Khutbah Jumat Edisi 099: “Islam Pasti Menang”
Materi Khutbah Jumat Edisi 099 tanggal 26 Muharram 1438 H ini dikeluarkan oleh
Sariyah Da’wah Jama’ah Ansharusy Syari’ah dapat download di:
Islam Pasti Menang
(Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Jama’ah Ansharusy Syari’ah)
KHUTBAH PERTAMA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ
اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. وَقَالَ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
وَقَالَ النَّبِيُ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه الترمذي، حديث حسن)
Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah SWT.
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepadajunjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.
Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.
Peraturan Hidup yang Allah turunkan Kepada Manusia.
Allah telah menciptakan alam semesta beserta isi nya. Kita pun termasuk dalam ciptaannya. Dan di dalam menciptakan alam semesta ini, Terutama kita semua, manusia, Allah telah menurunkan buku panduan yang berisi peraturan-peraturan untuk menggunakan ciptaannya. Agar manusia tidak salah dalam menggunakannya.Ibarat sebuah mesin cuci. Sebuah mesin cuci ada karena ada yang mengadakan yaitu, pabrik mesin cuci misalnya. Pabrik mesin cuci ini akan membuat sebuah buku petunjuk penggunaan mesin cuci tersebut agar para pengguna tidak bingung atau bahkan salah dalam menggunakannya.
Allah telah menciptakan alam semesta semuanya dengan berbagai perlengkapan dan keteraturan yang luar biasa pastinya dengan buku panduan penggunaannya. Kemudian, pertanyaannya adalah buku panduan seperti apa yang Allah berikan kepada manusia untuk menggunakan alam semesta ini. Jawabannya adalah Al-Qur’an.
Di dalam Al-Qur’an Allah sudah sangat jelas menjelaskan kepada kita semua tentang bagaimana cara mengunakan alam semesta seperti bersikap dengan makhluk-makhluk Allah lainnya seperti jin, hewan, dan Allah juga menurunkan buku petunjuk bagaimana membentuk sebuah tatanan masyarakat yang benar, baik dan mensejahterakan. Sesungguhnya Allah telah menurunkan semua itu kepada kita melalui hamba-Nya yang mulia Nabi Muhammad SAW.
Dengan demikian, telah datang kepada kita kebenaran yang harus kita laksanakan. Allah dengan ketetapan yang harus dilaksanakan adalah kebenaran untuk kita semua. Buku petunjuk penggunaan alam semesta adalah kebenaran yang harus diyakini karena ada bukti-buktinya nyata yang menunjukan bahwa dia adalah kebenaran.
Tabiat Permusuhan antara wali Allah (orang beriman) dan wali syetan (orang kafir).
Keberadaan wali Allah dan wali syetan merupakan masalah lama yang sudah ada sejak diciptakannya Adam alaihis salam dan perintah Allah kepada para malaikat untuk bersujud kepadanya. Maka mereka pun sujud kecuali iblis yang enggan dan takabbur.
Al-Qur’an telah memaparkan kisah permusuhan antara Adam dan iblis ini dalam berbagai surat. Di antaranya yang paling menonjol ada dalam firman Allah sebagai berikut.
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ (12) قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ (13) قَالَ أَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (14) قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ (15) قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ (16) ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ (17)
“Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?” Menjawab iblis “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah”. Allah berfirman: “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, Maka keluarlah, Sesungguhnya kamu Termasuk orang-orang yang hina”. Iblis menjawab: “Beri tangguhlah saya[1] sampai waktu mereka dibangkitkan”. Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu Termasuk mereka yang diberi tangguh.” Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS. Al-A’raf: 12-17).
Dalam ayat diatas dijelaskan keengganan iblis bersujud kepada Adam. Sudah ada perintah dari Allah kepada Iblis agar bersujud. Sebagai jawabannya iblis menolak serta menyombongkan diri untuk bersujud. Karena ia menggunakan qiyas yang rusak, yaitu api lebih mulia daripada tanah. Dengan begitu ia telah mengangkat dirinya sebagai tandingan bagi Allah. Sebab Allah berfirman begini, tapi ia berpendapat begitu. Maka dari itu iblis sangat layak untuk dilaknat.[2]
Pembagian manusia kepada golongan yang mendapat petunjuk dan golongan sesat dimulai dari titik ini, seperti telah disebutkan Allah SWT:
“Dia-lah yang menciptakan kamu Maka di antara kamu ada yang kafir dan di antaramu ada yang mukmin. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. At-Thaghabun:2).
Golongan yang memenuhi dakwah para rasul dan beriman kepada kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada mereka, yang diutus sebagai rahmat bagi manusia, maka itulah yang disebut wali-wali Allah (orang beriman). Sedangkan golongan yang berpaling dan takabbur, maka mereka itulah wali-wali syetan (orang kafir).
Allah SWT telah membuat hujjah kepada hamba-hamba-Nya dan menjelaskan permusuhan syetan, termasuk kisah permusuhan syetan terhadap Adam. Keturunan Adam diberi peringatan dalam berbagai ayat Al-Qur’an agar mereka memperhatikan bujukan syetan dan tidak menyimpangkan dari jalan Allah yang lurus. Penjelasan Al-Qur’an tidak hanya terbatas sampai di sini saja. Tapi ia juga memaparkan kepada manusia langkah-langkah syetan, agar orang yang memiliki kedua mata dapat mengetahui dan agar orang-orang yang berpikir bisa memikirkan masalah ini. Selagi iblis menjadi musuh bagi Adam, maka para pengikut iblis dan golongannya menjadi musuh bagi wali Allah (orang beriman). Maka sudah barang tentu bila tidak ada titik temu dan kasih sayang antara kedua golongan. Di sana hanya ada peperangan, permusuhan, dengki, olok-olok, tipu daya dan penipuan serta semua yang dibisikkan iblis kepada para pengikutnya. Itulah senjata golongan syetan. Allah SWT berfirman:
“Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” (QS. Al-Baqarah:212).
Disini ada hakikat yang sangat esensial: Permusuhan antara Adam dan Iblis adalah permusuhan antara iblis dan keturunan Adam, sampai kiamat. Sejarah manusia merupakan bukti penguat hakikat pembagian manusia kepada golongan yang mendapat petunjuk dan golongan pengikut nafsu dan syetan.
Maka dari itu tidak ada titik temu antara kedua golongan ini, baik di dunia maupun di akhirat. Karena itu Ibnu Taimiyyah berkata: “Di antara sunnatullah, bahwa bila ia hendak menampakkan Agama-Nya (Islam), maka ia jadikan orang yang menentangnya, sehingga Allah SWT membenarkan yang benar dengan kalimat-Nya. Dengan kebenaran ini Allah SWT lemparkan kebatilan, lalu melenyapkannya sehingga kebatilan pun kalah.”[3]
Sayyid Quthb berkata: “Hakikat peperangan yang dikobarkan orang-orang Yahudi dan Nasrani di setiap tempat dan saat terhadap orang-orang Islam adalah peperangan aqidah. Mereka juga sepakat untuk memerangi Islam dan kaum muslimin.” Dalam peperangan ini mereka mengibarkan berbagai macam bendera dengan cara menjijikan dan dengan tipu daya. Sebab mereka telah memperoleh pengalaman tentang semangat kaum Muslimin dalam menjaga agama dan aqidahnya. Yaitu ketika kaum muslimin menghadapi mereka di bawah bendera aqidah. Karena takut terhadap bara aqidah Islam dan mobilisasinya, maka mereka menyatakan perang demi kepentingan negara, ekonomi, politik dan pangkalan militer. Mereka menyatakan kepada orang-orang terkecoh di antara kita, bahwa dongeng tentang aqidah sudah menjadi dongeng kuno yang tak berarti apa-apa. Maka bendera aqidah tidak ada gunanya dikibarkan, begitu pula berperang atas nama aqidah. Inilah tanda orang-orang yang mundur dan fanatik.
Mereka berkata seperti itu agar mereka dapat terhindar dari pasukan pembela aqidah yang baru. Sebab ketetapan mereka yang pertama adalah terjun dalam peperangan, dan yang lebih pokok lagi adalah menghancurkan keteguhan Islam yang sudah mereka hadapi sekian lama. Maka apabila kita sampai terkecoh oleh tipuan mereka, tidak ada yang dicela kecuali diri kita sendiri. Sebab kita menjauhi bimbingan Allah yang disampaikan kepada Nabi-Nya demi kepentingan umatnya. Padahal Allah SWT sudah berfirman: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-Baqarah:210).[4]
Kesimpulan dari Hakikat permusuhan dan tabiatnya merupakan perbedaan antara dua agama dan pertentangan antara dua metode. Di sana ada agama Allah, pengikut Syariat-Nya dan loyalitas terhadap hamba-hamba Allah yang beriman. Di sana ada pula agama batil, pengikut nafsu, syahwat dan syetan serta persahabatan dengan golongan syetan. Allah SWT berfirman:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab[5] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS. Ali Imran: 19).
Orang-orang beriman harus merasa lebih tinggi dan lebih unggul karena agamanya daripada pijakan orang batil. Sebab orang berimanlah yang mendapat pertolongan. Bila musuh-musuh Allah membanggakan kekuatan dan jumlah mayoritas mereka, maka orang beriman harus bangga dengan pertolongan Allah SWT dan dukungan-Nya kepada mereka. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. An-Nahl:128).
Janji Allah: Kebenaran pasti menang.
Orang berdiri diatas berbagai macam landasan pemikiran. Ada orang yang berpikir hidup hanya sekali dan tidak akan dibangkitkan lagi, ada orang yang berpikir hidup adalah perjuangan untuk hidup setelah mati, ada juga yang berpikiran bahwa tuhan hanya ada di masjid saja jadi dia bebas melakukan apa saja diluar masjid, dan lain-lain. Banyak macamnya. Dan bagaimana orang yang benar berpikir.
Orang yang berpikir bahwa ada kehidupan setelah mati adalah yang benar. Mengapa. Kita akan kembali kepada bagaimana kita beriman kepada Allah.
Bekas telapak kaki unta pertanda ada unta yang lewat, dan adanya alam semesta, pohon bintang, matahari, bulan dan bumi yang kita tempati ini adalah pertanda ada yang menciptakan.
Dengan keteraturan yang luar biasa Allah SWT merancang alam semesta ini. Sesungguhnya ini semua mudah bagi Allah SWT.
Ibarat sebuah bongkahan besi tua di tengah padang rumput. Kemudian. Datang sebuah tornando besar menggilas habis tumpukan besi tu tadi. Sekarang, coba tebak apa yang terjadi dengan bongkahan besi tua tadi. Apakah besi tua tadi menjadi sebuah mobil. Tentu tidak, sebab sesuatu tidak mungkin tidak ada kalau tidak ada yang menciptakan. Dan Sang Pencipta Adalah Allah SWT.
Janji Allah: Pengemban Kebenaran akan mendapat kemenangan.
Di dalam surat Al Isra’ ayat 81 Allah SWT berfirman:
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا
”Dan katakanlah: Kebenaran telah datang dan kebatilan telah lenyap. Sesungguhnya kebatilan itu (pasti) akan lenyap.”
Kita meyakini bahwa Al-Qur’an adalah Kitab Allah, maka ayat tersebut seharusnya memotivasi kita untuk menjadi orang yang benar. Benar dalam bermu’amalah, benar dalam berinteraksi dengan makhluk Allah lainnya dan sebagainya.
Benar dalam bermu’amalah atau apapun di dalam setiap aktivitas kita artinya adalah selalu menggunakan Al-Qur’an sebagai kaidah dalam berpikir dan berperilaku.
Kemudian di dalam Al-Qur’an, kita diperintahkan untuk meneladani Nabi SAW. Jadi orang yang benar adalah orang yang melaksanakan sunnah (ajaran) Nabi di dalam kehidupannya.
Dan yang pasti adalah orang-orang yang benar pasti akan menang.
Keadaan dunia saat ini.
Jika dunia dipenuhi dengan kebenaran pasti akan terjadi ketentraman. Jika dunia dipenuhi dengan kebenaran kesejahteraan akan menyelimuti muka bumi ini.
Tapi, jika kekufuran dan kebatilan yang memenuhi dunia, maka kesenjangan, keterpurukan, pembunuhan, penindasan terhadap orang yang lemah, pelecehan kepada kaum wanita, termasuk pelecehan terhadap Al-Qur’an, dan agama Islam akan memenuhi dunia ini. Demikianlah jika kekufuran yang memimpin dunia.
Dan dunia saat ini sedang dipimpin oleh kekufuran dan kebatilan. Mungkin bisa kita saksikan. Berita-berita tentang kedzoliman, penindasan, pembunuhan, kemiskinan di media massa. Ini semua dikarenakan dunia sedang dipimpin oleh kekufuran.
Yang harus kita lakukan.
Hanya satu yang harus kita lakukan yaitu, berusaha sekuat tenaga untuk menegakan aturan-aturan yang sudah Allah SWT berikan kepada kita semua secara keseluruhan sebab Yang mencipta lebih tau daripada yang diciptakan.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
Wallahul muwaffiq.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْعَصْرِ، إِنَّ الإِنسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ، إِلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ، أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ.اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ.رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.اَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ سَبِيْلِكَ.اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ
اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ.اَللَّهُمَّ عَذِّبْهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا وَحَسِّبْهُمْ حِسَابًا ثَقِيْلاً.رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
[1] Maksudnya: janganlah saya dan anak cucu saya dimatikan sampai hari kiamat sehingga saya berkesempatan menggoda Adam dan anak cucunya.
[2] Muhammad bi Sa’id bin Salim Al-Qothoniy, Al-Wala wal Baro, Loyalitas Muslim terhadap Islam,( Ramadhani : Solo, 1994), hal.78.
[3] Majmu’ Fatawa, 27/57
[4] Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, 1/108
[5] Maksudnya ialah Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur’an.