Khutbah Jumat Edisi 182: “Penyebab Kehancuran Akhlak dan Masyarakat”
Materi Khutbah Jumat Edisi 182 tanggal 15 Syawwal 1439 H ini dikeluarkan oleh
Sariyah Da’wah Jama’ah Ansharusy Syari’ah dapat download di:
Penyebab Kehancuran Akhlak dan Masyarakat
(Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Jama’ah Ansharusy Syari’ah)
KHUTBAH PERTAMA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ
اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. وَقَالَ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
وَقَالَ النَّبِيُ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه الترمذي، حديث حسن)
Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah SWT.
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.
Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.
MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMANI WA RAHIMUKUMULLAH!!!
Seluruh Dunia Meluncur ke Masa Jahiliyah.
Sejarah pemikiran dan watak yang buruk, telah mengubah Eropa yang beragama Nasrani menjadi Eropa jahiliyah yang materialistis. Diantara penyebabnya adalah kosong dari ajaran kerohanian yang ditinggalkan para Nabi, tidak memiliki keutamaan moral, dan tidak mengenal prinsip kemanusiaan. Dan sebab lainnya mereka tidak mempercayai sesuatu dalam kehidupan individu, selain kelezatan, kenikmatan, dan manfaat kebendaan. Demikian juga dalam kehidupan politik, mereka tidak mengenal kaidah apapun, kecuali kekuatan dan kemenangan. Dalam kehidupan sosial, mereka tidak mengenal pedoman, selain nasionalisme agresif dan kelaliman rasialisme. Eropa telah memberontak terhadap tabiat kemanusiaan dan prinsip-prinsip moral. Mereka tenggelam dalam sarana dan meremehkan dan melupakan tujuan hidup.
Dengan perjuangan hidupnya yang terus-menerus dan usahanya yang tidak kenal henti untuk memperoleh penemuan ilmiah baru, eropa terus-menerus meremehkan pendidikan moral, merendahkan pendidikan rohani, dan mengingkari apa yang pernah diajarkan oleh para Nabi. Dengan kemampuannya di bidang fisik material dan kekuatannya yang dahsyat tanpa dibarengi oleh bimbingan agama dan tanpa dibentengi dengan keutamaan akhlak, Eropa menjadi semacam gajah gila yang menginjak-injak semua makhluk lemah dan menghancurkan tanaman dan keturunan.
Dengan mundurnya kaum muslimin dari gelanggang kehidupan politik dan terlepasnya pimpinan dunia dari tangan mereka, kurangnya perhatian mereka terhadap masalah-masalah keagamaan dan keduniaan, dan banyak berbuat kesalahan terhadap diri sendiri serta terhadap sesama manusia, Eropa tampil mengambil alih pimipinan atas bangsa-bangsa dan menggantikan kaum muslimin dalam memimpin dunia. Eropa dewasa ini mengemudikan bahtera kehidupan dan peradaban yang telah ditinggalkan oleh mualimnya(pengajarnya dari kaum muslimin).
Dengan demikian, dunia seluruhnya (bangsa, rakyat dan peradabannya) menjadi semacam kereta api kilat yang dengan cepat meluncur ke arah kejahiliyahan dan kebendaan. Adapun kaum muslimin, sama halnya seperti bangsa dan umat lainnya adalah penumpang yang tidak menguasai apa-apa dalam menentukan perjalanan.
Ketika Eropa semakin bertambah maju dengan bertambah banyaknya sarana yang dimilikinya untuk itu, kereta api tersebut semakin cepat pula meluncur ke tujuan jahiliyah, yaitu tempat berkecamuknya api peperangan, kehancuran, kegoncangan, saling membunuh, kekacauan sosial, dekadensi moral, dan kebangkrutan rohani. Itulah sebabnya Eropa dewasa ini yang sedang menuju kehancuran. Mereka belum merasa puas dengan kereta api cepat, bahkan ingin lebih cepat lagi dengan menggunakan pesawat terbang yang digerakkan tenaga nuklir.
Pada saat orang-orang asing mulai mencengkeram dunia Islam di Timur, masyarakat Islam di kawasan tersebut sedang mengalami kemerosotan di bidang moral dan sosial dan mereka telah mendapatkan serangan penyakit mental dan sosial. Saat itulah terjadilah kehancuran negara-negara Islam dan kekalahan bangsa timur. Akan tetapi, sekalipun dalam keadaan sakit, masyarakat Islam di negeri Timur masih tetap berpegang teguh pada beberapa prinsip moral yang tinggi dan kekhususan ciri-ciri sosial yang utama, yang tidak terdapat pada bangsa-bangsa lain. Kaidah akhlak orang-orang timur masih cukup masak dan sempurna sehingga mencapai puncak kehalusan, kelembutan, dan kecermatan yang sedemikian tinggi hingga sukar sekali dibayangkan oleh pemikiran masa kini. Orang barat pun tidak dapat membayangkannya, kecuali melalui syair-syair dan kesustraan Islam masa silam.
Banyak orang telah membaca berbagai karya yang menggambarkan betapa erat dan kuatnya jalinan serta hubungan antara anggota masyarakat dan antara anggota keluarga. Hal itu terjadi begitu mendalam dan berlangsung terus-menerus dalam kehidupuan generasi demi generasi. Jalinan dan hubungannya begitu mantap dan serasi tanpa dipengaruhi oleh kepentingan atau kesenangan yang bersifat kebendaan. Sukar dibayangkan oleh generasi yang hidup pada zaman ini. Demikian pula betapa besarnya kasih sayang orang tua kepada anaknya dan kepatuhan anak kepada orang tuanya, penghormatan yang muda kepada yang lebih tua dan cinta kasih yang tua kepada yang muda. Betapa sucinya kaum wanita pada waktu itu, dan betapa jujur dan setianya suami kepada istri dan sebaliknya. Di samping itu, betapa tingginya kesetiaan dan kejujuran para pembantu rumah tangga, kelurusan mental kaum pemuda, dan keteguhan mereka dalam berpegang pada kaidah akhlak. Orang-ornag terkemuka saling menghormati dalam pergaulan antara yang satu dengan yang lain, dan saling menghargai kedudukan serta adat kebiasaan masing-masing. Dalam pergaulan, mereka tidak mengutamakan soal pakaian, pangkat, gelar, dan sebagainya. Mereka lebih suka mengutamakan kepentingan sahabat dan gemar memberi nasihat yang bermanfaat. Banyak sekali keanehan yang dapat didengar beritanya tentang generasi mereka sehingga adakalanya sukar dipercaya.
Kepatuhan dan ketaatan anak kepada orang tua begitu kuatnya, seolah-olah anak-anak rela mengorbankan apa saja untuk kepentingan mereka, mental yang sedemikian itu dibina berdasarkan sabda Rasulullah SAW, “Engkau dan harta kekayaannya untuk ayahmu.” Kecintaan anak kepada orang tua dan kepatuhan serta kesetiaan dalam menunaikan kewajiban terhadap orang tua tidak hanya terbatas pada waktu orang tua masih hidup, bahkan terus-menerus kendati pun orang tua telah meninggal dunia. anak-anak memelihara hubungan baik dengan para sahabat dan teman bergaul orang tua mereka, memberikan hadiah kepada handai taulan orang tua mereka, dan menjalin hubungan kasih sayang dengan sanak keluarga sahabat orang tua mereka. Itu semua merupakan penerapan ajaran rasul Allah Muhammad SAW.
Betapapun melaratnya seseorang anggota kabilah, ia berani menghadapi anggota kabilah lainnya yang kaya dan berkuasa. Ia merasa dirinya berharga dan terhormat, tanpa harus merasa rendah diri hanya karena melarat. Sebaliknya, oarang yang kaya dan berkuasa itu pun menghormati si miskin dan memberikan tempat sesuai dengan kehormatannya, kedudukan silsilahnya dalam lingkungan kabilah, dan sesuai dengan keutamaan pribadinya. Yang diutamakan ialah martabat keturunannya, kejernihan dan kebaikan pribadinya, serta keteguhan agamanya dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya
Si miskin itu dengan ketat meyembuyikan kesulitan penghidupannya. Ia bersabar menghadapi penderitaan karena tidak ingin orang lain mengetahui kesusahan hidupnya. Rasa harga diri sebagai manusia merdeka benar-benar dijaganya baik-baik, seperti seseorang yang menjaga agama dan kehormatan keluarganya. Tidak ada tawar-menawar dan tidak diperjualbelikan betapa pun tinggi yang diajukan. Orang lebih suka mati berlumur darah daripada harus bohong dan berkhianat untuk menyelamatkan nyawanya.
Kejujuran mereka dalam mengakui perbuatan yang dilakukannya atau mengakui sesuatu yang diyakini kebenarannya tidak hanya terbatas pada soal-soal yang menyangkut diri mereka sendiri saja. Mereka pun jujur dan terus terang dalam hal-hal yang bersangkutan dengan persoalan umat dan rakyat. Mereka tidak mengenal fanatisme ras dan nasionalisme sovinis (nasionalisme sempit). Dusta dan kesaksian palsu untuk kepentingan umat, tanah air, dan agama dipandang sebagai perbuatan tendah dan dosa besar. Mereka berkeyakinan teguh bahwa hukum syariat berlaku bagi individu dan umat. Juga berlaku dalam hal urusan pribadi maupun urusan kemasyarakatan. Mereka berpegang teguh pada firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَى بِهِمَا فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا (135)
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia[1] Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nisa: 135).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (8)
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Maidah: 8).
“..Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah: 2).
Dunia Islam Mengikuti jejak Eropa.
Keanehan yang benar-benar terjadi pada zaman belakangan ini adalah kerelaan kaum muslimin di pelbagai penjuru dunia, termasuk mereka yang berada di pusat-pusat kedudukan Islam untuk menjadi sekutu kejahiliyahan Eropa dan kerelaan menjadi pasukan suka rela baginya. Bahkan beberapa bangsa dan negara Islam memandang bangsa-bangsa di Eropa, yang sejak berabad-abad memimpin kejahiliyahan dan memancangkan benderanya di Timur dan Barat, sebagi penolong kaum muslimin, pengawal pusaka Islam yang sedang dalam keadaan lemah, dan pembawa panji-panji keadilan di dunia.
Kalangan awam di kalangan umat Islam malahan rela digiring sebagai pasukan kejahiliyahan. Padahal mereka semestinya merupakan prajurit dan perwira Islam. Akhirnya, moral kejahiliyahan dan prinsip filsafat Eropa merembes ke dalam jiwa mereka bagaikan air yang merembes ke dalam akar tetumbuhan, atau bagaikan arus listrik yang mermbes ke dalam jaringan kawat-kawat.
Kita dapat menyaksikan sendiri, betapa banyak dan beragamnya gejala yang bermunculan dari faham kebendaan barat di dunia Islam. Anda pun dapat melihat dengan jelas kegairahan orang Islam dalam memperebutkan kelezaan hidup dengan lahapnya. Sama lahapnya dengan orang-orang yang tidak mempercayai adanya kehidupan lain setelah berakhirnya kehidupan dunia ini, orang-orang yang tidak mempercayai adanya kehdidupan akhirat, atau yang merasa tidak perlu mengumpulkan kebajikan apa pun untuk bekal kehidupan setelah mati.
Kita pun dapat menyaksikan betapa hebatnya persaingan mereka dalam merperbutkan kedudukan dan keormatan melalui jalan permusuhan. Perbuatan yang semestinya hanya pantas dilakukan oleh orang-orang yang melihat sendiri betapa dahsyatnya semangat mengutamakan kepentingan dan keuntungan pribadi daripada prinsip-prinsip agama dan akhlak. Semangat yang semestinya hanya pantas dimiliki oleh orang-orang yang tidak beriman kepada Nabi dan kitab suci, atau odrang yang merasa tidak akan kembali ke hadirat Ilahi, atau orang yang tidak takut pada hari perhitungan kelak.
Banyak orang muslim, yang karena cintaya pada kehidupan yang fana ini, mabuk dan sangat membenci kematian. Sifat seperti itu semestinya hanya ada pada orang yang memandang kehidupan ini sebagai tujuan akhir.
Mereka mendambakan hidup bergelimang dalam kemewahan dan penampilan kosong lainnya, seperti bangsa-bangsa penganut paham materialis(kebendaan/komunis) yang hidup tanpa akhlak dan hakikat hidup. Tunduk kepada sesama manusia, membungkuk-bungkuk di depan para raja, penguasa, pemimpin pemerintahan, orang yang berkedudukan tinggi, dan memuja serta memuja-muja mereka. Sama keadaan dengan bangsa-bangsa penyembah berhala dan patung.
Kaum Muslimin; Pengayom Bangsa-Bangsa dan Umat Hari Depan.
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali Imron:110).
Kendatipun kaum muslimin dewasa ini sedang kejangkitan berbagai penyakit yang melemahkan, mereka tetap satu-satunya umat di permukaan bumi yang dianggap sebagai lawan bangsa-bangsa barat dan saingannya dalam meraih pimipnan atas kehidupan bangsa-bangsa di dunia.
Kaum muslimin memperoleh dorongan kuat dari agamanya untuk senantiasa mengamati dan mengawasi jalannya kehidupan dunia. umat yang memiliki kewajiban memperhitungkan dengan cermat kehidupan akhlak bangsa-bangsa perilakunya, dan arah kecenderungannya. Umat ynag berkewajiban membimbing bangsa-bangsa di dunia untuk menghayati keutamaan hidup dan ketakwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Umat yang berkewajiban membimbing bangsa-bangsa di dunia untuk menghayati keutamaan hidup dan ketakwaan kepada Allah. Umat yang berkewajiban menuntun manusia ke jalan kebahagiaan dan keberuntungan dunia serta akhirat. Umat yang dengan segala kekuatan yang ada padanya wajib mengubah neraka dunia menjadi tempat bahagia dan sejahtera. Umat yang diharamkan oleh agamanya menjadi umat jahiliyah, satu hal yang sama sekali ditolak dan tidak dibenarkan oleh fitrahnya.
Itulah umat Islam yang pada satu saat akan kembali menjadi bahaya bagi kehidupan jahiliyah modern yang dibentangkan oleh Eropa dari ujung barat ke ujung timur. Merekalah yang akan menggagalkan usaha-usaha Eropa dalam mengejar tujuan jahatnya. Dunia Islam tidak akan bangkit kembali, kecuali dengan melaksanakan tugas (misi) yang dipercayakan kepadanya oleh pendirinya, Rasulullah SAW dengan sepenuh kepercayaan berjuang mati-matian. Misi tersebut adalah suatu risalah yang kokoh dan kuat, jelas, dan terang benderang. Dunia belum pernah mengenal adanya risalah lain yang lebih adil, lebih utama, dan lebih mudah bagi manusia daripada risalah Islam.
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”(QS. Al-jumu’ah: 2).
Rasulullah Shallallahu ’alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّمَابُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
“Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (Hadits shahih lighairihi ini diriwayatkan oleh Ahmad bin Hambal dengan lafadz ini dalam Musnad-nya 2/381, Imam Al Haakim dalam Mustadrak-nya 2/613, dan Imam Al Bukhari dalam kitabnya Adabul Mufrad no. 273).
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
Wallahul muwaffiq.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْعَصْرِ، إِنَّ الإِنسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ، إِلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ، أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ.اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ.رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.اَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ سَبِيْلِكَ.اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ
اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ.اَللَّهُمَّ عَذِّبْهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا وَحَسِّبْهُمْ حِسَابًا ثَقِيْلاً.رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
[1]Maksudnya: orang yang tergugat atau yang terdakwa.