabi Ibrahim juga tidak lupa mendoakan negeri di mana ia tinggal dengan kebaikan-kebaikan. Ini penting. Ketika seseorang memohon kebaikan untuk dirinya sendirinya maka kebaikan itu hanya dinikmati oleh dirinya sendiri. Namun ketika ia mendoakan kebaikan negerinya berupa keamanan, ketenteraman, kemakmuran dan lain sebagainya maka kebaikan negeri itu juga akan dinikmati olehnya dan oleh setiap orang yang hidup di negeri tersebut.
Doa Nabi Ibrahim yang semacam ini pada kenyataannya dikabulkan dan dinikmati hasilnya oleh berjuta orang. Kota Maakkah yang didoakan beliau adalah kota yang begitu aman dan nyaman. Siapapun yang mengunjunginya tercukupi kebutuhannya. Ia bisa memakan berbagai buah-buahan sebagaimana di negerinya sendiri meskipun di Kota Makkah buah-buahan itu tak ada tanamannya. Siapapun yang mengunjungi dan kemudian meninggalkannya selalu memiliki keinginan untuk bisa mengunjunginya lagi dan lagi.
Keempat, doa Nabi Ibrahim yang diabadikan dalam Surat Ibrahim ayat 41 adalah doa yang luar biasa berharga bagi kaum mukmin di manapun berada. Dalam doa itu beliau meminta ampunan kelak di hari kiamat bagi dirinya, kedua orang tuanya dan juga bagi kaum mukminin. Bila demikian adanya, bukankah itu berarti setiap orang mukmin kelak di hari kiamat akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah subhanahu wa ta’ala? Ini merupakan sebuah kegembiraan besar bagi seluruh orang mukmin, karena Allah tak akan menolak doa kekasih-Nya, Sang Kholil Nabi Ibrahim.
Dalam kehidupan sehari-hari akan lebih baik bila setiap muslim dalam berdoa meniru apa yang dilakukan Nabi Ibrahim. Kalaupun tidak mengikutsertakan wilayah tempat tinggalnya dalam doanya setidaknya mengikutsertakan anak-anak keturunannya. Bila setiap keluarga memiliki dan mampu menciptakan anak-anak keturunan yang baik karena doa orang tuanya maka kelak mereka akan membentuk sebuah masyarakat yang baik pula. Dan pada skala yang lebih besar mereka juga akan membentuk generasi bangsa yang baik yang akan mengelola bangsa dan negeri ini dengan baik pula. Itulah sebabnya sebagian ulama menganjurkan agar ketika meminta barokah doa dari seorang yang alim dan saleh agar juga memintakan doa kebaikan bagi wilayah yang menjadi tempat tinggalnya.
Tentu masih banyak pelajaran yang dapat kita teladani dari Nabi Ibrahim. Di akhir khutbah ini, mari kita rangkum pelajaran tersebut:
- Sebagai hamba Allah, kita belajar untuk selalu menemurnikan dan meneguhkan iman; kita juga belajar keikhlasan dalam mengorbankan sesuatu yang kita cintai;
- Sebagai anak, kita belajar untuk tetap menghormati dan mendoakan orang tua, dalam kondisi apapun;
- Sebagai orang tua, kita belajar untuk menghargai anak dan mendengar pendapatnya;
- Sebagai pendahulu, kita belajar untuk peduli dengan masa depan keturunan dan generasi yang akan datang, yang kuat powerfull tidak hanya dari sisi iman, tetapi juga kesejahteraan.
Mari, momentum Iduladha ini kita jadikan untuk memperbaiki diri. Semoga dengan pertolongan Allah, kita selalu merasa ringan dan mudah dalam mengikuti teladan yang diberikan oleh Nabi Ibrahim. Dan meneladani cara berdoa yang benar sesuai doa para Nabi, diantaranya Nabi Ibrahim. Selain berdoa mari berikhtiar maksimal mewujudkan doa atau permohonan kita.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Marilah kita tutup khutbah ied ini dengan do’a. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala mengabulkan setiap do’a kita.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنَّا نَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِى لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِينَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Download File Materi Khutbah
Idul Adha 1441 Hijriah