ArtikelKhutbah Jum'at
Trending

Refleksi Perjuangan Umat Islam Tahun 2020

Materi Khutbah Jum'at Edisi 260

(Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Markaziyah Jamaah Ansharu Syariah)

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ.

اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. وَقَالَ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.

وَقَالَ النَّبِيُ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه الترمذي، حديث حسن).

Jamaah Jum’at  hamba Allah yang  dirahmati Allah SWT.

Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.

Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.

Ma’asyirol Muslimin Rahimani Wa Rahimukumullah

Tanpa terasa begitu banyak nikmat Allah TA’ALA yang telah kita rasakan, nikmat umur, kesehatan dan nikmat terbesar adalah nikat keimanan dan ke-Islaman. Semoga setiap nikmat yang telah, sedang dan akan kita nikmati menjadikan kita sebagai hamba yang semakin bisa memaknai rasa syukur kepada Allah TA’ALA, menjadikan kita hamba yang tunduk dan patuh terhadap aturan yang telah digariskan Allah TA’ALA. Shalawat dan Salam kita haturkan untuk junjungan mulia Nabi Besar Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, rasul yang menjadi uswah dan qudwah dalam berbagai dimensi kehidupan sehari-hari.

Hari ini adalah hari Jumat pertama 1 januari di tahun 2021. Setiap kita hadir untuk shalat Jum’at maka pada hakikatnya umur kita bertambah satu hari. Ketika umur kita bertambah, apakah kebaikan dan amal kita bertambah, apakah rekening kebaikan kita lebih tinggi dari rekening keburukan kita? Inilah pertanyaan yang harus merisaukan kita setiap kita bertemu dengan pergantian hari, bulan dan tahun.

Tahun 2020, ada beberapa peristiwa penting dari sekian banyak peristiwa yang dialami umat Islam khususnya yang bisa kita ambil iktibar dan pelajaran untuk menapaki dan mencari solusi dari cobaan yang menimpa kaum muslimin diantaranya adalah tumbuh subur sikap Islamofobia, diskriminasi hingga tindakan kekerasan terhadap umat Islam Prancis, India, dan ditempat minoritas muslim lainnya. Sentimen Rasis, Presiden Prancis Macron berencana akan membuat RUU Anti Islam. Macron juga membenarkan dan membela “hak” untuk melakukan penistaan terhadap Nabi Muhammad.

Mari kita refleksi atau muhasabah perjuangan umat Islam agar kita tidak salah dalam mengambil sikap dan langkah sehingga kita bisa terus istiqomah di dalam keimanan dan ketauhidan sampai akhir hayat kita.

Adapun diantara masalah besar pelanggaran HAM berat yang dialami umat Islam yang perlu kita muhasabah, refleksi, dan intropeksi diantaranya adalah peristiwa Islamofobia di Palestina, Prancis, India, Rohingnya dan lain sebagainya. Kekerasan terhadap umat Islam berakar dari masalah Islamofobia.

Islamofobia adalah istilah kontroversial  yang merujuk pada prasangka, diskriminasi, ketakutan dan kebencian terhadap Islam dan orang-orang Islam. Pada tahun 1997, Runnymede Trust dari Inggris mendefinisikan Islamofobia sebagai “rasa takut dan kebencian terhadap Islam dan oleh karena itu juga pada semua Muslim,” dinyatakan bahwa hal tersebut juga merujuk pada praktik diskriminasi terhadap Muslim dengan memisahkan mereka dari kehidupan ekonomi, sosial, dan kemasyarakatan bangsa. Di dalamnya juga ada persepsi bahwa Islam tidak mempunyai norma yang sesuai dengan budaya lain, lebih rendah dibanding budaya barat dan lebih berupa ideologi politik yang bengis daripada berupa suatu agama.

Ini adalah penilaian yang keliru terhadap Islam, lantaran kurangnya penerangan dan pelurusan berita hoax tentang Islam dan orang Islam, dan kurang mempelajari sejarah peradaban Islam yang dibangun dengan akhlak mulia.

Akibatnya, mereka tidak mengetahui betapa besarnya sumbangsih Islam terhadap perkembangan peradaban manusia menjadi manusia yang beradab, sedangkan di Indonesia pengorbanan dan keterlibatan ulama serta umat Islam dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia sangatlah besar jasanya. Ketidak tahuan terhadap sejarah, serta jasa para ulama pada NKRI  harus segera diluruskan, agar kebencian itu tidak semakin berbahaya, menjadi bara dalam sekam.

Maka muhasabah bagi umat Islam adalah umat Islam harus lebih meningkatkan persatuan umat, giat berdakwah mensosialisasikan Islam dengan akhlak yang baik, memberikan teladan, memviralkan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Kemudian yang perlu direnungkan dalam muhasabah adalah menyikapi cobaan dalam perjuangan Islam, bukankah Islam semakin disingkirkan semakin banyak yang sadar bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin penuh kasih sayang, menebarkan perdamaian dan menjunjung tinggi keadilan lalu banyak berbondong-bondong orang tertarik pada Islam sehingga masuk ke dalam agama Islam tanpa paksaan penuh kesadaran.

Bukankah bahwa tanda kemenangan Islam semakin dekat dari pertolongan Allah dengan semakin beratnya cobaan yang dialami umat Islam. Allah berfirman:

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.  (QS. Al-Baqarah: 214)

Allah subhanahu wa ta’ala  berfirman:

“…Apabila Allah subhanahu wa ta’ala menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebagian kamu dengan sebagian yang lain. Dan orang-orang yang gugur pada jalan Allah subhanahu wa ta’ala, Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan menyia-nyiakan amal mereka. Allah subhanahu wa ta’ala akan memberi pimpinan kepada mereka dan memperbaiki keadaan mereka. dan memasukkan mereka ke dalam surga yang telah diperkenalkan-Nya kepada mereka.” (QS. Muhammad [47]:6)

“…Seandainya Allah subhanahu wa ta’ala menghendaki, tentu mereka tidak saling perang, akan tetapi Allah subhanahu wa ta’ala melakukan apa yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Baqoroh [2]: 253)

Mengenai ayat ini, Ibnu Katsîr berkata, “Artinya, pasti akan ada yang namanya ujian, yang dengan itu nampaklah siapa wali Allah subhanahu wa ta’ala. Dengan ujian itu pula musuh-Nya akan terhinakan. Akan diketahui mana yang mukmin dan bersabar, serta mana yang munafik dan jahat. Ayat ini ditujukan tentang peristiwa perang Uhud, ketika Allah subhanahu wa ta’ala menguji kaum mukminin. Di sanalah tampak keimanan, kesabaran, dan kekokohan mereka, serta keteguhan untuk mentaati Allah subhanahu wa ta’ala dan rosul-Nya. Dengan kejadian ini pula, tabir kaum munafik tersingkap, dan ketahuan bagaimana mereka sebenarnya menentang dan tidak suka berjihad, kelihatan sudah bagaimana pengkhianatan mereka kepada kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan rosul-Nya.”

Sesungguhnya iman bukan sekedar kata-kata yang diucapkan. Iman adalah kenyataan yang penuh beban berat, amanah yang melelahkan, perjuangan yang membutuhkan kesabaran, kesungguhan yang menuntut daya tahan me-nanggung beban. Tidak cukup orang mengatakan, “Kami beriman,” lantas mereka dibiarkan begitu saja melontarkan pengakuan ini; sebelum ia menghadapi ujian lalu ia teguh menghadapinya. Setelah itu, barulah ia keluar dalam keadaan steril unsur-unsur dalam jiwanya, dan bersih hatinya.

Sama seperti api yang membakar emas untuk memisahkan unsur-unsur tak berguna yang terikut di sana. Dan inilah asal kata iman dari sisi bahasa. Lain lagi dengan makna, cakupan dan petunjuknya. Fitnah ujian juga diberikan kepada hati. Ujian terhadap iman adalah perkara baku dan sunnah yang pasti berjalan di dalam timbangan Allah subhanahu wa ta’ala, “Dan sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, dan kelak Allah subhanahu wa ta’ala akan tahu siapakah orang-orang yang jujur dan orang-orang yang dusta.”  (QS. Al-Ankabut [29]: 3)

Iman juga merupakan amanah Allah subhanahu wa ta’ala di muka bumi, tidak ada yang sanggup memikulnya selain orang yang memang layak memikulnya, dan kuat mengangkatnya, dalam hatinya ada keikhlasan untuk itu. Ia hanya sanggup dipikul oleh orang-orang yang lebih mengutamakannya daripada kehidupan serba santai, nyaman, aman, sejahtera, harta benda dunia dan kemewahan. Sungguh iman adalah amanah, amanah untuk menegakkan agama Allah di muka bumi, membimbing manusia kepada jalan Allah subhanahu wa ta’ala, serta merealisasikan kalimat-Nya dalam kehidupan nyata.

Maka, iman adalah amanah yang mulia sekaligus berat, ia berasal dari perintah Allah subhanahu wa ta’ala yang dengannya manusia terlihat wujud aslinya. Oleh karenanya, amanah ini memerlukan tempat khusus, yang mampu bersabar ketika ada ujian.”

“Sesungguhnya, siapa yang bertakwa dan bersabar, sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.”  (QS. Yûsuf [12]: 90)

Allah subhanahu wa ta’ala  menyebutkan pula, bahwa hasil akhir yang baik, adalah diperuntukkan bagi orang-orang yang mampu bersabar dan bertakwa:

“Maka bersabarlah, sesungguhnya hasil akhir itu adalah milik orang-orang bertakwa.”  (QS. Hud [11]: 49)

Semoga tahun ini kebaikan, kesehatan dan kesejahteran lebih banyak dan dapat kita raih dengan sempurna.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْعَصْرِ، إِنَّ الإِنسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ، إِلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ، أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ. رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ سَبِيْلِكَ. اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.

اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ. اَللَّهُمَّ عَذِّبْهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا وَحَسِّبْهُمْ حِسَابًا ثَقِيْلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Download Berkas Khutbah Jum’at Edisi 260
pdf

 

Lihat lebih banyak

Artikel terkait

Back to top button