News

Khutbah Iedul Fithri 1436H “Kabar Gembira Untuk Kalian, Wahai…”

Materi Khutbah Iedul Fithri 1436 H ini dikeluarkan oleh

Amir Jama’ah Ansharusy Syari’ah, Ustadz Muhammad Achwan

dapat download di :

 

KHUTBAH IEDUL FITHRI 1436 H

بُشْرَى لَكُمْ أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ

“Kabar Gembira Untuk Kalian, Wahai Orang-Orang Mukmin”

Oleh: Ustadz Muhammad Achwan

Amir Jama’ah Ansharusy Syari’ah

 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ لِكُلِّ شَيْءٍ سَبَبًا، وَأَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ كِتَابًا عَجَبًا، فِيْهِ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ حِكْمَةً وَنَبَأً، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ الْعَزِيْزُ الْغَفَّارُ، مُقَدِّرُ اْلأَقْدَارِ، مُكَوِّرُ اللَّيْلِ عَلَى النَّهَارِ، تَبْصِرَةً لِأُولىِ اْلأَلْبَابِ وَاْلأَبْصَارِ، شَهَادَةً تُنْجِىْ قَائِلَهَا مِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِى أَرْشَدَناَ إِلىَ الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ لِيُخْرِجَناَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلىَ النُّوْرِ

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ، مُحَمَّدٍ خَيْرِ خَلْقِهِ وَأَعْظَمِ دَرَجَةٍ عِنْدَ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

مَعَاشِرَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ

اِتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ 102

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ٧٠ يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ٧١

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ تِجَارَةٍ تُنجِيكُم مِّنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ ١٠ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ ١١ يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ١٢ وَأُخْرَىٰ تُحِبُّونَهَا ۖ نَصْرٌ مِّنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ ١٣

أَمَّا بَعْدُ

Kaum Muslimin Arsyadakumullah !

Segala penghormatan, semua puja dan puji-pujian serta seluruh ungkapan rasa syukur sepatutnyalah kita panjatkan hanya semata-mata kehadirat Allah Ar-Rabbul Jalil yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, mengantarkan kita semua pada hari ini, 1 Syawal 1436 H, hari kemenangan, hari penghapusan dosa, hari kembalinya seseorang yang dikehendaki Allah SWT kepada kesucian (fithrah)nya bagaikan bayi yang baru dilahirkan ibu kandungnya.

Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita semua Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarga beliau, dan kepada para shahabat beliau serta mereka yang mengikuti beliau dengan baik ilâ yaumil qiyâmah.

Mudah-mudahan kita digolongkan termasuk hamba-hamba Allah yang telah dipilihNya, menjadi manusia yang memiliki rasa takut tunduk dan patuh kepadaNya, memiliki jiwa yang terbiasa dan terlatih mengekang syahwat, mengendalikan nafsu, dan jiwa yang merasa selalu dalam pengawasan dari Dzat yang Maha Mengetahui (ihsân). Âmîn yâ Mujîbassâilîn.

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، وَلِهََِش الْحَمْد

Ayyuhal muslimûn hadâkumullâh !

Sebagaimana telah diriwayatkan oleh Abu Nu’aim bahwa Rasulullah SAW bersabda :

…وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ حِيْنَ يُفْطِرُ وَفَرْحَةٌ حِيْنَ يَلْقَى رَبَّه

Artinya :

“…orang yang berpuasa itu mendapat dua kegembiraan, kegembiraan pada saat berbuka puasa dan kegembiraan pada saat bertemu dengan Rabbnya.” (HR. Bukhari)

Kegembiraan pertama semoga telah kita dapatkan ketika kita berbuka. Adapun kegembiraan yang kedua saat bertemu dengan Allah ‘Azza wa Jalla (wallâhua’lam) di hari pembalasan kelak, bertemu dengan Allah dalam keadaan ridlo dan diridhoi.

Sungguh yang kita harapkan setelah Ramadhan berlalu muncullah sosok-sosok mukmin yang kuat imannya, kuat keyakinannya, jujur kecintaannya kepada sang Pencipta, peduli dengan sesamanya dan lebih dari itu, mereka memiliki himmah (keinginan) yang kuat, harapan yang besar kepada Allah SWT atas pertolonganNya terhadap nasib kaum muslimin yang semakin terpuruk, terhina dan tertindas. Dan tidak kalah pentingnya adalah pertolongan Allah terhadap Dienul Islam ini.

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، وَلِهََِش الْحَمْد

Ikhwanî fiddîn rahimakumullâh !

Orang-orang beriman hendaknya merespon tawaran Allah SWT dalam sebuah transaksi yang menguntungkan mereka, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat, serta menyelamatkan mereka dari adzabNya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ تِجَارَةٍ تُنجِيكُم مِّنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ ١٠ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ ١١ يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ١٢ وَأُخْرَىٰ تُحِبُّونَهَا ۖ نَصْرٌ مِّنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ ١٣

Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.” (QS Ash-Shoff [61]: 10-13)

Pada akhir ayat 13 surah Ash-Shoff di atas, Allah menggambarkan tentang keadaan orang-orang mukmin yang sangat berharap datangnya pertolongan dan kemenangan yang dekat.

وَأُخْرَىٰ تُحِبُّونَهَا ۖ نَصْرٌ مِّنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ ١٣

Artinya :

“Dan (ada lagi) karunia lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.”

Inilah kabar gembira yang lebih besar dan lebih penting yang akan membawa kemashlahatan untuk umat manusia. Akan tetapi jalan untuk mendapatkan pertolongan dan kemenangan ini tidak semua orang yang telah menyatakan beriman meresponnya, kecuali hanya mereka yang telah dipilih oleh Allah SWT. Di atas jalan inilah para utusan Allah melaksanakan dakwahnya, berjalan di atas manhaj yang Allah tetapkan secara baku dan mendapat jaminan memperoleh kemenangan atas pertolonganNya.

Maka beriltizam terhadap manhaj yang dipegang oleh para Rasul dalam menolong Dienullah adalah faktor kemenangan terbesar bagi Jama’ah (komunitas) Mukminin yang hidup pada zaman setelah mereka (para Rasul). Hal ini disebabkan karena iltizam ini sekali lagi adalah iltizam terhadap manhaj yang telah dijamin oleh Allah SWT mendapatkan kemenangan.

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، وَلِهََِش الْحَمْد

Ayyuhal Muslimûn hayâtakum !

Memang tidak mudah memilih jalan kebenaran di tengah-tengah gelombang fitnah berkepanjangan menimpa umat Islam pada umumnya. Berawal dari tercerai berainya umat Islam menjadi bergolong-golongan dan berfirqoh-firqoh. Kemudian berlanjut dengan peperangan/saling bunuh sesamanya dan seterusnya. Fitnah tercampurnya antara yang haq dan yang bathil yang menjadikan seorang muslim menjadi ragu, bimbang dan bingung dalam meyakini urusannya dalam Dien. Fitnah ini sedemikian dahsyatnya sehingga seorang manusia sulit mengetahui dengan jelas wajah kebenaran yang sesungguhnya. Bisa dikatakan inilah yang disebut fitnah syubhat yang membahayakan terhadap hati seorang muslim dalam keimanannya. Maka boleh dikatakan mereka yang terjatuh kedalam fitnah-fitnah syubhat ini mirip dengan sorang yang tenggelam di lautan yang dalam dan luas, diterjang ombak, digulung gelombang dahsyat dengan kegelapan yang bertumpuk-tumpuk sampai pada tingkatan bahwa orang yang tenggelam itu tidak mampu melihat tangannya sendiri. Padahal tangan itu adalah bagian anggota tubuhnya sendiri. Maka bagaimana mungkin dia akan dapat melihat jalan keselamatan.

Ibnul Qoyyim rohimahullâh bertutur,

أَصْحَابُ مَثَلِ الظُّلُمَاتِ الْمُتَـرَاكِـمَةِ، وَهُـمُ الَّـذِيْنَ عَرَفُوْا الْحَقَّ وَالْهُدَى وَآثَرُوْا عَلَيْهِ ظُلُمَاتُ الْبَاطِلِ وَالظَّلاَلِ، فَتَرَاكَمَتْ عَلَيْهِمْ ظُلْمَةُ الطَّبْعِ وَظُلْمَةُ النُّفُوْسِ وَظُلْمَةُ الْجَهْلِ، حَيْثُ لَمْ يَعْمَلُوْا بِعِلْمِهِمْ، فَصَارُوْا جَاهِلِيْنَ، وَظُلْمَةُ إِتْبَاعِ الْغَيِّ وَالْهَوْى. فَحَالُهُمْ كَحَالِ مَنْ كَانَ فِي بَحْرٍ لُجِّيٍّ لاَ سَاحِلَ لَهُ، وَقَدْ غَشِيَهُ مَوْجٌ وَمِنْ فَوْقِ ذلِكَ الْمَوْجُ مَوْجٌ وَمِنْ فَوْقِهِ سَحَابٌ مُظْلِمٌ. (إبن قيم: تفسير القيم

Artinya :

“Orang-orang yang diperumpamakan dengan (berada dalam) kegelapan yang bertumpuk itu adalah mereka yang mengetahui kebenaran dan petunjuk akan tetapi lebih mengutamakan kegelapan kebatilan dan kesesatan. Oleh karena itu bertumpuklah di atas diri mereka kegelapan karakter, kegelapan jiwa, dan kegelapan kejahilan/kebodohan ketika mereka tidak mengamalkan ilmu mereka, sehingga mereka menjadi orang-orang yang bodoh. Dan juga kegelapan tindakan mengikuti kesesatan dan hawa nafsu. Maka keadaan mereka itu seperti keadaan orang-orang yang berada di lautan luas yang dalam dan tidak bertepi. Mereka diselimuti ombak yang di atas ombak itu masih ada ombak lagi dan di atasnya ada awan gelap yang menyelimuti.”

أَوْ كَظُلُمَاتٍ فِي بَحْرٍ لُّجِّيٍّ يَغْشَاهُ مَوْجٌ مِّن فَوْقِهِ مَوْجٌ مِّن فَوْقِهِ سَحَابٌ ۚ ظُلُمَاتٌ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ إِذَا أَخْرَجَ يَدَهُ لَمْ يَكَدْ يَرَاهَا ۗ وَمَن لَّمْ يَجْعَلِ اللَّهُ لَهُ نُورًا فَمَا لَهُ مِن نُّورٍ 40

Artinya :

“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang bertumpuk-tumpuk. Apabila dia mengeluarkan tangannya, dia tidak dapat melihatnya. Dan barangsiapa yang tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allâh, dia tidak akan mempunyai cahaya sedikitpun.” (QS An-Nûr [24]: 40)

Bersyukurlah mereka yang diselamatkan oleh Allah SWT dari fitnah syubhat yang tumpang tindih seperti dituturkan Ibnul Qoyyim di atas, kemudian dapat meniti jalan yang ditempuh para utusan Allah (manhaj yang komprehensif) menyongsong datangnya pertolongan Allah dan kemenangan yang dijanjikan dalam waktu yang dekat.

وَأُخْرَىٰ تُحِبُّونَهَا ۖ نَصْرٌ مِّنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ ١

Artinya :

“Dan (ada lagi) karunia lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.” (QS Ash-Shoff [61]: 13)

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، وَلِهَِْج الْحَمْد

Saudara-saudara seiman dan seperjuangan !

Sejarah telah membuktikan tidak kurang dari 14 abad umat memainkan peran politik maupun peradaban yang gemilang. Sampai akhirnya peranan itu berangsur-angsur mulai surut hingga keruntuhan Turki Ustmani dan penghapusan sistem Khilafah oleh Kemal Attaturk tahun 1924.

Meskipun mengalami keterpurukan sedemikian rupa dalam percaturan politik dan peradaban, tidaklah menyebabkan lenyapnya ruh Islam sebagai suatu tata nilai dalam kalbu kaum Muslimin. Walaupun sedikit demi sedikit secara perlahan perkembangan jumlah orang yang memeluk Islam semakin bertambah. Bahkan secara tidak langsung warisan kebudayaan Islam diadopsi oleh dunia barat lantas diklaim sebagai milik mereka (Barat).

لَيَـبْلُغَنَّ هَذَا اْلأَمْرُ مَا بَلَغَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، وَلاَ يَـتْرُكُ اللهُ بَيْتَ مَدَرٍ وَلاَ وَبَرٍ إِلاَّ أَدْخَلَهُ هَذَا الدِّينَ بِعِزِّ عَزِيْزٍ أَوْ بِذُلِّ ذَلِيْلٍ، عِزًّا يُعِزُّ اللهُ بِهِ اْلإِسْلاَمَ وَذُلاًّ يُذِلُّ اللهُ بِهِ اْلكُفْرَ

Artinya :

“Urusan ini (Islam) benar-benar akan mencapai apa yang dicapai oleh malam dan siang. Allah Ta’ala tidak akan menyisakan sebuah rumahpun di muka bumi ini baik rumah penduduk desa (kota) maupun rumah penduduk penggembala yang berpindah-pindah, kecuali Allah akan memasukkan ke dalamnya dien Islam ini dengan kemuliaan orang yang mulia atau kehinaan orang yang hina. Dengan kemuliaan itu Allah memuliakan Islam dan dengan kehinaan itu Allah Ta’alaa menghinakan kekufuran.” (HR. Ahmad)

Nampak jelas kiranya bahwa Islam menjadi alternatif/satu-satunya bagi manusia yang ingin selamat di dunia maupun di akhirat. Islam juga akan tetap menjadi satu-satunya alternatif peradaban modern umat manusia pada hari ini dan masa depan. Sementara dunia Barat dengan konsep hidupnya yang batil menunjukkan ketidakmampuannya dalam mengatur kehidupan mereka sendiri. Kita benar-benar tengah menyaksikan bahwa apa yang direncanakan oleh orang-orang kafir itu justru memberikan hasil yang sama sekali bertolak belakang dengan rencana mereka dan justru mereka bekerja sesuai dengan rencana Allâh SWT. Perhatikan ayat berikut!

وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ 96

Artinya :

“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.” (QS Ash-Shôffât [37]: 96)

Sungguh sangat menakjubkan! Kita benar-benar tengah menyaksikan fenomena runtuhnya keditaktoran di negari-negari Muslimin yang berlangsung bersamaan semakin dekatnya Amerika pada ajalnya. Kedua momen tersebut seakan-akan saling kejar-mengejar.

…. وَتِلْكَ الأيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ 14

Artinya :

“… Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran) dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS. Âli ‘Imrân [3]: 140)

Roda kehidupan terus berputar. Jatuh bangunnya sebuah peradaban dipergilirkan diantara umat manusia. Itulah kehendak Allah SWT. Apapun yang terjadi sekali lagi tidak mempengaruhi keadaan orang-orang yang tetap teguh imannya. Terlebih lagi sama sekali tidak berpengaruh terhadap Al-Islam. Dia tetap ya’lû walâ yu’lâ ‘alaih (tinggi dan tidak ada yang mengunggulinya).

Dan yang sangat menggembirakan sekaligus disyukuri adalah munculnya jamaah-jamaah jihad di beberapa negeri yang berpenduduk Muslim. Mereka dengan teguh berjuang menolong agama Allah sekaligus menyongsong kemenangan yang dekat, yang telah dijanjikan Allah SWT. Allâhu Akbar!

Kaum Muslimin Arsyadakumullâh !

Marilah kita sambut, kita respon, dan kita amalkan perintah Allah dalam surat Ash-Shoff ayat yang terakhir,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا أَنصَارَ اللَّهِ كَمَا قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّينَ مَنْ أَنصَارِي إِلَى اللَّهِ ۖ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنصَارُ اللَّهِ ۖ فَآمَنَت طَّائِفَةٌ مِّن بَنِي إِسْرَائِيلَ وَكَفَرَت طَّائِفَةٌ ۖ فَأَيَّدْنَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَىٰ عَدُوِّهِمْ فَأَصْبَحُوا ظَاهِرِينَ ١٤

Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa Ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia, ‘Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?’ Pengikut-pengikut yang setia itu berkata, ‘Kamilah penolong-penolong agama Allâh.’ Lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir. Maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.” (QS. Ash-Shoff [61]: 14)

Tidak mungkin kemenangan dapat diraih, kejayaan bisa kembali, dan kemuliaan diberikan kembali oleh Allah, kecuali kita berupaya meraihnya, mengembalikannya dan merebutnya dari mereka yang telah merampasnya dari tangan kaum Muslimin. Untuk merealisasikan tujuan yang demikian mulia tersebut Allah telah menetapkan jalan yang harus ditempuh oleh kaum Muslimin yaitu jalan Jihad Fi Sabilillah. Karena karakter Umat Islam adalah berkakter Jihad maka roda kehidupannya pun harus diatur sesuai dengan karakter jihad.

Bukankah Allah mengutus Rasul-rasulNya dengan dibekali petunjuk dan Dien yang Haq untuk dimenangkannya diatas Dien-dien yang lain? Mustahil hal ini dapat diraih hanya dengan cara menceritakan Al-Islam kesana kemari, apalagi lagi meminta tolong kepada mereka yang justru memusuhinya. Perhatikan firman Allah dalam surah 9 (At-Taubah) ayat 33 dan surah 61 (Ash-Shoff) ayat 9!

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ

Artinya :

“Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.”

Sekali lagi inilah jalan yang telah ditempuh para Utusan Allah sebagai sebuah manhaj yang komprehensif dan dijamin mendapat pertolonganNya. Maka kaum Muslimin harus menempuh jalan ini kalau ingin meraih kejayaannya kembali.

Ketika dikatakan bahwa manhaj para Rasul adalah Manhaj yang komprehensif maka dalam memahaminya juga harus secara menyeluruh tidak bisa diambil sebagian dan dibuang bagian yang lain. Perbuatan seperti ini merupakan sikap tidak menghormati kebesaran Allah sebagaimana mestinya, seperti yang disebutkan dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah 6 (Al-An’âm) ayat 91,

وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِذْ قَالُوا مَا أَنزَلَ اللَّهُ عَلَىٰ بَشَرٍ مِّن شَيْءٍ ۗ قُلْ مَنْ أَنزَلَ الْكِتَابَ الَّذِي جَاءَ بِهِ مُوسَىٰ نُورًا وَهُدًى لِّلنَّاسِ ۖ تَجْعَلُونَهُ قَرَاطِيسَ تُبْدُونَهَا وَتُخْفُونَ كَثِيرًا ۖ وَعُلِّمْتُم مَّا لَمْ تَعْلَمُوا أَنتُمْ وَلَا آبَاؤُكُمْ ۖ قُلِ اللَّهُ ۖ ثُمَّ ذَرْهُمْ فِي خَوْضِهِمْ يَلْعَبُونَ ٩١

Artinya :

“Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata, ‘Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia.’ Katakanlah, ‘Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia? Kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya. Padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya)?’ Katakanlah, ‘Allah-lah (yang menurunkannya).’ Kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al-Qur’an kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya.”

Oleh karena itu marilah kita ikuti jejak manusia-manusia pilihan, para utusan Allah yang mendapat bimbinganNya, agar apa yang diberitakan Rasulullah saw dapat terwujud.

بَشِّرْ هَذِهِ اْلأُمَّةَ بِالسَّنَاءِ وَالنَّصْرِ وَالتَّمْكِيْنِ وَمَنْ عَمِلَ مِنْهُمْ عَمَلَ اْلآخِرَةِ لِلدُّنْيَا لَمْ يَكُنْ لَهُ فِي اْلآخِرَةِ نَصِيْبٌ

Artinya :

“Berikanlah kabar gembira bagi umat ini bahwasanya umat ini akan menjadi mulia, Berjaya, dan berkuasa (di bumi). Dan barangsiapa yang melakukan amalan akhirat demi mengharapkan kehidupan dunia, maka dia tak akan mendapatkan bagian apapun dalam kehidupan akhiratnya (amalannya tidak bernilai ibadah).” (HR. Ahmad)

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، وَلِهَِْج الْحَمْدُ

Ikhwânî fiddîn rahimakumullâh !

Kita semua telah mengetahui bahwa peran Umat Islam dalam percaturan politik telah hancur semenjak runtuhnya kekhalifahan Turki Utsmany pada tahun 1924. Sesuai janji Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wasallam akan muncul kembali dalam kurun waktu seratus tahun sekali generasi pembaharu yang akan mengembalikan kondisi Umat Islam. Semoga kita digolongkan dan ditakdirkan Allah menjadi bagian dari mereka. Dan generasi yang ditunggu-tunggu tanda- tanda kemunculannya telah nampak.

إِنَّ اللهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ اْلأُمَّةِ عَلَي رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِيْنَهَا

Artinya :

“Sesungguhnya Allah mengutus pada umat ini setiap masa seratus tahun orang yang mengadakan pembaharuan dalam urusan agamanya.” (HR Abu Daud, Hakim, dan yang lain)

Inilah janji dari manusia yang termulia di muka bumi yang telah diberikan kemampuan oleh Allah melihat kejadian-kejadian yang akan menimpa umatnya sampai akhir zaman. Dan ketahuilah, jika Allah berkehendak mendatangkan manusia-manusia yang tangguh dan yang kokoh membawa kebenaran tiada satupun kekuatan yang mampu membendungnya.

وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۚ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا ٨١

Artinya :

“Dan Katakanlah, ‘Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.’ Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” (QS Al-Isrâ’ [17]: 81)

Semoga khutbah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan mengantarkan kita pada mardlotillâh yang dengannya kita akan memperoleh kebahagiaan abadi di akhirat kelak.

Âmîn Yâ Rabbal ‘âlamîn

—-o0o—-

اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافىِ نِعَمَهُ وَيُكَافىِءُ مَزِيْدَةً، اللّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وآلِ اِبْرَاهِيْمَ، وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

اللّهُمَّ أَصْلِحْ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ وَخُذْ بِأَيْدِيْهِمْ إِلىَ سَبِيْلِكَ، وَاجْعَلْ هَوَاهُمْ تَبَعًا لِمَا جَاءَ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ، وَأَرْشِدْهُمْ إِلىَ مَا فِيْهِ صَلاَحُ اْلإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِينَ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَانْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ. اَللَّهُمَّ فُكَّ أَسْرَ الْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِالْحُكَّامِ الطَّوَاغِيْتِ الْمُرْتَدِّيْنَ وَاْلكَفَرَةِ وَالْمُنَافِقِيْنَ وَالْخَائِنِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْيَهُوْدَ وَالنَّصَارَى الَّذِيْنَ يُحَارِبُوْنَ الدِّيْنَ. اَللَّهُمَّ ارْحَمْناَ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَاجْعَلْهُ لَناَ إِمَامًا وَّنُوْرًا وَّهُدًى وَّرَحْمَةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Ya Allah penguasa Alam Semesta, kekuasaanMu tak terbatas, kasih sayang-Mu melebihi kasih sayang seorang ibu yang menyusui bayinya, dan ampunan-Mu seluas langit dan bumi.

Hamba-hambaMu yang sedang berkumpul di tempat ini merengek menjerit memohon dan memanjatkan doa kepadaMu. Kami yakin Engkau pasti mengabulkan untuk kami semua yang hina ini, hamba-hamba-Mu yang sering bermaksiat kepadaMu berlumuran noda dan dosa yang menghinakan.

Maka ampunilah ya Allâh, dosa-dosa kami semua minal Muslimin baik yang masih hidup maupun yang sudah tiada. Kami bertaubat kepadaMu dengan taubat yang sesungguhnya,

Yâ Mujîbas Sâilîn.

اَللَّهُمَّ ذَكِّرْناَ مَا نَسِيْناَ وَعَلِّمْناَ مِنْهُ مَا جَهِلْناَ وَارْزُقْناَ تِلاَوَتَهُ آناَءَ الَّيْلِ وَآناَءَ النَّهَارِ

رَبَّناَ تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَناَ وَصَلاَتَناَ وَرُكُوْعَناَ وَسُجُوْدَناَ وَتَحْمِيْدَناَ وَتَسْبِيْحَناَ. رَبَّناَ آتِنَا فىِ الدُّنْياَ حَسَنَةً وَّفىِ اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِناَ عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Lihat lebih banyak

Artikel terkait

Back to top button