Khutbah Jum'at

Khutbah Jum’at Edisi 367 | Kenapa Perseteruan antara Palestina dan Israel Tidak Akan Berhenti?

Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Jama’ah Ansharu Syari’ah

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ.

اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. وَقَالَ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.

وَقَالَ النَّبِيُ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه الترمذي، حديث حسن).

Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan para sahabatnya.

Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.

Ma’asyirol Muslimin Rahimani Wa Rahimukumullah…

Kenapa Perseteruan Palestina dengan Israel Tidak akan Berakhir Sampai Kiamat?

Perseteruan Palestina dengan Israel tidak akan berakhir. Ada sekian alasan mengapa perseteruan ini tidak berakhir.

Pertama Amerika mengabaikan metode memecahkan masalah tanpa menimbang hubungan antara bangsa Israel dan Palestina. Kedua Amerika mengabaikan dinamika Timur Tengah dan kontestasi global terkait Palestina-Israel.

semua perundingan hanya akan sia-sia dan bertahan pendek sebagaimana yang telah terjadi berkali-kali sebelumnya. Sementara itu, bangsa Palestina memiliki ketahanan yang kuat untuk tetap melawan di samping ketimpangan kekuatan yang ada.

Bangsa Israel dengan sekutunya dapat membuat perlawanan bangsa Palestina sia-sia, tapi mereka (bangsa Israel) tidak dapat melenyapkannya. Sedangkan bangsa Palestina dapat memperpanjang konflik tanpa batas, tapi mereka (bangsa Palestina) tidak dapat meraih tujuan politis mereka.

Amerika memiliki peran yang besar dalam menjaga perseteruan Palestina dan Israel tetap abadi dengan beberapa motif politik luar negeri Amerika di kawasan.

Intinya pertama, aspek terhadap minyak. Karena kalau ga ada minyak, amerika akan lumpuh. Amerika sangat tergantung pada minyak sehingga tidak mau kebutuhannya pada minyak terganggu.

Kedua dukungan dan proteksi taat pada Israel sebagai bayangan Amerika di kawasan. Ketiga Amerika ingin menguatkan basis-basis kekuatannya terutama pangkalan militer di wilayah itu.

Keempat, mempertahankan aliansi penguasa di Timur Tengah yang selaras dengan Amerika.

Apakah hanya perang satu-satunya jalan dari konflik Israel dan Palestina? Adakah jalan lain?

Perang berkepanjangan masih mungkin terjadi dengan invasi darat. Penyelesaian konflik melalui diplomasi masih dapat dilakukan, namun banyak faktor yang jadi permasalahan. Skenario terburuknya ialah pendudukan kembali Jalur Gaza atau justru pengusiran seluruh warga Palestina dari wilayah tersebut.

Perang yang berkepanjangan menurut sejumlah analisis adalah hal yang diinginkan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Keinginannya untuk melancarkan konflik berkepanjangan ialah untuk mengalihkan perhatian atas kasus korupsi yang ia hadapi selama bertahun-tahun serta protes mingguan terhadap perombakan sistem peradilan Israel yang dilakukan pemerintahnya, seperti dijelaskan oleh Haim Bresheeth, seorang profesor di School of Oriental and African Studies (SOAS) di London.

Sejarah Konflik Israel vs Palestina

Berdasarkan sejarahnya, konflik Israel vs Palestina sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 1917 yang ditandai dengan dikeluarkannya Deklarasi Balfour.

Deklarasi Balfour dikeluarkan oleh Inggris setelah berhasil merebut Palestina dari Kesultanan Utsmaniyah pada Perang Dunia I. Dalam Deklarasi Balfour pada 2 November 1917, Inggris menjanjikan tanah air untuk orang-orang Yahudi

Deklarasi Balfour ini ditujukan untuk tokoh Yahudi Inggris, Lord Lionel Walter Rothschild pendukung kuat gerakan Zionisme, yakni sebuah cita-cita atau ideologi yang menginginkan adanya tanah air bagi orang Yahudi di Palestina Tentu saja, deklarasi ini semakin memicu pertentangan di kalangan penduduk Palestina.

Dalam Alquran disebutkan bahwa Allah SWT sudah mengharamkan Tanah Kanaan atau tanah Palestina untuk Bani Israel atau umat Yahudi.

قَالَ فَإِنَّهَا مُحَرَّمَةٌ عَلَيۡهِمۡۛ أَرۡبَعِينَ سَنَةٗۛ يَتِيهُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِۚ فَلَا تَأۡسَ عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡفَٰسِقِينَ

Artinya: “(Allah) berfirman, “(Jika demikian), maka (negeri) itu terlarang buat mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan mengembara kebingungan di bumi. Maka janganlah engkau (Musa) bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu.” (Surat Al Maidah: 26).

Namun umat Yahudi benar-benar ngotot ingin merebut Yerusalem (Baitul Maqdis). Bahkan tak hanya Yerusalem, wilayah lain yang telah lama diduduki warga Arab Palestina ingin dikuasai Zionis Israel. Mereka menganggap Palestina itu adalah tanah suci yang dijanjikan dan seharusnya dimiliki oleh kaumnya.

Pada 1922, Liga Bangsa-Bangsa (sekarang PBB) kemudian menetapkan kewajiban mandat Inggris di Palestina, termasuk menjamin “pendirian rumah nasional Yahudi,” yang nantinya menjadi negara Israel.

Perang Israel vs Palestina Disebut Terus Berlanjut hingga Akhir Zaman, Yahudi Kalah Pertanda Kiamat?

Dalam sebuah hadits nabi disebutkan peperangan akan terjadi antara umat Muslim melawan kaum kafir di Baitul Maqdis (Palestina). Perang itu akan berakhir hingga ‘urusan Allah tiba’, yang dalam hal ini ditafsirkan para ulama sebagai akhir zaman atau hari kiamat tiba.

Dari Abu Hurairah RA, dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam, beliau bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّـى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمُ الْمُسْلِمُونَ حَتَّـى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ، فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوِ الشَّجَرُ: يَا مُسْلِمُ! يَا عَبْدَ اللهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي، فَتَعَالَ، فَاقْتُلْهُ، إِلاَّ الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ

Artinya: “Tidak akan tiba hari Kiamat hingga kaum muslimin memerangi orang-orang Yahudi dan membunuh mereka sehingga seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, kemudian batu dan pohon berkata, ‘Wahai muslim! Wahai hamba Allah! Orang Yahudi ini di belakangku, kemarilah, bunuhlah dia!” Kecuali gharqad, karena ia adalah pohon orang Yahudi.” (HR Muslim no 5203).

Masa Depan Kekalahan Israel dalam Perspektif Tafsir Al-Qur’an

kemenangan itu pasti akan datang buat orang-orang Palestina. Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Quran. Ini menandakan bahwa penjajahan dan kerusakan yang dilakukan oleh Israel pasti akan berakhir.

Faktor utama kekalahan mereka adalah kemurkaan Allah dan kehinaan mereka selama hidup di dunia. Ini berdasarkan Surat Al-A’raf ayat 152.

“Sesungguhnya orang-orang yang menjadikan anak lembu (sebagai sembahannya), kelak akan menimpa mereka kemurkaan dari Tuhan mereka dan kehinaan dalam kehidupan di dunia. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang membuat-buat kebohongan,”.

Banyak disebutkan dalam Al-Qur’an juga bagaimana pembangkangan Bani Israil terhadap tuhan. Mulai dari menjadikan anak lembu sesembahan, membunuh para nabi dan rasul, tidak mengikuti Nabi Musa, melanggar hari untuk tidak mengambil ikan ke laut, dan sebagainya. Inilah yang menjadi faktor utama kekalahan mereka sehingga kerusakan yang selalu mereka buat menjadikan mereka hina dan selalu dimurkai oleh Allah.

Kalau dilihat sekarang, kekuatan politik dan militer mereka besar dengan teknologi canggih dan adanya kekuatan besar di belakang mereka. Namun, itu tidak menampik bahwa sifat dan karakter mereka yang buruk.

Ada beberapa karakteristik mereka dalam beragama, berpolitik dan berinteraksi sosial yang juga tercatat dalam Al-Qur’an.

Pertama dalam beragama, mereka minta dibuatkan Tuhan (Q.S. Al-A’raf: 138), membangkang perintah Allah (Q.S. Al-Baqarah: 93), merubah Firman Allah dan menjualnya (Q.S. Al-Baqarah: 79), menganggap Allah memiliki anak (Q.S. At-Taubah: 30), memusuhi para malaikat (Q.S. Al-Baqarah: 97-98). Dalam beragama saja mereka sudah melakukan kehinaan dan banyak pembangkangan.

Lalu dalam berpolitik mereka membenci umat Islam (Q.S. Al-Maidah: 82), suka ingkar janji dan kesepakatan (Q.S. Al-Baqarah: 63-64), munafik (Q.S. Al-Baqarah: 76), menghalalkan segala cara (Q.S. Al-Maidah: 77). Tercatat juga bahwa mereka sering kali mengingkari janji misalkan dalam banyak perjanjian damai dan kesepakatan yang dibuat untuk Israel dan Palestina.

Kemudian dalam interaksi sosial mereka bersikap individual (Q.S. Al-Maidah: 22), angkuh dan sombong (Q.S. Al-Baqarah: 111), suka membuat makar (Q.S. Al-Maidah: 64), rasis (Q.S. Al-Baqarah: 94-95), dan memakan riba (Q.S. An-Nisa: 161).

Sifat buruk mereka inilah yang akhirnya menunjukkan pada kehancuran dan kerusakan bagi mereka sendiri.

Bagaimana kita menganalisa kekalahan Israel pada masa depan ?

Pertama, ada tentang suatu hari yang menentukan, sebuah ketetapan. Di sinilah nanti Bani Israil akan mendapatkan ketentuan untuk mereka, inilah hari yang menentukan. Kalau dilihat dari Al-Qur’an, mereka akan mendapat balasan, ketentuan, dan ketetapan bahkan dimulai dari dunia ini, tidak hanya pada hari akhir.

Banyak azab dan balasan yang juga Allah langsung turunkan kepada pembangkangan mereka pada zaman nabi dan rasul. Saat ini, balasan itu akan dihadapkan ke mereka, kekalahan Israel untuk menguasai Palestina.

Kedua, kegagalan Yahudi menguasai Kaum Muslimin. Orang-orang Yahudi tidak akan pernah membahayakan kalian (orang-orang mukmin) kecuali hanya bahaya kecil seperti cacian dan makian dan juga kerusakan fisik atau jasad. Maksudnya disini adalah bahaya dan ancaman kecil dimana tidak membahayakan aqidah atau ruh orang-orang Palestina.

Terbukti semangat orang-orang Muslim Palestina bahkan disaat terjajah terus dekat dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Hanya luka luar yang berdampak, tidak berdampak pada kekokohan perjuangan Palestina. Buktinya, Gaza tidak bisa dijangkau oleh tentara Israel sejak tahun 2008 dari daratan, makanya mereka menyerang melalui berbagai serangan udara.

Ketiga, kerusakan Bani Israil di muka bumi. Saat ini sedang terjadi kerusakan kedua dan Allah akan mengirimkan hamba-hamba-Nya yang beriman untuk mengatasi kerusakan tersebut. Dijelaskan tentang pemberitahuan Allah akan ada dua kerusakan dan kesombongan yang akan dilakukan oleh Yahudi.

Kemudian akan ada yang akan menghilangkan kerusakan tersebut. Yaitu dibangkitkannya kekuatan musuh Israel, orang-orang beriman dan kembali akan mengambil alih Masjidil Aqsa.

Ini dijelaskan dalam Q.S. Al-Isra’ ayat 4-7 dan Al-Qur’an hanya membuka kuncinya, cakrawalanya, apalagi tentang kajian masa depan atau prediksi. Siapakah orangnya dan bagaimana? itu masih belum bisa diketahui.

Hal yang terpenting adalah bagaimana posisi kita dalam memerdekakan Palestina dan mempersiapkan kemenangan itu.

Keempat, pra kondisi Bani Israil ketika kalah. Seperti apa Israel ketika itu? Dikatakan oleh Allah dalam Q.S. Al-Isra’ ayat 104

Kami datangkan kalian dalam keadaan bercampur-baur dengan musuhmu,”.

Jadi Israel akan berkumpul di satu tempat, di situlah letak mereka kalah. Bahasa sederhananya selama ini Israel itu terpencar setelah diusirnya mereka pada masa-masa Nebukadnezar tahun 587 sebelum Masehi. Mereka benar-benar kalah dan keluar dari tanah Palestina, ada yang ke Madinah, Yaman, dan ke tempat lainnya.

Akhirnya ada satu proyek Zionis yang membuat mereka akhirnya berkumpul lagi menjadi satu tempatnya di Palestina. Ini sudah ditakdirkan Allah dan sudah waktunya.

Ketika masuk Janji Terakhir, apabila datang masa berbangkit kami datangkan kalian dalam keadaan bercampur-baur, berarti kan bersatu berada di satu tempat buat Bani Israil, Israel-Palestina, di situlah Kemenangan itu pasti akan datang buat orang-orang Palestina. Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Quran.

Ini menandakan bahwa penjajahan dan kerusakan yang dilakukan oleh Israel pasti akan berakhir.

Sebagai seorang muslim saat ini tentunya, dengan prediksi kekalahan Israel di masa depan, kita harus mempersiapkan diri untuk berkontribusi dalam kemenangan dan kemerdekaan Palestina, bukan hanya sebagai penonton yang pasif menunggu takdir apalagi berada dibarisan Israel, belanja produk yang keuntungannya untuk Israel dan Amerika.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ

Wallahul muwaffiq

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْعَصْرِ، إِنَّ الإِنسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ، إِلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ، أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ. رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ سَبِيْلِكَ. اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.

اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ. اَللَّهُمَّ عَذِّبْهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا وَحَسِّبْهُمْ حِسَابًا ثَقِيْلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Lihat lebih banyak

Artikel terkait

Back to top button