Khutbah Jum’at Edisi 222 “Membangun Komitmen Kepada Agama Islam”

Khutbah Jum’at Edisi 222
Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Jamaah Ansharu Syariah
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ.
اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. وَقَالَ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى. وَقَالَ النَّبِيُ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه الترمذي، حديث حسن)
Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah SWT.
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.
Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.
Ma’asyirol Muslimin Rahimani Wa Rahimukumullah…
Sudahkah kita berislam? Pertanyaan itu kadang perlu ditanyakan kepada setiap muslim yang telah mengakui kebenaran Islam dalam hati dan kehidupannya. Untuk menjadi seorang muslim yang ideal masing-masing kita perlu memahami komitmen terhadap agama kita, Islam.
Mengapa kondisi ideal muslim harus dipahami dan setiap muslim wajib berusaha untuk mencapainya? Karena meskipun memang urusan final manusia adalah urusan surga dan neraka, akan tetapi manusia beriman punya misi dalam kehidupannya di dunia. Kalupun bicara “hanya” urusan akhirat yakni surga dan neraka, maka misi manusia beriman adalah menyelamatkan manusia sebanyak-banyaknya dari perbuatan yang menyebabkan masuk neraka agar menjadi orang-orang yang layak diterima surga.
Namun kenyataannya, Islam bukan agama akhirat saja melainkan agama dunia dan akhirat. Jadi kebaikan sempurna adalah kebaikan dunia dan akhirat. Mari camkan doa yang Allah ajarkan kepada kita dalam ayat-Nya, “Ya Tuhan kami, berikanlah kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka” (QS. Al-Baqarah:201).
MENJADI BAGIAN DARI ISLAM
Seseorang menjadi bagian dari Islam artinya menjadikan apa saja yang muncul dari dirinya, baik perasaan, pikiran, ucapan, gerakan, perbuatan, atau kinerja, sebagai pelaksanaan ajaran Islam. Dia menjadikan dirinya ‘etalase Islam’ yang memamerkan segala keindahan dan kebaikan Islam. Siapapun yang melihatnya dapat merasakan dan melihatnya.
Allah akan melihat dan menilai apa yang menjadi pilihan manusia seperti perasaan, pikiran, ucapan dan perbuatan, dan bukan menilai apa yang menjadi kewenangan-Nya, seperti warna kulit, paras wajah, tinggi badan, bentuk tubuh. Rasulullah saw menegaskan, “Sesungguhnya Allah tidak akan memandang (menilai) tubuh-tubuh kalian tidak pula bentuk-bentuk kalian melainkan akan memandang (menilai) hati-hati kalian dan amal-amal kalian” (HR. Muslim).
Lebih dari itu, menjadi etalase Islam juga merupakan bagian dari dakwah dan menampilkan keindahan Islam agar manusia tertarik dengan Islam. Rasulullah saw adalah penampil Islam terbaik, “Adakah akhlak Rasulullah saw itu Al-Qur’an.” Karenanya banyak orang yang bertarik dengan perilaku Rasulullah saw bahkan sebelum beliau berbicara. Khalifah Ali bin Abi Thalib telah mengislamkan Yahudi bukan dengan kata-kata apalagi pedangnya, melainkan dengan menampilkan keadilan yang diajarkan Islam dalam sebuah persidangan.
Sebaliknya jika seorang muslim menampilkan perilaku-perilaku yang tidak mewakili Islam maka secara sadar atau tidak dia telah berkontribusi (sedikit atau banyak) dalam menghalangi manusia dari jalan Allah. Ini merupakan salah satu problem besar umat Islam hari ini. Sejak jauh hari, seorang ulama mengutarakan, “Al-Islamu mahjubun bil muslimin” (Islam terhalang oleh kaum muslim sendiri).
Komitmen dalam Islam
Komitmen kepada Islam kunci kesuksesan. Islam adalah jalan keselamatan di dunia dan akhirat. Manusia agar sukses di dua negeri harus memiliki komitmen dan konsisten terhadap Islam. Al Qur’an surat Ash shaf memberikan arahan agar kita komitmen kepada Islam.
Jadi seorang muslim itu harus bisa menjaga ucapan dan perbuatannya. Jangan sampai terjadi ketidak sesuaian antara ucapan dan perbuatannya. Padahal sifat kemunafikan seperti itu amat dibenci Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bukti keimanan seorang mukmin dia akan siap untuk berjuang. Allah Swt berfirman:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokok.” (Qs. Ash Shaf : 4)
Dalam ayat ini Allah Swt memerintahkan kepada kaum muslimin untuk menyatukan barisan dalam membela agama Islam. Sunnatullah mengajarkan kepada kita kebenaran ketika tidak terorganisir dengan baik, maka akan dikalahkan oleh kebatilan yang diorganisir dengan baik.
Untuk komitmen kepada Islam ketika sendiriaan cukup berat. Karena ada pekerjaan-pekerjaan yang bisa dikerjakan sendiri, tetapi ada pula yang harus dikerjakan secara berjama’ah. Dengan berjama’ah pekerjaan akan menjadi ringan dan hasilnya lebih maksimal. Inilah bukti komitmen keislaman seorang muslim.
Komitmen Bani Israil
Surat ini menampilkan sebagian model sikap bani Israil yang selalu menimbulkan kesulitan dan melelahkan nabi Musa as. Hal ini disebabkan komitmen mereka pada agama Allah swt sangat lemah. Allah Swt berfirman :
“Dan, (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Hai kaumku mengapa kamu menyakitiku, sedangkan kamu mengetahui bahwa sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu? …” (Qs. Ash Shaf : 5)
Tetapi apa yang terjadi ?
“…Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka. Dan Allah tidak memberi petunjuk pada kaum yang faik.” (Qs. Ash Shaf : 5)
Nabi Isa as pun hadir kepada mereka dengan membawa risalah yang sama. Allah Swt berfirman:
“Dan (Ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata, “Hai bani Israil sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku yang namanya Ahmad (muhammad)..” (Qs. Ash Shaf : 6)
Akan tetapi, komitmen bani Israil sangat lemah dan tetap tidak mau berubah. Allah Swt berfirman :
“maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata.” (Qs. Ash Shaf ; 6)
Seruan Menyatukan Barisan
Setelah ayat yang menegaskan anjuran untuk menyatukan barisan, hadir ayat yang menyeru untuk tetap memberikan peringatan kepada umat. Allah Swt berfirman :
“Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyerupakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci. (Qs. Ash Shaf : 8)
Dari ayat diatas memberitahukan kepada kita akan pentingnya bersatu dan menolong agama islam. Sebab musuh-musuh Allah Swt, bertekad untuk memadamkan cahaya agama ini. Mengapa komitmen kalian pada agama ini lemah, padahal kalian tahu bahwa Allah swt akan menyempurnakan cahaya agama-Nya, meskupun orang-orang kafir benci.
Kalau kita melihat saat ini arus islamophobia mulai terang-terangan. Kasus kriminalisasi terhadap para ulama, penghinaan kepada kaum muslimah yang berusaha komitmen terhadap cadarnya. Suara kidung lebih baik dari suara adzan. Na’udzubillah min dzalik.
Namun Allah Swt memberikan kabar gembira melalui firmannya :
“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dia memenangkan di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik benci.” (Qs. Ash Shaf : 9)
Dengan izin Allah Swt agama ini pasti akan mendapatkan pertolongan mengalahkan agama lain dan mengungguli manhaj lain. Ibarat mereka yang ingin memadamkan cahaya Allah itu seperti ingin memadamkan cahaya matahari dengan mulut-mulut mereka, tentu tidak akan bisa. Karena matahari tetap akan berjalan dan menyinari bumi ini. Oleh karena itu, segeralah bergabung di bawah panjinya, agar kita termasuk orang-orang yang mendapatkan kemenangan.
Jadilah Penolong Agama Allah
Surat Ash Shaf ditutup dengan seruan kepada seluruh kaum mukminin, agar tetap teguh dan komitmen terhadap Islam. Bahkan di ayat-ayat terakhir diberitahukan kepada kita perdagangan yang menguntungkan adalah jihad fisabillillah. Dimana mereka akan mendapatkan kebaikan baik didunia maupun diakhirat.
Allah juga memerintahkan kepada kita supaya menjadi penolong agama Allah. Sebagaimana firman Allah Swt : “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah…” (Qs. Ash Shaf : 14)
Komitmen pada agama tidak cukup hanya dengan shalat, shaum, dan membaca Al Qur’an, tetapi dengan menjadi penolong agama Allah Swt. Kaidah ini tidak hanya berlaku pada umat Muhammad Saw, namun telah menjadi tuntutan yang harus dipenuhi oleh pengikut para nabi terdahulu seperti Hawariyyun, pengikut setia nabi Isa ‘alaihi wa salam.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
Wallahul muwaffiq
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْعَصْرِ، إِنَّ الإِنسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ، إِلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ، أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ. رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ سَبِيْلِكَ. اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.
اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ. اَللَّهُمَّ عَذِّبْهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا وَحَسِّبْهُمْ حِسَابًا ثَقِيْلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Download File Materi Khutbah Jum’at Edisi 222
Format PDF & MS.WORD
.