Khutbah Jumat Edisi 340 | Madrasah Ramadhan
Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Jama’ah Ansharu Syari’ah
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ جَعَلَ الصَّوْمَ حِصْنًا لِأَوْلِيَائِهِ وَ جُنَّةً، وَفَتَحَ لَهُمْ بِهِ أَبْوَابَ الْجَنَّةِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قَائِدِ الْخَلْقِ وَمُمَهِّدِ السُّنَّةِ، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ ذَوِيْ الْأَبْصَارِ الثَّاقِبَةِ وَالْعُقُوْلِ الْمُرَجِّحَةِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
وَقَالَ النَّبِيُ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه الترمذي، حديث حسن).
Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan para sahabatnya.
Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.
Ma’asyirol Muslimin Rahimani Wa Rahimukumullah…
Khotib mengucapkan selamat kepada hadirin dan diri saya sendiri atas datangnya bulan ramadhan yang diberkahi ini, ramadhan yang telah ditetapkan oleh Allah Ta’ala Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui sebagai madrasah/pendidikan bagi umat Islam, dan membiasakannya untuk mentaati Rabbnya, mentaati perintah-perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya.
Hadirin yang dirahmati Allah, marilah kita bertaubat dari kesalahan yang disengaja atau tidak. Nabi bertaubat setiap hari memohon ampunan tujuh puluh sampai seratus kali. Mari kita segera melakukan amalan sholeh yang sering dilalaikan, kita tingkatkan ibadah sebelum kesempatan kita hilang.
Ramadhan adalah madrasah yang luar biasa untuk perubahan menuju yang lebih baik dan lebih baik, dan transformasi menjadi yang paling sempurna dan terindah. Dalam diri kita masing-masing ada kebaikan yang harus dikembangkan dan diperkuat, dan ada juga kejahatan yang harus disingkirkan dan dihilangkan, dan siapa yang tidak berubah lebih baik, niscaya dia celaka, siapa yang tidak maju, niscaya dia mundur.
Pemberi peringatan bagi umat manusia bagi siapa saja di antara kamu yang ingin maju atau tertinggal sebagaimana firman Allah Ta’ala.
إِنَّهَا لَإِحْدَى الْكُبَرِ (35) نَذِيرًا لِلْبَشَرِ (36) لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَتَقَدَّمَ أَوْ يَتَأَخَّرَ (37(
“Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar, sebagai ancaman bagi manusia (yaitu) bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur,” (QS. Al-Muddaththir: 35-37).
Di dalam tafsir ibnu katsir dijelaskan Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar. Yakni salah satu dari azab yang amat besar, maksudnya neraka Saqar. Demikianlah menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan Ad-Dahhak serta selain mereka yang bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf.
{نَذِيرًا لِلْبَشَرِ لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَتَقَدَّمَ أَوْ يَتَأَخَّرَ}
“Sebagai ancaman bagi manusia, (yaitu) bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur,” (Al-Muddatstsir: 36-37).
Yaitu bagi siapa yang mau menerima peringatan dan menempuh jalan petunjuk yang hak; atau siapa yang mundur darinya dan berpaling serta menolaknya.
Ramadhan yang diberkahi, meskipun satu bulan berpuasa, tetapi cukup untuk latihan, pembiasaan, dan pendidikan. Puasa sebulan insyaAllah cukup untuk mengangkat diri kita dan mengembalikannya kepada kebaikan dan ketakwaan, dan mereka dibangun di dalamnya dengan nilai-nilai dan akhlak yang baik. puasa sebulan cukup menguatkan akhlak baik kita, dan memperbaiki kondisi kita. Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu Anhu Berkata :
تعودوا الخير، فإنَّما الخير عادة.
Ta-‘awwaduu alkhoir, fainnama alkhoir ‘aadatun.
“Biasakanlah melakukan kebaikan. Karena sesungguhnya kebaikan itu bisa dilakukan dengan kebiasaan,” (Shohih Mushonnaf Abdurrajaq No 4742).
Faidah atau Pelajaran dari perkataan sahabat ibnu mas’ud Radhiyallahu Anhu: Melakukan sesuatu pekerjaan butuh pembiasaan agar terbiasa melakukan pekerjaan tersebut. Sesuatu yang awalnya berat dan susah akan tetapi biasa dilakukan akhirnya menjadi mudah dan biasa dikerjakan.
Seseorang yang dahulu masa hidupnya kelam dengan dunia hitam terus berhijrah (bertobat ) awal berat melakukan kebaikan maka itu butuh latihan pembiasaan melakukan kebaikan sehingga ia terbiasa melakukan kebaikan.
Mengaji harus terus dibiasakan agar lancar dan mahir membaca A-lquran Mendidik kebaikan kepada anak atau murid harus terus dibiasakan agar menjadi budaya dan terbiasa dengan melakukan kebaikan. Bukankah penghapal Al-Qur’an dia hapal secara utuh karena biasa terus baca atau murojaah mengulang-ulang hafalan setiap hari.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Ketahuilah diantara pelajaran besar bulan ramadhan yang diberkahi adalah ramadhan melatih dan menguatkan keistiqomahan. Tidak banyak orang yang bisa istiqomah, orang-orang yang mencapai keistiqomahan/konsisten atas perintah Allah adalah hamba pilihan Allah yang telah lulus dari madrasah ramadhan.
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fusshilat: 30).
Banyak orang yang kurang istiqomah disebabkan oleh lemah ketakwaan, dan lemah muroqobah (rasa selalu diawasi Allah), maka Ramadhan datang untuk menumbuh kembangkan ketaqwaan dan muroqobah di dalam hati kita dan memperkuatnya.
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah: 183).
Di antara pelajaran terbesar Ramadhan:
Puasa melatih kejujuran seseorang. Lewat puasa, akan terbentuk sikap muraqabah dalam diri seorang Muslim. Muraqabah ialah suatu sikap di mana seorang Muslim selalu merasa di bawah pengawasan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Muraqabah merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang muslim.
Karena dengan muraqabah inilah, seseorang dapat menjalankan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dimanapun ia berada, hingga mampu mengantarkannya pada derajat seorang mu’min sejati. Demikian pula sebaliknya, tanpa adanya sikap seperti ini, akan membawa seseorang pada jurang kemaksiatan kepada Allah kendatipun ilmu dan kedudukan yang dimilikinya.
Dari segi bahasa, muraqabah berarti pengawasan dan pantauan. Karena sikap muraqabah ini mencerminkan adanya pengawasan dan pemantauan Allah terhadap dirinya. Adapun dari segi istilah, muraqabah adalah, suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa mengawasinya, melihatnya, mendengarnya, dan mengetahui segala apapun yang dilakukannya dalam setiap waktu, setiap saat, setiap nafas atau setiap kedipan mata sekalipun.
Puasa secara bahasa bermakna menahan diri dari sesuatu. Sedangkan secara terminologi, puasa berarti menahan hawa nafsu dari segala yang membatalkan puasa dan yang merusak puasa sejak waktu subuh sampai terbenam matahari dengan disertai niat berpuasa.
Salah satu pelajaran terbesar Ramadhan adalah kesabaran
Karena Ramadhan adalah bulan kesabaran dan ketekunan, dan kesabaran adalah kunci kemenangan, dan kesabaran adalah kunci keberhasilan.
Sesungguhnya bulan Ramadhan adalah madrasah yang agung dan bangunan (keimanan) yang tinggi, yang para hamba mengambil darinya banyak ibroh dan pelajaran bermanfaat yang mendidik jiwa dan meluruskannya pada bulan Ramadhan ini dan di sisa umurnya.
Dan salah satu (pelajaran besar) yang diambil oleh orang-orang yang berpuasa di bulan yang agung dan musim yang diberkahi ini adalah membiasakan diri dan membawanya kepada kesabaran, oleh karena itu , terdapat dalam beberapa Hadits , (bahwa) Nabi yang sangat penyayang –shallallahu ‘alaihi wa sallam- mensifati bulan Ramadhan dengan “bulan kesabaran”.
Diantaranya adalah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Muslim dari Hadits Abu Qotadah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
((صَوْمُ شَهْرِ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ صَوْمُ الدَّهْرِ))
“Puasa bulan kesabaran dan puasa tiga hari di setiap bulan adalah puasa sepanjang tahun”. [ Musnad Imam Ahmad (7567، 8965) dan Imam Muslim . no.1162].
Dalam Hadits ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mensifati bulan Ramadhan sebagai bulan kesabaran, hal itu dikarenakan terkumpul dalam bulan Ramadhan seluruh jenis kesabaran; sabar melaksanakan ketaatan kepada Allah, sabar meninggalkan kemaksiatan kepada-Nya dan sabar dalam menghadapi takdir Allah yang berat (yang dirasakan oleh seorang hamba).
1. Didalam bulan Ramadhan terdapat ibadah puasa, shalat Taraweh, membaca Alquran, kebaikan, Ihsan, dermawan, memberi makan, dzikir, do’a, taubat, istighfar dan selainnya dari berbagai macam ketaatan-ketaatan, dan (semua) ini membutuhkan kesabaran, agar seseorang bisa melakukannya dalam bentuk yang paling sempurna dan paling utama.
2. Didalam bulan Ramadhan terdapat sikap menahan lisan dari dusta, menipu, sia-sia, mencela, mencerca, teriak, debat, menggunjing, mengadudomba, mencegah anggota tubuh lainnya dari melakukan seluruh kemaksiatan, dan (semua) ini (tertuntut) di bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan. Sedangkan menjauhi kemaksiatan-kemaksiatan ini membutuhkan kesabaran,sehingga seorang hamba sanggup menjaga dirinya agar tidak terjatuh kedalamnya.
3. Didalam bulan Ramadhan terdapat sikap meninggalkan makan ,minum dan semua yang terkait dengannya, sedangkan nafsunya menginginkannya. Demikian pula menahan diri dari apa yang Allah bolehkan berupa mengikuti syahwat (yang halal) dan kelezatan (yang mubah), seperti bersetubuh dan pendahuluannya, dan (semua) ini jiwa tidaklah bisa meninggalkannya kecuali dengan kesabaran, maka (kesimpulannya) Ramadhan mencakup seluruh jenis kesabaran.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
Wallahul muwaffiq
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْعَصْرِ، إِنَّ الإِنسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ، إِلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ، أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ. رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ سَبِيْلِكَ. اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.
اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ. اَللَّهُمَّ عَذِّبْهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا وَحَسِّبْهُمْ حِسَابًا ثَقِيْلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.