JANGAN MENYESAL LAGI !
Oleh : Budi Eko Prasetiya, SS
Katib Jamaah Ansharu Syariah Mudiriyah Tapal Kuda Wilayah Jawa Timur
Setiap orang mungkin pernah merasa menyesal dalam hidupnya. Bisa karena berkaitan dengan pekerjaan, pendidikan, atau ketika berinteraksi dengan orang lain. Orang yang menyesal akan berusaha memperbaiki perbuatannya. Tentunya, mereka pun tak ingin penyesalan itu terulang lagi.
Jika masih di dunia, penyesalan bisa diperbaiki kesalahannya. Namun berbeda dengan penyesalan di hari kiamat, hari dimana orang-orang akan benar-benar menyesal.
Pelaku kebaikan akan menyesal karena tak memperbanyak kebaikan. Pelaku keburukan akan menyesal dengan dosa-dosa dan kesalahan yang telah diperbuat semasa hidupnya di dunia.
Mari kita ambil potret penyesalan berikut sebagai sebaik-baik pelajaran
1. Penyesalan karena Tidak Beriman
وَلَوۡ تَرٰٓى اِذۡ وُقِفُوۡا عَلَى النَّارِ فَقَالُوۡا يٰلَيۡتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِاٰيٰتِ رَبِّنَا وَنَكُوۡنَ مِنَ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ
“Dan seandainya engkau (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata, “Seandainya kami dikembalikan (ke dunia), tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman.” (QS Al-An’am Ayat 27).
Kalimat penyesalan ini diucapkan oleh orang-orang kafir yang mendustakan ayat-ayat Allah. Meski sebenarnya mereka mengetahui kebenarannya, namun mereka enggan untuk mengakuinya.
Orang kafir ketika diazab di neraka mereka meminta agar dikembalikan ke dunia untuk mengerjakan amal perbuatan yang berlainan dengan yang telah mereka kerjakan di masa lalu. Namun, Allah tidak memperkenankan permintaan mereka,
وَهُمْ يَصْطَرِخُوْنَ فِيْهَاۚ رَبَّنَآ اَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِيْ كُنَّا نَعْمَلُۗ اَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَّا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاۤءَكُمُ النَّذِيْرُۗ فَذُوْقُوْا فَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ نَّصِيْرٍ
“Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Rabb kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan.” Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun,”(QS. Fathir ayat 37).
2. Penyesalan karena Tidak Mau Dinasehati
Dalam Surat Al-Mulk ayat 8-10, terdapat pelajaran penting tentang bagaimana seharusnya kita ketika diberi nasehat tentang kebaikan agama. Tentang pentingnya menyambut seruan dakwah ilalllah dan bahaya yang ditimbulkan karena mendustakan kebenaran.
تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِۗ كُلَّمَآ اُلْقِيَ فِيْهَا فَوْجٌ سَاَلَهُمْ خَزَنَتُهَآ اَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيْرٌۙ –
“Hampir meledak karena marah. Setiap kali ada sekumpulan (orang-orang kafir) dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, “Apakah belum pernah ada orang yang datang memberi peringatan kepadamu (di dunia)?”
قَالُوْا بَلٰى قَدْ جَاۤءَنَا نَذِيْرٌ ەۙ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللّٰهُ مِنْ شَيْءٍۖ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ كَبِيْرٍ – ٩
Mereka menjawab, “Benar, sungguh, seorang pemberi peringatan telah datang kepada kami, tetapi kami mendustakan(nya) dan kami katakan, “Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun, kamu sebenarnya di dalam kesesatan yang besar.”
وَقَالُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ اَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْٓ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِ – ١٠
Dan mereka berkata, “Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala.”
3. Penyesalan karena Tidak Bersedekah
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pun pernah bersabda tentang penyesalan bagi orang yang lalai bersedekah.
َ حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى وَلَا تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَانٍ
Telah menceritakan kepada kami Abu Hurairah radliallahu anhu berkata, “Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahualaihiwasallam dan berkata,: “Wahai Rasulullah, shadaqah apakah yang paling besar pahalanya?” Beliau menjawab: “Kamu bershadaqah ketika kamu dalam keadaan sehat dan kikir, takut menjadi faqir dan berangan-angan jadi orang kaya. Maka janganlah kamu menunda-nundanya hingga tiba ketika nyawamu berada di tenggorakanmu. Lalu kamu berkata, si fulan begini (punya ini) dan si fulan begini. Padahal harta itu milik si fulan”. (HR. Bukhari)
Demikianlah kalimat-kalimat penyesalan manusia pada hari kiamat nanti sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits. Semoga kita bisa memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan di dunia agar menjadi hamba yang penuh menyesal dan merugi.
Tidak menyesal karena memaksimalkan potensi hidupnya demi terjaganya iman, tidak menyesal karena menjadikan agama ini sebagai nasihat terbaik bagi kehidupan. Dan, tidak pula menyesal karena telah menggunakan nikmat pemberian-Nya untuk bersedekah demi meninggikan kalimat-Nya.
Wallahu’alam.