Khutbah Jumat Edisi 149: “Ridho Allah Tujuan Hidup Orang Islam”
Materi Khutbah JUmat Edisi 149 tanggal 30 Muharram 1439 H ini dikeluarkan oleh
Sariyah Da’wah Jama’ah Ansharusy Syari’ah dapat download di:
Ridho Allah Tujuan Hidup Orang Islam
(Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Jama’ah Ansharusy Syari’ah)
KHUTBAH PERTAMA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ
اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. وَقَالَ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
وَقَالَ النَّبِيُ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه الترمذي، حديث حسن)
Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah SWT.
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.
Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.
MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMANI WA RAHIMUKUMULLAH!!!
Allah SWT yang mencipta dari tiada, memberi rizki dari kefakiran, yang menghidupkan dan mematikan. Dia membangkitkan dari kubur pada hari kiamat. Kepada-Nyalah tempat kembali. Lalu Dia mengampuni siapapun yang Dia kehendaki sebagai anugerah, dan menyiksa siapa saja yang Dia kehendaki sebagai anugerah, dan menyiksa siapa saja yang Dia kehendaki sebagai keadilan.
Allah SWT berfirman:
خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ الْأَنْعَامِ ثَمَانِيَةَ أَزْوَاجٍ يَخْلُقُكُمْ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ خَلْقًا مِنْ بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ ثَلَاثٍ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ
“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan selain dia; Maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (QS. Az-Zumar: 6)
Dan segala sesuatu selain Allah SWT Yang Maha Suci akan rusak dan binasa.
Maka, bagaimana ridha-Nya Ta’ala tidak menjadi tujuan yang kita dambakan, yang kita bersegera kepadanya dan dari selainnya kita berlari supaya kita bisa berlindung dan merasakan kenikmatan di bawah naungan-Nya?
Sedangkan Nabi SAW telah mengajarkan kepada kita bahwa ridha Allah SWT adalah tempat kita berlindung.
Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah SWT.
Ridha Allah SWT adalah tujuan yang mengecilkan, bahkan melenyapkan, segenap tujuan yang lain.
Siapa mendapatkan ridha Allah SWT, berarti telah mendapatkan segala-galanya. Tidak ada sesuatupun yang menyusahkannya setelah itu. Adapun barangsiapa tidak memperoleh dan tersesat dari ridha Allah –kita berlindung kepadaMu ya Allah– maka benar-benar telah kehilangan segala-galanya. Itulah orang yang disesatkan oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT:
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya[1] dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS. Al-Jatsiyah: 23)
Diantara rahmat Allah SWT kepada hamba-Nya adalah, Dia Yang Maha Suci menjamin akan diperolehnya tujuan ini bagi siapa saja yang benar-benar menginginkan.
Maka sesungguhnya Dia Yang Maha Suci tidak menolak seseorang yang datang memohon petunjuk kepadaNya, bahkan akan menolong dan menunjukinya.
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69)
Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah SWT.
Bagaimana kita tidak mengharap ridha Allah SWT, sedangkan kita sangat ingin menjadi sebagian wali (kekasih-Nya) yang Allah SWT bela? “Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Hajj: 38).
Sungguh kita sangat mengharapkan ridha-Nya karena sangat ingin termasuk dalam kelompok para hamba-Nya yang shalih pada hari kiamat nanti. Allah SWT berfirman:
68. “Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati.69. (yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri.70. masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan”.71. Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya”.72. dan Itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. (QS. Az-Zukhruf: 68-72).
Maka samakah tujuan kita setelah seluruh penjelasan ini –dengan tujuan-tujuan yang lain?
Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah SWT.
Tujuan akhir seorang muslim akan menerangi jalannya, membatasi usahanya serta mengatur langkah, gerak dan diamnya.
Maka anda lihat seorang muslim berjalan di atas bumi sedangkan hatinya terkait dengan langit. Anda meihat suatu kali dia maju dan pada kali lain mundur, sekali waktu bergerak dan lain kali pelan-pelan, di suatu tempat berbicara dan di tempat yang lain diam. Dalam segala keadaan ini dia hanya berusaha mencapai tujuan akhirnya.
Itulah tujuan yang membuat seorang muslim tidak sudi –bahkan tidak kuasa– mengabaikan perintah-perintah Rabbnya atau mendurhakai-Nya, karena hal itu akan menghalanginya dari keinginannya yang paling puncak. Tujuan itu juga menjadikan seorang muslim pelit dengan waktunya, merasa sayang jika berlalu sia-sia.
Dia merasa sayang terhadap saat demi saat dalam hidupnya bila dihabiskan dalam hal-hal yang tidak diridhai Allah SWT sebagai Rabbnya, yang menciptakan, memberi rizki, dan mengatur segalanya.
Salah satu keistimewaan tujuan orang muslim ialah bahwa tujuan menentukan sarana untuk mencapainya. Tujuan tidak secara otomatis membenarkan semua saran bagi para pengikutnya. Ia tidak membiarkan mereka menganggap baik setiap sarana untuk mencapainya. Bahkan ia –sebagaimana telah kami katakan– menentukan sarana. Karena itu, ia tidak bisa dicapai dengan perbuatan dan perkataan apapun, kecuali jika:
- Ikhlas karena Allah SWT semata.
- Sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi Allah SWT.
Sesungguhnya generasi pertama kaum muslimin membatasi tujuan akhir mereka dalam satu hal. Salah seorang dari mereka berkata: “Sungguh, aku akan menjadikan tujuanku hanya satu.” Artinya, aku jadikan ridha Allah SWT sebagai satu-satunya tujuanku dalam kehidupan dunia ini.
Maka mereka menghindarkan diri dari segala yang menghalangi perjalan mereka untuk mencapai tujuan. Mereka melepaskan diri dari egoisme dan segenap keinginan nafsu. Mereka menjadikan keinginan dan tuntutan mereka adalah apa yang diinginkan dan dituntuk Allah dari diri mereka.
Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah SWT.
Karena itu mereka menjadi manusia yang paing bertakwa, yang paling mengerti, dan yang paling adil. Allah SWT menunjuki, mendukung, menolong, dan menjadikan mereka sebagai manusia paling mulia.
Adapun umat Islam sekarang, sebagian besar telah tersesat dalam memilih dan membatasi tujuannya. Di antara mereka ada yang menjadikan ridha Allah mereka di belakang punggungnya dan berjalan mengikuti hawa nafsu tanpa menoleh kepada lainnya!
Diantara mereka ada yang mengiria bahwa mungkin saja dia mengambil tujuan-tujuan lain disamping ridha Allah SWT. Padahal Allah SWT Maha Kaya, tidak membutuhkan apapun. Karena itu, Allah lalu meninggalkannya bersama persekutuan dan sekutu-sekutunya.
Karena itu, meski jumlah umat Islam kini banyak, tetapi mereka ibarat buih. Mereka ibarat buih air bah yang terombang-ambing dalam kesesatan dan kebodohan. Mereka bercerai-berai dan dicentang-perentangkan oleh hawa nafsu dan pemahaman-pemahaman kabur yang tidak jelas kebenarannya. Umat mereka, sebagaimana diberitakan oleh Nabi SAW menjadi hidangan umat lain. Beberapa umat, bahkan seluruh umat lain, telah memperebutkan kita.
Masalah ini sungguh serius dan kritis, karena tindakan kaum muslimin meninggalkan tujuan sejati yang hanya untuknya mereka diciptakan, tidak hanya menyebabkan mereka hidup hina-dina di permukaan bumi-sebagaimana terjadi kini- tetapi juga menjerumuskan mereka kepada bencana amat hebat pada hari kiamat, sesuai dengan kadar keberpalingan dan kejauhan mereka dari tujuan hakiki itu.
Meninggalkan ridha Allah SWT, berarti memilih murka Allah SWT sebagai tujuan –semoga Allah melindungi kita- biarlah manusia menertawakan diri mereka sendiri sesuka meraka, biarlah mereka menamakan tujuan batil mereka dengan nama modern apapun yang menyenangkan mereka. Karena bagaimanapun keadaan mereka tidak akan lepas dari murka Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
ذَلِكَ بِأَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا اتَّبَعُوا الْبَاطِلَ وَأَنَّ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّبَعُوا الْحَقَّ مِنْ رَبِّهِمْ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ لِلنَّاسِ أَمْثَالَهُمْ
“Yang demikian adalah karena Sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang bathil dan Sesungguhnya orang-orang mukmin mengikuti yang haq dari Tuhan mereka. Demikianlah Allah membuat untuk manusia perbandingan-perbandingan bagi mereka.” (QS. Muhammad: 3)
ذَلِكَ بِأَنَّهُمُ اتَّبَعُوا مَا أَسْخَطَ اللَّهَ وَكَرِهُوا رِضْوَانَهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ
“Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan karena mereka membenci keridhaan-Nya, sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka.” (QS. Muhammad: 28)
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
Wallahul muwaffiq.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْعَصْرِ، إِنَّ الإِنسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ، إِلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ، أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ.اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ.رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.اَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ سَبِيْلِكَ.اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ
اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ.اَللَّهُمَّ عَذِّبْهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا وَحَسِّبْهُمْ حِسَابًا ثَقِيْلاً.رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
[1]Maksudnya Allah membiarkan orang itu sesat, karena Allah telah mengetahui bahwa Dia tidak menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan kepadanya.