Khutbah Jum'at
Trending

Khutbah Jum’at Edisi 225 “Ketika Islam Dianggap Sebagai Ancaman”

Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Jama’ah Ansharu Syari’ah

 

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ.

اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. وَقَالَ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.

وَقَالَ النَّبِيُ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه الترمذي، حديث حسن).

Jamaah Jum’at  hamba Allah yang  dirahmati Allah SWT.

Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.

Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.

Ma’asyirol Muslimin Rahimani Wa Rahimukumullah…

Jamaah Jum’at  hamba Allah yang  dirahmati Allah SWT.

Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.

Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.

Ma’asyirol Muslimin Rahimani Wa Rahimukumullah…

Umat Islam Dianggap Ancaman dan Dipinggirkan?

Kenapa bisa demikian? karena ada rezim yang tidak mengerti masa lalu. Kalau tidak mengerti masa lalu, dia tidak mengerti hari ini. Orang yang tidak mengerti hari ini, dia gak bisa merancang masa depan. Gerakan nasionalisme di Indonesia pelopornya adalah umat Islam. Diakui oleh para sejarawan barat sendiri, seperti Emerson dan sebagainya.

Kebangkitan nasionalisme di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari umat Islam. Dan itu bertahan hingga kita merebut kemerdekan hingga kini. Kalau ada yang melihat umat Islam itu dipinggirkan dan sebuah ancaman bahkan dianggap ini akan menjatuhkan NKRI, pasti dia tidak mengerti sejarah bangsa ini. Termasuk yang membuat NKRI ini dimulai dari mosi integral M. Natsir sebagai ketua fraksi Masyumi ketika itu di tahun 1950, pada 3 April.

Peran tokoh tokoh Islam sangat sentral, meski kita tidak menafikan adanya tokoh-tokoh lain. Permasalahannya, ada rezim yang tidak mengerti sejarah sehingga menempatkan umat Islam pada kriminaliasi, penistaan terhadap agama, perppu ormas, diskriminasi dalam pemberantasan hoax.

Tidak mengerti bagaimana memosisikan umat Islam di Indonesia, seolah-olah menjadi ancaman. Padahal pondasi terkuat negeri ini, salah satunya adalah umat Islam. Karena bagaimanapun secara mayoritas ada di Indonesia.

Umat Islam di Indonesia paling toleran. Tidak ada di negara lain yang umat Islamnya lebih toleran dari umat Islam Indonesia. Seolah-olah ancaman, dibuat tidak nyaman, dan diperlakukan tidak adil.

Phobia atau fobia dapat diartikan ketakutan yang sangat berlebihan terhadap benda atau keadaan tertentu yang dapat menghambat kehidupan penderitanya. Rasa ketakutan yang berlebihan terhadap sesuatu tersebut berdampak pada reaksi emosional dan fisik. Islamophobia adalah ketakutan dan kekhawatiran berlebihan kepada umat Islam dan ajarannya. Dewasa ini,Islamophobia tidak lagi hanya menyasar masyarakat Eropa dan Amerika saja, tetapi ia juga telah menyebar ke penjuru dunia, ada di sekeliling kita hari ini. Di negeri yang katanya heterogen ini, isu-isu ketakutan terhadap umat Islam dan ajarannya masih dapat kita lihat di kehidupan sehari-hari. Jika Islamophobia di Barat muncul karena tragedi WTC, Islamophobia di Indonesia muncul akibat delik peristiwa Bom Bali, Sarinah, JW Mariot, Surabaya dan serangkaian peristiwa lainnya yang mengatasnamakan Islam dalam aksi teror yang mereka lakukan. Akibatnya buruk, banyak headline berita akhirnya menyudutkan Islam, menyebut Islam tidak toleran, kaku, kolot, dan tidak suka dengan orang yang tidak seiman dengan mereka. Umat muslim yang berusaha taat dicap sebagai “ekstrimis”, “fundamentalis”, “radikal”, “intoleran”, dan sederetan label yang semakna lainnya.Dan yang lebih parahnya adalah, Al Qur’an, kitab suci umat Islam, buku-buku hadist dan sejarah perjuangan sahabat nabi, penampilan fisik yang berjenggot,lulusan pondok pesantren, dan lain-lain yang mencirikan identitas umat Islam dijadikan alasan untuk memperkeruh suasana.

Sungguh miris, di negeri yang katanya mayoritas umat muslim ini, ketakutan akan ajaran Islam dan penganutnya justru berkembang di kalangan masyarakat. Islamophobia membuat umat muslim yang awam justru takut untuk belajar dan mengkaji Islam lebih mendalam. Mereka khawatir akan dicap radikal, ekstrimis, dan lain sebagainya. Padahal, sejatinya Islam adalah agama yang sempurna, agama yang damai, agama kasih sayang yang tidak ada satupun kecacatan di dalamnya. Allah Ta’ala berfirman:

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah aku cukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu…” [QS. Al-Maidah: 3].

“Dan Kami tidaklah mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” [QS. Al Anbiya: 107]

Di samping itu, Allah juga mengharamkan membunuh sesama manusia, apapun agamanya tanpa ada alasan yang jelas dan dibenarkan secara syariat. Seperti pada firman Allah berikut ini:

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allâh (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.”[QS. Al-Isrâ: 33].

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kamu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allâh menyukai orang-orang yang berlaku adil.” [QS. Al-Mumtahanah: 8].

Dan sabda Nabi Muhammad SAW berikut ini:

“Barangsiapa membunuh orang kafir mu’ahad, (maka) ia tidak akan mencium bau surga, padahal baunya didapati dari jarak perjalanan empat puluh tahun.” [HR al-Bukhâri, no. 2995].

Terakhir, Allah juga menciptakan manusia dengan beragam suku-suku bangsa juga bukan tanpa alasan, seperti pada firman-Nya berikut ini:

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” [QS. Al Hujurot: 13].

Lantas, jika Allah sendiri yang mengatakan bahwa Agama Islam adalah sempurna, penuh dengan rahmat (kasih-sayang), melarang umatnya untuk membunuh sesama tanpa ada alasan yang dibenarkan, dan memang menciptakan keberagaman di muka bumi, mengapa masih saja ada aksi teror yang mengancam nyawa seseorang? Masih saja ada yang takut dengan ajaran Islam, memperolok-oloknya dan menjadikannya lelucon atas serangkaian aksi teror? Semua itu tidak lain karena penganutnya yang tidak memahami Islam secara sempurna. Agama Islam adalah agama yang final, tidak ada revisi terkait aqidah. Akan tetapi, manusialah yang tidak sempurna, pemeluk-pemeluknya-lah yang kadang menafsirkan ajaran Islam secara parsial, menghilangkan beberapa poin penting hingga kemudian berdalih bahwa aksi teror ini adalah ajaran Tuhan. Padahal, sekali-kali tidak! Tidak ada dalam ajaran Islam perintah untuk menyakiti sesama. Agama Islam adalah agama kasih sayang, itu juga keputusan yang final.

Islamophobia adalah ‘alat’ untuk menghancurkan umat Islam, ia adalah proyek besar dari oknum yang tidak menghendaki Islam berjaya. Mereka tidak hanya membuat orang-orang non muslim membenci Islam, tetapi juga umat Islam dengan ajaran agamanya sendiri. Mereka menyasar umat Islam yang tidak banyak mengenal Islam untuk menghancurkan Islam dari dalam. Ketahuilah, bahwa stigma-stigma negatif terhadap ajaran Islam ini hanyalah bentuk pengulangan dari sejarah. Karena sungguh hal ini juga pernah terjadi sepanjang Rasulullah berdakwah. Stigmaisasi mulai dari orang gila, tukang sihir, pembawa ajaran sesat, hinaan bahkan ancaman fisik sudah pernah dialami oleh Rasulullah. Hal itu terjadi karena ketakutan orang-orang jahiliyyah terhadap Islam dan kaum muslimin. Takut akan tersingkirnya hegemoni mereka apabila Islam menjadi pandangan hidup masyarakat dan diterapkan dalam kehidupansecara baik.

Begitu halnya dengan kita hari ini, ketika Islam distigma seolah menjadi monster yang mengerikan. Mempelajari Islam secara mendalam dianggap radikal dan ekstrimis. Bahkan orang-orang yang menyampaikan Islam dipersekusi dan diintimidasi. Framing jahat terhadap ajaran Islam dihembuskan oleh orang-orang yang benci dan khawatir akan kebangkitan Islam. Ingatlah firman Allah swt dalam QS. At-Taubah: 32, yang artinya:

“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Alah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang yang kafir tidak menyukai.”

Sungguh, yakinlah Islam itu agama yang haq. Islam itu tinggi. Ajaran Islam meliputi seluruh aspek kehidupan. Tak perlu takut untuk mempelajari dan menyerukan Islam sebab mempelajari dan menyerukan Islam merupakan konsekuensi keimanan sebagai seorang muslim. Omong kosong jika mengaku beriman kepada Allah tapi masih meragukan firman-Nya. Mengaku cinta, tapi menimbang-nimbang apa yang menjadi perintah-Nya hanyalah rayuan gombal semata.

Mari kita melawan Islamophobia, bukan dengan menebar ketakutan serupa, tapi menunjukannnya dengan sikap keteladanan, sikap saling menghormati, saling menyayangi, karena sekali lagi, Islam adalah agama yang final –tidak dapat direvisi walau sesenti.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ

Wallahul muwaffiq

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْعَصْرِ، إِنَّ الإِنسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ، إِلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ، أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ. رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ سَبِيْلِكَ. اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.

اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ. اَللَّهُمَّ عَذِّبْهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا وَحَسِّبْهُمْ حِسَابًا ثَقِيْلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Lihat lebih banyak

Artikel terkait

Back to top button