Khutbah Jumat Edisi 436 | Mengapa Para Salafus Saleh Sangat Bersungguh-sungguh Ibadah pada 10 Hari Terakhir Ramadhan dan Ibrohnya
"Rasulullah ﷺ apabila telah memasuki 10 malam terakhir Ramadhan, beliau menghidupkan malam, membangunkan keluarganya, dan mengencangkan sarungnya (bersungguh-sungguh dalam ibadah)." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Jama’ah Ansharu Syari’ah
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ.
اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. وَقَالَ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.
وَقَالَ النَّبِيُ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه الترمذي، حديث حسن).
Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan para sahabatnya.
Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.
Ma’asyirol Muslimin Rahimani Wa Rahimukumullah…
Sebagai seorang Muslim, 10 hari terakhir Ramadhan merupakan momen penuh keharuan dan kekhawatiran. Keharuan akan istimewanya 10 hari terakhir Ramadhan yang terdapat malam lailatul qadar didalamnya, dan kekhawatiran apakah masih dapat bertemu lagi dengan Ramadhan tahun berikutnya dengan segala keterbatasan umur yang dimiliki., namun sungguh ironis, justru di saat-saat terpenting ini semangat ibadah mulai menurun.
Masjid yang semula ramai perlahan mulai sepi, sementara pusat perbelanjaan dipenuhi orang-orang yang sibuk dengan persiapan lebaran. Malam-malam yang seharusnya dihidupkan dengan qiyamul lail dan tangisan doa, justru dihabiskan dengan tontonan yang melalaikan dan urusan duniawi yang tak berkesudahan.
Padahal, 10 malam terakhir Ramadhan adalah saat-saat yang paling dinanti oleh Rasulullah ﷺ dan para salafus saleh. Rasulullah ﷺ bersabda:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ الأَوَاخِرُ مِنْ رَمَضَانَ، أَحْيَا اللَّيْلَ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ، وَشَدَّ مِئْزَرَهُ (متفق عليه)
“Rasulullah ﷺ apabila telah memasuki 10 malam terakhir Ramadhan, beliau menghidupkan malam, membangunkan keluarganya, dan mengencangkan sarungnya (bersungguh-sungguh dalam ibadah).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sebelum kita membahas tentang keadaan salafus shalih di bulan Ramadhan maka alangkah baiknya kita terlebih dahulu menilik keadaan Qudwah kita dan Qudwah Salaf Shalih yaitu Baginda kita Nabi Muhammad saw di bulan Ramadhan.
Al Imam Ibnu Qayyim berkata “Diantara sebagian petunjuk Nabi saw di bulan Ramadhan adalah memperbanyak variasi ibadah, dulunya Malaikat Jibril gemar mengajari Nabi Shalallahu alaihi wa Sallam Al Quran dibulan Ramadhan, dan Jibril mendapati Nabi saw lebih dermawan dari angin yang berhembus, beliau adalah sosok yang paling dermawan dibanding yang lain, terlebih lagi di bulan Ramadhan, beliau memperbanyak Sedekah, berbuat baik, membaca Al – Quran, shalat, zikir dan I’tikaf, beliau sangat mengistimewakan bulan Ramadhan dengan semangat ibadah dibanding bulan bulan yang lain, sehingga tidak terlewatkan sedetikpun waktu siang dan malam beliau kecuali diisi dengan ibadah (Zadul Ma’ad Fi Hadyi Khairil ‘Ibad, Juz 2/30).
Para salafus shalih tidak menyia-nyiakan ramadhan musim kebaikan, sehingga mereka berlomba lomba beribadah dan bersungguh sungguh dalam beramal shalih dalam rangka untuk meraih ridho dan pahala dari Allah Ta’ala.
Lihatlah Imam Bukhari ra ketika tiba malam pertama bulan Ramadhan, beliau menjadi Imam shalat bersama Sahabat-sahabat nya, lalu beliau membaca 20 ayat disetiap Rakaat nya sampai mengkhatamkan Al-Quran. Beliau membaca Al Quran di waktu Sahur antara sepertiga sampai setengah Al Quran, sampai beliau menghatamkannya ketika datang waktu berbuka disetiap harinya. Lalu beliau berkata : Setiap selesai Khataman Al Quran terdapat doa yang mustajab (Sifatus Shafwah Juz 4/170).
Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga semakin bersemangat pada 10 hari terakhir ramadhan, atau justru kita dan mereka sibuk dengan gadget dan hiburan yang melalaikan?
Jamaah yang dirahmati Allah,
Para salafus saleh telah menunjukkan keteladanan yang luar biasa dalam memanfaatkan malam-malam penuh keberkahan ini.
Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita telah menyiapkan diri untuk meraih Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan, atau justru kita tenggelam dalam urusan dunia yang tidak berkesudahan?
Jamaah yang dirahmati Allah,
Mari kita renungkan mengenai alasan mengapa Rasulullah dan para sahabat lebih semangat beramal di 10 hari terakhir Ramadhan:
1. Setiap Amalan Dinilai dan Ditentukan dari Akhirnya
Dalam Islam, kualitas akhir dari sebuah amalan sangatlah penting. Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ
“Sesungguhnya setiap amalan itu tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari no. 6607)
كَانَ السَّلَفُ يَدْعُونَ اللَّهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُم رَمَضَانَ، وَيَدْعُونَهُ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَ مِنْهُمْ
“Para salafus saleh berdoa selama enam bulan agar Allah mempertemukan mereka dengan Ramadhan, dan setelahnya mereka berdoa selama enam bulan agar amal mereka diterima.” (Lathaif al-Ma’arif, Ibnu Rajab).
Jika para salaf menangis takut kehilangan Ramadhan, mengapa kita semakin malas ibadah dan malah sibuk dengan urusan dunia di penghujung ramadhan?
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
« لاَ عَلَيْكُمْ أَنْ لاَ تُعْجَبُوا بِأَحَدٍ حَتَّى تَنْظُرُوا بِمَ يُخْتَمُ لَهُ فَإِنَّ الْعَامِلَ يَعْمَلُ زَمَاناً مِنْ عُمْرِهِ أَوْ بُرْهَةً مِنْ دَهْرِهِ بِعَمَلٍ صَالِحٍ لَوْ مَاتَ عَلَيْهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ ثُمَّ يَتَحَوَّلُ فَيَعْمَلُ عَمَلاً سَيِّئاً وَإِنَّ الْعَبْدَ لِيَعْمَلُ الْبُرْهَةَ مِنْ دَهْرِهِ بِعَمَلٍ سَيِّئٍ لَوْ مَاتَ عَلَيْهِ دَخَلَ النَّارَ ثُمَّ يَتَحَوَّلُ فَيَعْمَلُ عَمَلاً صَالِحاً وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْراً اسْتَعْمَلَهُ قَبْلَ مَوْتِهِ ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ قَالَ « يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ ثُمَّ يَقْبِضُهُ عَلَيْهِ »
“Janganlah kalian terkagum dengan amalan seseorang sampai kalian melihat amalan akhir hayatnya. Karena mungkin saja seseorang beramal pada suatu waktu dengan amalan yang shalih, yang seandainya ia mati, maka ia akan masuk surga. Akan tetapi, ia berubah dan mengamalkan perbuatan jelek. Mungkin saja seseorang beramal pada suatu waktu dengan suatu amalan jelek, yang seandainya ia mati, maka akan masuk neraka. Akan tetapi, ia berubah dan beramal dengan amalan shalih.
Oleh karenanya, apabila Allah menginginkan satu kebaikan kepada seorang hamba, Allah akan menunjukinya sebelum ia meninggal.” Para sahabat bertanya, “Apa maksud menunjuki sebelum meninggal?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Yaitu memberikan ia taufik untuk beramal shalih dan mati dalam keadaan seperti itu.” (HR. Ahmad, 3: 120, 123, 230, 257 dan Ibnu Abi ‘Ashim dalam As-Sunnah 347-353. Sanad hadits ini shahih sesuai syarat shahih Bukhari – Muslim. Lihat pula Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 1334, hal yang sama dikatakan oleh Syaikh Al-Albani)
Hadits ini memberikan pemahaman bahwa kesempurnaan suatu amalan, termasuk ibadah di bulan Ramadhan, sangat ditentukan oleh bagaimana amalan tersebut diakhiri. Oleh karena itu, meningkatkan intensitas ibadah di 10 hari terakhir Ramadhan menjadi sangat dianjurkan. Di 10 hari terakhir ini lah kita di tuntut untuk lebih bersungguh-sungguh dalam beribadah, karena bisa jadi di hari-hari awal kita beribadah kurang maksimal. Maka dari itu, kita harus menutupi kekurangan tersebut di hari-hari akhir bulan Ramadhan.
2. Mengejar Lailatul Qadar
Salah satu keutamaan 10 hari terakhir Ramadhan adalah adanya Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar). (1) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (2) Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (3)” (QS. Al-Qadr: 1-3)
Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam sangat menganjurkan umatnya untuk mencari Lailatul Qadar di 10 malam terakhir Ramadhan. Beliau bersabda:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2020).
Dengan meningkatkan ibadah di 10 malam terakhir, kita memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar.
Maka janganlah kita menjadi orang yang merugi, marilah kita bertekad untuk menghidupkan malam-malam ini dengan kesungguhan, seperti para salafus saleh, agar kita tidak menyesal di kemudian hari.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ، أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ. رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ سَبِيْلِكَ. اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.
اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ. اَللَّهُمَّ عَذِّبْهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا وَحَسِّبْهُمْ حِسَابًا ثَقِيْلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Download file PDF: