Artikel

Bersabarlah Wahai Ayah dan Ibu

Oleh: Ustadz Agil Firmansyah, S.pd
Amir Ansharu Syariah Jawa Tengah

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah Ta’ala, kali ini kita akan membahas tentang anak kecil yang meninggal dunia sebelum ia baligh. Seorang anak yang meninggal dunia sebelum baligh atas izin Allah akan memberikan Syafaat bagi kedua orangtuanya jika mereka bersabar atas kematian anaknya.

Abu Hasan berkata, “Aku pernah berkata kepada Abu Hurairah, “Sesungguhnya dua anakku telah meninggal dunia. Bersediakah engkau menceritakan kepadaku hadits dari Rasulullah yang dapat menghibur hatiku karena kehilangan kedua anakku itu?” Abu Hurairah menjawab, “Baiklah, anak-anak kaum muslimin akan menjadi anak-anak kecil di dalam surga.

Seseorang di antara mereka akan menjemput ayahnya atau kedua orang tuanya, lalu menarik baju atau tangannya sebagaimana aku menarik ujung bajumu ini, dan tidak ada hentinya atau tidak mau berhenti sebelum Allah memasukkan orang tuanya bersama dia ke dalam surga.” (H.R. Muslim).

Kemudian dalam riwayat yang lain, Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Tidaklah sekali-kali sepasang muslim ditinggal mati oleh ketiga orang anaknya yang belum baligh, melainkan Allah akan memasukkan keduanya bersama anak-anak mereka ke dalam surga berkat karunia dan rahmat-Nya,”

Abu Hurairah melanjutkan, “Dikatakan kepada anak-anak tersebut, ‘Masuklah kalian ke dalam surga!” Abu Hurairah melanjutkan bahwa anak-anak itu menjawab, “Kami menunggu kedua orang tua kami.”

Abu Hurairah melanjutkan, “Perintah itu diulangi tiga kali, tetapi mereka mengeluarkan jawaban yang sama. Kemudian, dikatakan kepada mereka, ‘Masuklah kalian bersama kedua orang tua kalian ke dalam surga!” (H.R. Bukhari).

Hal ini menjadi kabar gembira pelipur lara bagi orangtua yang kehilangan anak kecilnya sebelum mereka masuk usia baligh. Dalam riwayat yang lain, Rasulullah bersabda,

“Tiada seorang muslim yang ditinggal mati oleh ketiga anaknya yang belum baligh, kecuali mereka akan menjemputnya di delapan pintu surga dan ia bebas masuk dari mana saja,” (Hadits Hasan, Shahih Al Jami’).

Para Ulama mengatakan, “Hadits tentang orang yang telah mencapai usia baligh adalah usia taklif (sudah terkena beban atau kewajiban syari’at) yang pada saat itu perbuatan dosa telah dicatat. Karena rasa cinta kepada anak-anak sangat besar dan kasih sayang kepadanya sangat agung. Ini tidak diragukan lagi dipenuhi dalam sabda beliau dalam sebuah riwayat, “Dengan keutamaan rahmat-Nya kepada mereka.” Karena, rahmat kepada anak kecil itu lebih banyak.

Al-Manawi berkata dalam Faidhul Qadir, “Kematian anak-anak itu memiliki beberapa faedah, yaitu:

1. Mereka akan menjadi penghalang dari neraka.

2. Mereka akan memberatkan timbangan orang tua.

3. Mereka akan memberi syafaat untuk masuk surga.

4. Mereka akan memberi minum kedua orang tua mereka pada hari yang sangat haus dari minuman surga.

5. Mereka akan meringankan kematian kedua orang tuanya karena teringat keturunan mereka yang telah lalu yang menjadi hiasan pandangan baginya.

Rasulullah bersabda:

مَنْ دَفَنَ ثَلاثَةً مِنَ الْوَلَدِ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ النَّارَ

“Siapa saja yang ditinggal mati oleh ketiga anaknya, Allah mengharamkannya dari neraka.” (Shahih Al Jami’).

Syarat utama agar mendapatkan faedah ini adalah disertai dengan kesabaran bagi orang tua yang kehilangan anak kecilnya serta hanya mengharap pahala di sisi Allah dan ridha dengan ketentuan Nya.

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah Ta’ala, Rasulullah juga mengabarkan bagi seorang Muslim yang diuji dengan belum memiliki anak, bahwa mereka akan mendapatkan anak di Akhirat atas izin Allah.

Abu Sa’id berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Seorang mukmin itu bila sangat menginginkan anak (namun tidak mendapatkannya), di surga ia akan mengandungnya, menyusuinya, dan tumbuh besar dalam sekejap, sebagaimana ia menginginkannya.” (Shahih Al Jami’).

Al-Manawi menjelaskan dalam Faidhul Qadir bahwa hadits tersebut tidak bertentangan dengan hadits Al-Uqaili dengan sanad shahih “Sesungguhnya di surga itu tidak ada anak kecil.” Karena itu, bagi orang yang tidak menginginkannya, ia tidak akan melahirkan anak. Adapun orang yang menginginkan maka akan seperti yang dijelaskan dalam hadits tersebut.”

Menurut penulis (Syaikh Jamal Abdurrahman), ini adalah bukti kebenaran firman Allah:

(وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ )

“Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya,” (Az-Zukhruf: 71).

Barakallahu fikum.

Diringkas dari “Athfalul Muslimin Kaifa Rabahumun Nabiyyul Amin” karya Syikh Jamal Abdurrahman.

Lihat lebih banyak

Artikel terkait

Back to top button