ArtikelNews
Trending

Revitalisasi Perjuangan Politik Umat Islam Dalam Meraih Kesempatan Politik

Oleh : Ustaz Yudo Ratmiko | Qoid Sariyah Siyasah wal ‘Alaqoh Markaziyah Jamaah Ansharu Syariah

Dalam perjalanannya perjuangan politik umat Islam di Indonesia telah mengalami pasang surut. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor yang salah satunya adalah faktor kesadaran umat Islam terhadap politik itu sendiri.

Pada zaman penjajahan hingga kemerdekaan, kesadaran politik umat Islam saat itu pada puncak-puncaknya karena mereka pada posisi tertindas dan terjajah sehingga timbul kesadaran untuk merdeka dan mengatur pemerintahan sendiri lepas dari campur tangan penjajah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Seiring berjalannya waktu ketika masa itu sudah lewat, maka pertarungan politikpun dimulai antara politisi Islam dengan politisi yang berideologi selain Islam sampai pada dibubarkannya Partai Masyumi tahun 1959.

Itulah momentum kekalahan umat Islam dalam pertarungan politik yang dampaknya bisa dirasakan hingga kini. Dampak yang paling besar yang bisa dilihat saat ini adalah umat Islam sebagai mayoritas penghuni negeri ini tidak mempunyai peran sama sekali di dalam menentukan kehidupan berbangsa maupun bernegara, baik dalam hal kepemimpinan atau kebijakan publiknya. Artinya, umat Islam hanya menjadi objek bukan subjek dari sistem yang sedang berjalan, yang mana system tersebut dirasa sangat menguntungkan kepentingan asing maupun aseng melalui proxynya.

Melihat kondisi tersebut, maka perlu adanya revitalisasi perjuangan politik apabila umat Islam ingin memimpin di negerinya sendiri, yaitu negeri yang telah merdeka atas berkat rahmat Allah Ta’ala disertai perjuangan yang tulus dan ikhlas dari kalangan ulama serta umat Islam demi tegaknya NKRI yang baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur.

Revitalisasi yang harus dilakukan oleh umat Islam adalah mengembalikan spirit perjuangan politik dari kepentingan kelompok/perorangan kepada kepentingan hanya untuk Islam saja. Adapun untuk mengembalikan spirit perjuangan tersebut maka umat Islam harus melakukan langkah-langkah berikut ini :

  1. Mengembalikan kesadaran politik.

Umat Islam harus mempunyai kesadaran bahwa mereka punya hak untuk memimpin dan dipimpin berdasarkan syari’at Islam sesuai dengan amanat yang telah dibuat oleh para ulama pada piagam Jakarta dan atas karunia Allah Ta’ala momentum kesadaran tersebut telah wujud pada 2016 lalu lewat Aksi Bela Islam yang menghasilkan narasi taat komando ulama.

  • Menguatkan literasi sejarah.

Umat Islam harus kembali menelusuri sejarah perjuangan Islam baik sejarah system khilafah yang telah memimpin selama 14 abad tanpa ada catatan genocida terhadap minoritas atau ketidakadilan dalam melaksankan system ini, juga sejarah masuknya Islam ke Indonesia hingga mampu menyatukan nusantara di bawah naungan syariat islam. Harapannya umat Islam khususnya generasi millenialnya mempunyai kebanggaan bahwa system Islam ternyata mampu membawa kemaslahatan bagi umat manusia secara umum dan kesejahteraan bagi umat Islam dalam waktu yang cukup lama.

  • Membangun kekuatan politik.

Hal pertama dan utama yang harus dilakukan oleh umat Islam dalam membangun kekuatan politiknya adalah membangun komunikasi dengan seluruh komponen umat dan mengeliminasi keterlibatan aliran sesat yang berkedok Islam dalam barisan umat. Dari hasil komunikasi inilah maka harapannya akan muncul gagasan-gagasan strategis dalam membangun kekuatan politik islam.

Langkah-langkah diatas merupakan modal awal bagi umat Islam agar bisa meraih kesempatan politik yg selama ini dimenangkan oleh kalangan yg menjadi proxy bagi kepentingan penjajah baik asing maupun aseng. Adapun kesempatan politik yang dimaksud adalah bagaimana umat Islam mampu mewujudkan kepemimpinan dan menghasilkan kebijakan berdasarkan syariat Islam. Dengan demikian umat Islam telah berhasil menunaikan amanah para ulama terdahulu serta mengembalikan posisi mayoritas menjadi pemimpin NKRI.

Lihat lebih banyak

Artikel terkait

Back to top button