Artikel
Trending

JANGAN MENJADI PENONTON RAIHLAH KEMENANGAN DENGAN BERJIHAD

Oleh: Ustadz Hamzah Baya, S.Pd.I, M.Pd | Amir Jamaah Ansharu Syariah Wilayah Imarah Jawa TImur

Rasulullah bersabda:

عَلَيْكُمْ بِالْجِهَادِ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ –تَبَارَكَ وَتَعَالَى-، فَإِنَّ الْـجِهَادَ فِـيْ سَبِيْلِ اللهِ بَابٌ مِنْ أَبْوَابِ الْـجَنَّةِ ، يُذْهِبُ اللهُ بِهِ مِنَ الْهَمِّ وَالْغَمِّ.

“Wajib atas kalian berjihad di jalan Allah Tabaaraka wa Ta’ala, karena sesungguhnya jihad di jalan Allah itu merupakan salah satu pintu dari pintu-pintu Surga, Allah akan menghilangkan dengannya dari kesedihan dan kesusahan.”(H.R Al Hakim II/74-75)

Sahabat mulia Muadz bin Jabal mengatakan, “Kami pernah bersama Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam pada perang Tabuk, lalu beliau bersabda: “Jika kamu mau akan kuberitahukan kepadamu tentang pokok urusan, tiangnya, dan puncaknya?” Aku menjawab, “Tentu saja mau wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Adapun pokok urusan adalah Islam. Sementara tiangnya adalah shalat. Sedangkan puncaknya adalah jihad.”

Menjawab pertanyaan Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhu perihal amal yang memasukkannya ke dalam surga dan menjauhkannya dari neraka, Rasulullah saw menyampaikan kepadanya puncak amal Islam, yakni jihad fii sabilillah.

رَأْسُ اْلأَمْرِ اْلإِسْلاَمُ وَعَمُوْدُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ

“Pokok urusan adalah Islam, tiangnya itu shalat, sedangkan puncaknya [adalah jihad.” (HR. Al-Tirmidzi)

Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda,”Tingkatan keislaman yang paling tinggi adalah jihad di jalan Allah. Tidak ada yang dapat meraihnya kecuali yang paling utama di antara mereka (HR Thabrani)

Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam juga bersabda, “Tidur dan istirahatnya seseorang di jalan Allah lebih utama daripada dunia dan segala isinya (HR Bukhari & Muslim)

Sofyan ats-Tsauri berkata, “Kepada Ibnu al-Mubarak, “Ketika engkau melihat manusia saling berselisih, maka ikutilah jalan orang-orang yang berjihad dan penjaga tapal batas. Karena Allah berfirman, “Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami (QS Al-Ankabut: 69)

Syekh Abdullah Yusuf Azzam berkata:
“Sarana satu-satunya yang menjamin kembalinya bangunan yang tinggi itu adalah jihad, yang merupakan puncak tertinggi dalam Islam. Dengan Jihad inilah dunia tampak kecil dalam pandangan seorang mujahid. Karena ketika ia berada pada puncak tertinggi Islam maka dia akan melihat dunia itu tampak kecil dan tak berart. Seperti seorang yang naik pesawat terbang, jika ia terbang melayang-layang diangkasa maka apapun yang dibumi hilang dalam pandangan, lapangan terbang, keluarga, mobil, penduduk dan lain-lainakan hilang. Demikian naik puncak yang tertinggi Islam.

Sejarah Islam hanya tertulis dalam dua warna tinta, Hitam dan Merah.Tinta Hitam telah ditorehkan oleh tinta para Ulama, dan Tinta Merah yang telah ditorehkan oleh darah para Syuhada. Dimanakah anda? “.

Syekh Anwar al-awalki mengingatkan “Kita harus menyadari potensi pribadi lalu kemudian menanyakan sebuah pertanyaan besar kepada diri kita. Apakah kita termasuk ke dalam golongan yang berusaha mengembalikan kejayaan Islam? Atau apakah kita hanya menjadi penonton sementara saudara-saudara kita telah memesan tempat tertinggi di akhirat kelak, Al-Jannah (surga). Orang yang akan menghidupkan Islam kembali akan rela mengorbankan nyawa, harta mereka, waktu mereka dan barang berharga mereka untuk Allah dan mereka akan mendapatkan balasan yang setimpal”.

Syeikh Osama bin Laden berkata: “Sesungguhnya jihad itu puncak tertinggi dalam Islam. Orang yang berada dipuncak sesuatu akan dapat melihat semua yang ada dibawahnya dengan jelas. Lain halnya dengan orang yang berada di bawah”.

Allah berfirman: “Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Seungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Al-haj: 40)

Imam Al-Qurthubi berkata,

“Seandainya Allah ta’ala tidak mensyariatkan jihad untuk memerangi musuh, niscaya orang-orang musyrik akan berkuasa dan akan mengingkari seluruh syariat Allah. Akan tetapi, Allah ta’ala mewajibkan jihad memerangi mereka agar kaum muslimin bisa leluasa dalam beribadah.” (Tafsir Al-Qurthubi, 12/70)

Ibnu Qayyim berkata, “Iblis telah memperdaya manusia dengan memperindah bagi mereka pengerjaan satu jenis ibadah tertentu dari berdzikir membaca al-Qur’an, shalat, puasa, dan zuhud di dunia. Akan tetapi mereka meninggalkan ibadah-ibadah yang mulia dan lebih tinggi nilainya yaitu dakwah, jihad dan amar ma’aruf nahi munkar serta tidak meniatkan di dalam hatinya untuk mengerjakannya”.

Begitulah tipu daya iblis sehingga banyak kaum muslimin yang tidak ingin menghadapi resiko dakwah, jihad dan amar ma’ruf nahi mungkar. Sehingga ada ketakutan dalam hatinya dan terbayang resiko yang diterima seperti di tangkap dipenjara bahkan dibunuh, dengan begitu lebih baik diam dan memilih uzlah menyendiri dan tidak berkumpul bersama umat islam yang berjuang demi meraih kehidupan yang mulia didunia dengan syariat islam atau mati di medan jihad sebagai syuhada’.

Sumber:
Tafsir Al Qurtubi, Tarbiyah jihadiyah
Tafsir Al Qur’anul adzim ibnu katsir

Lihat lebih banyak

Artikel terkait

Back to top button