Artikel

EMPAT SUMBER KEBAHAGIAAN

Oleh Amir Jamaah Ansharu Syariah Jawa Timur
Ustadz Hamzah Baya

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
أَرْبَعٌ مِنْ سَعَادَةِ اْلمَرْءِ أَنْ تَكُوْنَ زَوْجَتُهُ صَالِحَةً وَأَوْلاَدُهُ أَبْرَارًا وَخُلَطَائُهُ صًالِحِيْنَ وَأَنْ يَكُوْنَ رِزْقُهُ فِى بَلَدِهِ . رواه الديلمى

“Ada empat perkara dari kebahagiaan seseorang, yaitu : pasangan hidup yang sholihat, anak – anak yang baik / berbakti, pergaulaannya adalah dengan orang – orang yang sholeh dan rizkinya di negerinya sendiri”. (HR Dailami)

Setiap orang tentu ingin memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.
Dari riwayat hadits tersebut rasululloh saw mengemukakan empat faktor yang membuat manusia bahagia diantara sekian banyak faktor. Empat faktor itu adalah sebagai berikut :

1- Istri yang shalehah.

Kalau dunia ini adalah kesenangan maka kesenangan dunia yang terbaik adalah isteri yang solihah. Sabda rasululloh saw :

الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ رواه مسلم

Dunia ini adalah kesenangan. Dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah isteri yang sholihah.

2- Anak-anak yang baik/berbakti.

Seorang anak yang sholih/shalehah yang tekun beribadah, apalagi menjadi ahli al Quran adalah merupakan investasi pahala bagi kedua orang tuanya yang terus mengalir, yang akan membuat bangga di dunia dan di akhirat.

3- Pergaulannya adalah orang-orang shaleh.

Komunitas dan pergaulan bersama orang-orang yang baik akan membantu dan mendukung azam atau cita cita baik juga sebagai wasilah masuk surga.

Mencari sahabat yang baik di zaman sekarang bukanlah perkara mudah mengingat kemajuan teknologi yang membuat manusia sibuk dengan dunianya sendiri. Kebanyakan orang tidak lagi memperhatikan dengan siapa ia berteman. Padahal, teman yang baik dapat memberikan syafa’at (pertolongan) pada hari Kiamat.

Diriwayatkan bahwa apabila penghuni surga telah masuk ke dalam surga, lalu mereka tidak menemukan sabahat-sahabat yang selalu bersama mereka dahulu di dunia, maka bertanyalah mereka tentang sahabat-sahabat itu kepada Allah SWT.

”Ya Rabb, kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang sewaktu di dunia sholat bersama dengan kami, puasa bersama kami dan berjuang bersama kami.” Maka Allah berfirman, ”Pergilah ke neraka, lalu keluarkan sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada iman walaupun hanya sebesar zarah.” (HR Ibnul Mubarak, dalam kitab Az Zuhd).

Mencari sahabat janganlah berdasarkan kepentingan semata yang sesaat, tetapi demi kemaslahatan bersama yang abadi, maslahat di dunia, terlebih maslahat dan manfaat di akhirat.

4- Mencari rezeki di negeri sendiri.

Meskipun yang diperoleh banyak, apabila rezeki itu diperoleh di tempat yang jauh dari keluarga, tetap saja lebih menyenangkan bila rezeki itu diperoleh di negeri sendiri. Namun bila orang harus merantau, bila lebih baik maka bawalah keluarga ke tempat rantau, karena kehadiran suami isteri atau bapak ibu menjadi penting bagi keluarga.

Bahagia didunia dan akhirat. Adalah puncak kebahagiaan. Inilah yang selalu dimohon oleh hamba-hamba Allâh Azza wa Jalla yang shalih

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، أُولَٰئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِمَّا كَسَبُوا ۚ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ

Dan di antara mereka ada orang yang berdo’a, “Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akherat dan peliharalah kami dari siksa neraka”. Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian dari (amal) yang mereka usahakan; dan Allâh sangat cepat perhitungan-Nya (al-Baqarah/2: 201-202)

Kemudian Do’a dan permohonan Nabi Musa Alaihissallam dan kaumnya yang shalih

وَاكْتُبْ لَنَا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ إِنَّا هُدْنَا إِلَيْكَ

(Mereka juga berdo’a), “Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada-Mu (al-A’râf/7: 156)

Semoga Allah mengumpulkan dengan keluarga dan sahabat kita bersama sama di Surga

Lihat lebih banyak

Artikel terkait

Check Also
Close
Back to top button