Khutbah Jumat Edisi 176: “Ramadhan Mengokohkan Semangat Juang Bela Islam”
Materi Khutbah Jumat Edisi 176 tanggal 25 Sya’ban 1439 H ini dikeluarkan oleh
Sariyah Da’wah Jama’ah Ansharusy Syari’ah dapat download di:
Ramadhan Mengokohkan Semangat Juang Bela Islam
(Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Jama’ah Ansharusy Syari’ah)
KHUTBAH PERTAMA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ
اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. وَقَالَ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
وَقَالَ النَّبِيُ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه الترمذي، حديث حسن)
Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah SWT.
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.
Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.
MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMANI WA RAHIMUKUMULLAH!!!
Menyambut Datangnya Bulan Suci Ramadhan.
Marhaban Yaa Ramadhan, selamat datang bulan Ramadhan Mubarak. Dikarenakan sudah semakin dekatnya kedatangan bulan suci Ramadhan, maka umat Islam sudah mulai bersiap-siap menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan ini. Ada yang bersiap-siap membeli bahan makanan pokok, menyiapkan keperluan mudik, membuat jadual menghadiri kajian Islam, merencanakan mengikuti jadual i’tikaf bulan Ramadhan, baik di tanah air atau di tanah suci, dan bahkan ada yang menyiapkan untuk melaksanakan ibadah umroh atau haji di tanah suci.
Untuk lebih dapat menyambut bulan Ramadhan kali ini dengan sebaik-baiknya dan tidak ada satupun yang terlupakan, diperlukan persiapan dan kesiapan kita. Tujuannya adalah semua hal yang diperlukan untuk menyambut dan melaksanakan ibadah selama bulan Ramadhan ini mencapai hasil yang optimal, mendapat semua rahmat dan keberkahan bulan Ramadhan, mendapat ampunan semua dosa yang telah lalu.
Dan akhirnya kita menggapai ridho-Nya dengan diselamatkan kita dari api neraka akibat semua dosa-dosa kita sebelumnya. Juga bisa mendapat pelajaran dan hikmah bulan Ramadhan untuk diaplikasikan setelah Idul Fitri nanti.
RAMADHAN BULAN PERJUANGAN DAN KEMENANGAN.
Bulan Ramadhan yang kita lalui dengan tiada makan dan minum, kadang kala membuat umat Islam bermalas-malasan di saat bulan Ramadhan dan menurunkan aktivitas dan produktivitas. Jika kita fikirkan, memang benar badan orang berpuasa akan jauh lebih lemah dibandingkan dengan yang tidak berpuasa.
Namun secara historis, hal tersebut tidak terjadi dengan para sahabat. Energi spiritual puasa yang mereka miliki bisa membalik itu semua. Orang yang berpuasa mampu mengeluarkan kekuatan yang luar biasa. Inilah fakta sejarah yang tidak bisa dipungkiri dan telah mereka ukir dengan gemilang sebagai pelajaran bagi kita semua saat ini.
Para sahabat dan generasi sesudahnya, menjadikan Ramadhan sebagai momentum semakin semangat memperjuangkan Islam. Mereka tidak beruzlah menyendiri di sudut-sudut masjid atau terus menerus berdzikir bagi dirinya sendiri, namun mereka maju dan menjadi orang yang terdepan dalam dakwah dan Jihad demi kemuliaan Islam dan kaum muslimin. Perilaku seperti ini telah ditanamkan sejak masa Nabi .
Tercatat sejumlah peristiwa penting pada bulan Ramadhan. 17 bulan setelah hijrah Nabi mengirimkan detasemen Hamzah yang membawa bendera pertama yang diserahkan Nabi . Detasemen ini dikirim untuk menghadang rombongan kaum Quraisy yang datang dari Syam menuju Makkah. Perang Badar Kubra yang disebut dalam Al-Qur’an sebagai Yaum Al-Furqan (hari Pembeda) meletus pada hari Jum’at, 17 Ramadhan 2 Hijriyah. Jumlah pasukan kaum muslimin saat itu hanya 313 sementara pasukan kaum kafir Quraisy berjumlah 1000 orang. Dalam peristiwa ini pasukan kaum muslimin dibantu oleh 5.000 malaikat.
Allah Ta’ala berfirman:
بَلَى إِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا وَيَأْتُوكُمْ مِنْ فَوْرِهِمْ هَذَا يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُمْ بِخَمْسَةِ آلافٍ مِنَ الْمَلائِكَةِ مُسَوِّمِينَ (١٢٥)
“Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda.” (QS. Ali Imran: 125).
Pada tahun 8 H Rasul dan para sahabat berhasil menaklukkan kota Makkah tepat hari ke-10 di bulan Ramadhan. 28 Ramadhan 92 H pasukan kaum muslimin berhasil menaklukkan Andalusia (yang sekarang disebut Spanyol) dipimpin oleh panglima Thariq bin Ziyad.
Banyak lagi peristiwa dakwah dan jihad yang terjadi di bulan Ramadhan. Kaum muslimin sejak generasi pertama menyadari betul betapa besar pahala di bulan Ramadhan. Makanya mereka pun beramal tidak ala kadarnya. Merekapun memilih amalan-amalan yang tergolong berat demi mendapatkan pahala yang jauh lebih besar.
Fitnah Yang Menimpa Umat Islam.
Jika para sahabat sedemikian rupa memperjuangkan Islam di bulan Ramadhan, lalu bagaimana dengan kita saat ini? jika melihat kondisi umat Islam di masa sekarang, tantangan kaum muslimin sebenarnya tidak kalah beratnya. Kaum muslimin di seluruh dunia menghadapi berbagai persoalan pelik. Di berbagai belahan dunia umat Islam mengalami ketertindasan secara fisik dan penjajahan secara pemikiran baik dalam bidang politik, ekonomi, dan sebagainya. Meskipun tinggal di negara yang melimpah sumber daya alamnya tapi harus menelan pahitnya penderitaan, krisis ekonomi, kelaparan, dan kemiskinan yang tiada berkesudahan.
Sesungguhnya keteguhan kita di atas kebenaran, dan kesabaran kita dalam menghadapi ujian, memberikan jaminan akan kehancuran musuh-musuh Islam, bukan hanya dari sisi teori dan konsep saja. Keteguhan dan kesabaran akan menghancurkan mereka; eksistensi, institusi dan konstitusi sekaligus.
Sesungguhnya kesabaran dan keteguhan sekelompok kecil orang-orang yang beriman dengan sebenarnya dari kalangan ahlulhaq menjadi jaminan akan kehancuran penguasa zholim dari dasarnya sehingga jungkir balik. Itu terjadi setelah kehancuran pemikirannya, konsep-konsepnya dan dasar-dasarnya.
Ramadhan mengokohkan semangat juang bela Islam.
Agar ramadhan bisa mengokohkan semangat juang bela Islam maka maka harus dilakukan beberapa langkah berikut ini:
Pertama, Keimanan yang kuat akan kebenaran prinsip dakwah bela Islam.
Tarbiyah Ramadhan telah mendidik dan mengokohkan keimanan orang beriman lebih kuat dan kokoh dengan belajar berpuasa/mengendalikan jiwanya dari dorongan hawa nafsu karena iman dan ihstisaban (ikhlas).
Dengan mengimani kebenaran prinsip-prinsip dakwah, maka seorang kader dakwah atau dai akan terus memperjuangkan nilai-nilainya tanpa mengenal lelah, bosan dan loyo dalam bergerak. Keimanan inilah yang mampu membangun, menumbuhkan dan memelihara iradah dan semangat yang telah mengakar dalam jiwa seorang dai.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٧٧)
“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (QS. Al-Haj:77)
Kedua, Pemahaman yang Integral dan Komprehensif Tentang Visi dan Misi Kehidupan.
Ramadhan mengajarkan pemahaman yang integral dan komprehensif tentang tujuan hidup untuk beribadah kepada Allah semata, memurnikan keikhlasan dalam beribadah, ramadhan bulan ibadah. Selama Ramadhan kehidupan menjadi lebih hidup dengan nuansa ibadah seperti shalat tarawih, itikaf, baca Al-Qur’an, ibadah infaq dan zakat dll.
Ketika kita memahami dengan benar tentang visi dan misi kehidupan, maka akan lahir sebuah kehendak yang kuat dan hamasah yang menggelora untuk bias mewujudkan visi misi ini. Kita akan senantiasa berpacu dalam mengemban dan menebarkan nilai-nilai dakwah untuk mengisi ruang visi misi kehidupan kita. Semangat mencari ridha Allah dalam beribadah, berkarya, bekerja dan bermuamalah adalah semangat yang lahir dari pemahaman yang benar tentang visi misi kehidupan kita.
Ketiga, Memahami Perjuangan Para Nabi dan Rasul.
Ramadhan adalah bulan jihad dan kemenangan, sejarah membuktikan banyak kemenangan diraih di bulan Ramadhan Mubarak.
Memahami perjuangan para Nabi dan Rasul akan menguatkan tekad dan semangat juang dalam berdakwah dan berjihad. Merekalah tauladan dalam perjuangan yang penuh pengorbanan dan keteguhan.
Keempat, Memahami sunnatul ibtila dalam dakwah bela Islam.
Ramadhan mendidik kita agar menahan ujian dan cobaan lapar, haus, dan dari dorongan nafsu syahwat serta bisikan syetan yang pantang menyerah terus menggoda selama ramadhan.
Imam Al-Banna yang berangkat menunaikan tugas dakwah meskipun anaknya terbaring sakit. Beliau meyakini bahwa setelah usahanya optimal untuk mengobati putranya, Allah SWT yang diharapkan ridha-Nya dalam menunaikan tugas dakwahnya, tidak pernah akan mengecewakan dirinya.
Akhil ‘aziiz, ruhul istijabah juga muncul karena pemahaman kita tentang qhadhaya ummah/urusan umat (fahmul qhadaya/memahami urusan umat Islam) dan tanggung jawab (ruhul mas’uliyyah) kita untuk mencari solusinya. Orang yang tidak mengetahui bahaya yang mengancam dirinya, sangat sulit kita harapkan responnya untuk menghindari apalagi menghilangkan bahaya tersebut. Imam Syahid Hasan Al-Banna bahkan menghendaki agar setiap kaum muslimin memiliki kepekaan perasaan (daqiiq asy-syu’uur), bukan sekadar pengetahuan teoritis, tetapi harus menjadi kepekaan perasaan yang membuatnya tersentuh bahagia dengan kebaikan, dan terluka karena keburukan dan kebatilan. Bukankah dakwah adalah upaya kita menegakkan al-haq dan menghancurkan kebatilan?
Sifat daqiiq asy-syu’uur dan ruuhul mas’uuliyyah berarti mengharuskan kita untuk selalu berinteraksi dengan qhadhaya ummah/urusan umat dan terus memahaminya tanpa menunggu orang lain memahamkannya untuk kita. Sifat ini juga seharusnya membuat respon kita menjadi spontan dan penuh energi sehingga melahirkan kekuatan dahsyat, betapapun lemahnya kondisi fisik.
Kelima, Membangun sensitivitas/kepekaan/kepedulian yang kuat.
Dan dengan memahami perjuangan, pengorbanan dan sunnatul ibtila dalam dakwah, akan memperkokoh iradah dan semangat kita dalam menebarkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan di tengah-tengah masyarakat.
Kaum muslimin rahimakumullah…
Semoga kita benar-benar menjadi kader dakwah yang memiliki keistiqomahan dan memiliki iradah kuat serta memiliki api hamasah (semangat) yang tak pernah padam dalam beraktivitas di medan perjuangan dakwah bela Islam.
Wallahu A’lam Bish-shawwab.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
Wallahul muwaffiq.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْعَصْرِ، إِنَّ الإِنسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ، إِلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ، أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ.اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ.رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.اَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ سَبِيْلِكَ.اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ
اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ.اَللَّهُمَّ عَذِّبْهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا وَحَسِّبْهُمْ حِسَابًا ثَقِيْلاً.رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ