Khutbah Jumat Edisi 200 “OPTIMIS DALAM MENGGAPAI KEMENANGAN”
Materi Khutbah Jumat Edisi 200 Sya’ban 1440 H ini dikeluarkan oleh
Sariyah Da’wah Jama’ah Ansharusy Syari’ah dapat download di:
OPTIMIS DALAM MENGGAPAI KEMENANGAN
(Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Jama’ah Ansharusy Syari’ah)
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ.
اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. وَقَالَ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.
وَقَالَ النَّبِيُ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه الترمذي، حديث حسن).
Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah SWT.
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.
Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jamaah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.
MAASYIROL MUSLIMIN RAHIMANI WA RAHIMUKUMULLAH!!!
Dalam kelelahan, ketegangan dan kekalutan, kaum muslimin masih memiliki secercah harapan meraih kemenangan. Itulah yang terjadi pada saat kaum muslimin dikepung oleh pasukan Ahzab. Bahkan dalam situasi yang menegangkan dan jauh dari perhitungan untuk menang itu mereka masih berkata :
وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا
“Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu (walammaa ra-al mu’-minuunal ahzaaba), mereka berkata, “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita, dan benarlah Allah dan Rasul-Nya.”. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan. (QS. Al-Ahzab : 22)
Dalam kesiapan penuh, menghadapi kepungan musuh dan kondisi medan yang begitu berat, Rasulullah saw, memompa semangat dengan menjanjikan bahwa mereka akan dapat menundukkan Romawi, Persia, Iskandariyah dan negeri-negeri lainnya. Dan akhirnya kaum muslimin mendapatkan kemenangan pada perang Ahzab tersebut tanpa pecahnya pertempuran sebagaimana lazimnya dan Allah swt membuktikan janji-Nya, dengan ditaklukkannya negeri-negeri besar pada masa pemerintahan Umar bin Khathab RA.
Lihatlah pula nasihat yang teduh bagai air di padang pasir, taujih dan janji Rasulullah SAW. yang amat menyejukkan hati keluarga Ammar bin Yasir. Sabarlah wahai keluarga Yasir tempat yang dijanjikan Allah bagimu adalah syurga. Seuntai kalimat dari seorang murabbi akan mampu meredam sakitnya penderitaan, menahan gejolak kesakitan dan membangkitkan semangat berbuat meski tidak dapat merayakan kemenangan.
MAASYIROL MUSLIMIN RAHIMANI WA RAHIMUKUMULLAH!!!
Perjalanan hidup umat teladan itu hendaknya menginspirasi aktifitas yang kita lakukan saat ini. Betapa banyak pengalaman mereka dapat kita jadikan cermin hidup agar rambu-rambu perjalanan menjadi jelas dan terang. Seperti jelasnya perjalanan generasi terbaik dalam sejarah umat ini sehingga mereka mendapatkan harapannya di dunia dan akhirat tanpa takut kerugian sedikit pun.
MAASYIROL MUSLIMIN RAHIMANI WA RAHIMUKUMULLAH!!!
Kemenangan umat terdahulu banyak kita temukan bermula dari optimisme yang tinggi untuk meraih kemenangan. Optimisme yang stabil menghantarkan mereka cepat atau lambat menuju kegemilangan. Karena optimisme adalah bagian dari kemenangan itu sendiri. Baik kemenangan di dunia ataupun di akhirat.
Optimisme orang-orang beriman adalah optimisme yang sangat dalam melekat pada qalbunya karena mereka yakin bahwa mereka bersama Allah SWT. Dengan optimisme itu segala yang berat menjadi ringan, yang susah menjadi mudah dan yang rumit menjadi sederhana. Dengan kebersamaannya bersama Allah itulah mereka meyakini perbuatannya, proses dan prosedurnya serta keberhasilannya mencapai kesuksesannya.
Ketika optimisme sudah merasuk ke jiwa maka dorongan besarlah yang lahir, dorongan untuk beramal, berjihad & berkorban mewujudkan cita-cita besar : Izzul Islam wal Muslimin, meraih mardhatillah.
Ketika seorang sahabat bertanya pada Rasulullah SAW. Bagaimana nasib saya bila maju ke medan peperangan yang sedang berkecamuk itu, beliau menjawab: kamu akan mendapatkan syurga maka sahabat itu segera maju ke depan bahkan membuang kurma yang sedang dikunyahnya seraya bergumam: ‘ini akan memperlambat saya mendapatkan syurga’. Subhanallah begitulah sebagian dari kisah generasi teladan.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ
“Dan diantara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”. (QS. Al-Baqarah : 207)
Saat optimisme membumbung tinggi dalam sanubari seorang mukmin ia akan bergerak, bersikap, berjalan dan berkorban meskipun ia tahu bahwa ia belum tentu dapat merasakan nikmatnya kemenangan. Karena sesungguhnya dengan jiwa optimis itu mereka sudah mendapatkan kemenangan yang sesungguhnya. Paling tidak ia terdorong untuk memberikan sumbangsih mulianya demi keyakinan yang ia imani.
MAASYIROL MUSLIMIN RAHIMANI WA RAHIMUKUMULLAH!!!
Saat ini hal-hal yang menghadang perjalanan kita menuju kejayaan amatlah banyak. Rintangan, gangguan cobaan datang silih berganti. Baik yang datang dari luar ataupun yang ada dalam diri sendiri. Sepertinya mereka tidak pernah lelah dan berhenti. Mereka tidak menghendaki kemenangan ada di tangan kita. Apabila kita pun lelah dan jenuh menghadapinya maka selamanya kita tidak akan pernah mencicipi rasa kemenangan itu. Tatkala kita lelah muncul bisikan-bisikan nista sambil mengatakan :
untuk apa berkorban apakah pengorbanan yang kamu lakukan akan kamu dapati hasilnya. Apakah pengorbanan itu akan kita rasakan. Jangan-jangan kita yang berkorban malah orang lain yang menikmatinya. Dan sedihnya lagi apa yang sudah kita lakukan akan dipungkiri dan digugat. Mereka juga akan menutup mata pada apa yang kita perbuat. Bisikan-bisikan ini sering kali mampir di telinga kita. Seakan-akan mereka ingin menyetop lajunya langkah kaki-kaki kita.
MAASYIROL MUSLIMIN RAHIMANI WA RAHIMUKUMULLAH!!!
Gangguan yang menggelayuti kita mesti kita lawan, karena kita mempunyai iman, kita mempunyai keyakinan dan kita bersama keberkahan Allah SWT. Dan itu berangkat dari jiwa optimis yang ada dalam diri kita. Marilah kita hayati dan yakini sabda Rasulullah SAW. Di saat menghantarkan para sahabat dalam perang ahzab:
Fasiruu bi barakatillah wa antum faizuun, Berangkatlah kalian dengan keberkahan Allah dan kalian akan menang.
Sesungguhnya Kemenangan Itu Hanya Di Tangan Alloh Saja.
Berdasarkan firman Alloh SWT:
وَمَا النَّصْرُ إِلاَّ مِنْ عِندِ اللهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
“Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Ali Imron:126 dan Al-Anfal:10).
Dalam ayat ini terdapat aqwaa asaaliibi an-hashri (uslub pembatasan yang paling kuat) yaitu an-nafyu (kalimat negatif / peniadaan) yaitu ( ما ) yang diikuti setelahnya dengan pengecualian yaitu ( إلا ). Pemahaman semacam ini juga dapat disimpulkan dari firman Alloh:
إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللهُ فَلاَ غَالِبَ لَكُمْ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِيْ يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ
“Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan kamu; dan jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu. (QS. Ali Imron:160)
Ketika pemahaman semacam ini hilang dari benak para sahabat rodliyallohu anhum pada waktu perang Hunain, dan mereka merasa bangga dengan jumlah mereka yang banyak, maka mereka ditimpa kekalahan sehingga mereka memahami kembali bahwasanya jumlah dan sarana itu tidak bermanfaat sama sekali kecuali atas izin Alloh.
Alloh berfirman:
لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللهُ فِي مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنكُمْ شَيْئًا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُم مًّدْبِرِينَ ثُمَّ أَنزَلَ اللهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَنزَلَ جُنُودًا لَّمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَذَلِكَ جَزَآءُ الْكَافِرِينَ
“Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai orang-orang mu’minin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dan bercerai-berai. Kemudian Allah memberi ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah telah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikian pembalasan kepada orang-orang yang kafir. (QS. At-Taubah:25-26)
Maka Alloh mengingatkan mereka bahwasanya kemenangan mereka pada banyak medan perang itu bukanlah karena jumlah mereka yang banyak yang mereka banggakan, dan bahwasanya ketika mereka berbangga dan mengandalkan jumlah yang banyak, jumlah itu tidak bermanfaat bagi mereka dan merekapun ditimpa kekalahan. Kemudian Alloh memenangkan mereka setelah mereka mengalami kekalahan karena Alloh hendak menjelaskan kepada mereka bahwa kemenangan itu dari sisi Alloh bukan karena jumlah yang banyak yang tidak ada manfaatnya. Maka dengan kekalahan itu Alloh dapat mengembalikan mereka kepada pemahaman yang hilang dari sebagian orang ketika itu. Yaitu pemahaman
وَمَا النَّصْرُ إِلاَّ مِنْ عِندِ اللهِ
“Dan kemenangan itu hanyalah dari Allah.”
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
Wallahul muwaffiq.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْعَصْرِ، إِنَّ الإِنسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ، إِلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ، أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ.اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ.رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.اَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ سَبِيْلِكَ.اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.
اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ.اَللَّهُمَّ عَذِّبْهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا وَحَسِّبْهُمْ حِسَابًا ثَقِيْلاً.رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.