Khutbah Jum’at Edisi 361 | Robohnya Dakwah di Tangan Pendakwah

Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Jama’ah Ansharu Syari’ah
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ.
اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. وَقَالَ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.
وَقَالَ النَّبِيُ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه الترمذي، حديث حسن).
Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan para sahabatnya.
Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.
Ma’asyirol Muslimin Rahimani Wa Rahimukumullah…
”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.” (QS. Ali Imran, 3 : 104)
Dalam situasi masyarakat masa kini yang mengikuti alur perkembangan dalam era globalisasi, dakwah perlu digerakkan sebagai membimbing manusia ke jalan yang benar.
Oleh karena itu, setiap individu Muslim perlu bahu- membahu untuk sama-sama melaksanakan usaha dakwah, menyampaikan ajaran Islam serta memberikan kesadaran mengenai ketinggian Islam bagi mewujudkan masyarakat muslim yang terbaik. Dakwah merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah perkembangan islam.
Ajaran-ajaran Islam yang dianut oleh manusia di berbagai belahan dunia merupakan bukti paling kongkrit dari aktivitas dakwah yang dilakukan selama ini. Signifikansi dakwah ini akan terus berlangsung sampai akhir zaman, sebab dakwah merupakan usaha sosialisasi dan internalisasi ajaran-ajaran islam ke dalam berbagai aspek kehidupan umat manusia. Dakwah selalu hadir memberikan solusi-alternatif terhadap berbagai problem keummatan.
Mengingat dakwah merupakan manifestasi dari kesadaran spiritual dalam bentuk ihtiar muslim untuk mewujudnyatakan ajaran-ajaran Islam, maka diperlukan pemahaman yang tuntas dan komprehensif mengenai dakwah itu sendiri. pemahaman tentang hakikat dakwah sangat diperlukan sebab merupakan landasan filosofis dan normatif untuk menggerakkan dakwah seiring dengan tingkat dinamika sosial kemasyarakatan terutama dakwah dalam masyarakat modern.
Masyarakat modern merupakan masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini.
Kebiasaan dari masyarakat modern adalah mencari hal-hal mudah, sehingga penggabungan nilai-nilai lama dengan kebudayaan birokrasi modern diarahkan untuk kenikmatan pribadi. Sehingga, muncullah praktek-peraktek kotor seperti nepotisme, korupsi, yang menyebabkan penampilan mutu yang amat rendah. Sehingga hal ini lah yang menjadi pekerjaan rumah bagi para pendakwah di zaman modern sekarang ini.
Tantangan Dakwah Masa Kini
Perubahan zaman yang semakin modern dan canggih telah mempengaruhi muslim dan non-muslim secara signifikan. Perubahan zaman juga mempengaruhi cara berfikir setiap orang. Secara global perubahan zaman juga menjadi tantangan tersendiri dalam dakwah Islam.
Lembaga dakwah dengan berbagai kecenderungan muncul di mana-mana, baik yang hadir secara formal maupun informal telah memberikan kegembiraan dan nuansa tersendiri. Namun bersamaan dengan itu, muncul pula realitas lain yang dapat menghambat laju gerakan dakwah dan tak lain justru lahir dari internal gerakan dakwah itu sendiri.
Adapun penyebabnya adalah:
1. Hilangnya Mana’ah I’tiqadiyah (Imunitas Keimanan)
Imunitas keimanan yang hilang akan menyebabkan tidak tegaknya bangunan di atas pondasi pemikiran dan prinsip yang benar.
2. Perhatian Tertuju Hanya Pada Segi Kuantitas
Salah satu hal yang paling sering terjadi dalam organisasi dakwah adalah kebanggaan dan perhatian terhadap kuantitas. Bilangan anggota seringkali menyibukkan dan menguras perhatian para pemimpin. Seringkali packaging dan proses yang baik hanya dilakukan pada saat rekrutmen tetapi aspek pembinaan yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas kader seringkali terabaikan.
3. Tidak Ada Keamniahan Dalam Dakwah
Berbicara tentang dakwah berarti berbicara tentang strategi. Seringkali para da’i tidak menyadari bahwa tidak semua hal dapat diketahui oleh khalayak umum baik proses ataupun orang yang terlibat. Contohnya adalah saat mendapat SMS berupa ta’limat dari Murabbi dengan kalimat “HANYA UNTUK ANTUM”. Ternyata banyak da’i yang masih tidak bisa menjaga kerahasiaan yang telah dibentuk sehingga musuh dapat dengan mudah “membaca” gerak yang telah dipersiapkan serta membongkar aktivitas gerakan dakwah.
4. Tidak Sabar Dengan Budaya Proses
Hasan Al-Banna pernah berkata, “Sesungguhnya kepahlawanan itu hanya dapat terlihat melalui kesabaran, ketahanan, kesungguhan dan kerja yang tak mengenal lelah. Barang siapa di antara kalian yang tergesa-gesa ingin menikmati buah sebelum masak atau memetik bunga sebelum mekar, maka saya tidak bersamanya sejenakpun. Ia lebih baik minggir dari dakwah ini untuk mencari medan yang lain”.
5. Budaya Akhlak Yang Buruk
Salah satu faktor yang merusak barisan adalah akhlak buruk yang masih ada dalam diri para da’i seperti suka menggunjing, mengadu domba, su’uzhan, fitnah, dengki, banyak bicara, dan tersebarnya itu semua tanpa kendali dengan alasan memperbaiki keadaan melalui amar ma’ruf nahi mungkar.
Lantas, bagaimana menjaga bangunan dakwah?
1. Berjamaah Atas Dasar Takwa
Menegakkan bangunan atas dasar takwa kepada Allah SWT pada seluruh elemennya adalah suatu keharusan. Selain aktivitas tarbawi (pendidikan), maka aktivitas siyasi (politik) pun mesti dibangun atas dasar takwa.
“Maka apakah orang-orang yang mendirikan bangunannya di atas dasar takwa kepada Allah dan keridhaan–Nya itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam Neraka Jahanam? Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zhalim” (At-Taubah: 109)
Gerakan dakwah yang mampu menjaga nilai-nilai ajaran Allah dan takwa kepada-Nya, maka gerakan dakwah tersebut akan menjadi gerakan yang mapan dan kukuh pijakannya.
2. Tingkatkan Amalan Yaumiah
Amalan yaumiah merupakan sumber energi utama bagi gerakan dakwah. Ibaratkan sebuah motor, apabila akan menempuh perjalanan yang jauh maka motorpun akan diisi dengan bensin yang banyak. Begitu pula dengan kegiatan dakwah, semakin banyak aktivitas yang digarap, maka seharusnya semakin dekat pulalah kita kepada Allah dengan memperbanyak amalan yaumiah.
3. Perbaiki Akhlak
Di dalam perjalanan dakwah seringkali terdapat perselisihan dan pertentangan. Hendaknya dalam penyelesaian masalah tersebut tetap menggunakan adab, etika dan sesuai pada forumnya sehingga tetap menjaga kehormatan saudara kita.
4. Berlaku zuhud sebagai Qiyadah
“Zuhudlah kamu akan harta dunia, niscaya Allah akan menyukaimu. Zuhudlah kalian akan apa-apa yang ada di tangan orang. Niscaya orang akan mencintaimu” (HR. Ibnu Majah)
5. Mempererat Ukhuwah Persaudaraan
Ukhuwah (persaudaraan) merupakan elemen bangunan yang paling kuat dan faktor cukup berpengaruh dalam pertahanan internal.
“Seorang mukmin bagi mukmin yang lain laksana bangunan yang saling mengukuhkan antar sesamanya” (HR. Bukhari)
6. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Amar ma’ruf berarti memerintahkan keutamaan dan kemuliaan akhlak secara lisan maupun tindakan. Sedangkan nahi mungkar berarti mencegah perbuatan keji dan merusak baik secara lisan maupun tindakan.
7. Menjaga Keseimbangan Dakwah
Amal islami ditegakkan di atas prinsip saling melengkapi dan seimbang. Aktivitas pendidikan (tarbiyah) wajib memperoleh perhatian istimewa betapapun dinamisnya aktivitas kehidupan secara umum. Bila aktivitas tarbiyah ini mengalami kemacetan, maka akan terlihat dampak negatif dalam bangunan gerakan dakwah.
8. Menjaga Aspek Pembinaan
Salah satu penyebab hancurnya berbagai kelompok Islam adalah lemahnya pembinaan. Dalam hal ini terlihat saat lemahnya sang murabbi (pendidik) dalam membina dan acuh tak acuhnya mutarabbi dalam proses tarbiyah. Lemahnya aspek pembinaan ini akan mengancam kualitas takwa anggota dan menjadi lahan subur bagi tumbuhnya penyakit hati yang dapat memecah belah kehidupan berjamaah.
Semoga Allah tetap menjaga keistiqamahan kita dalam mengemban amanah-amanah dakwah ini.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
Wallahul muwaffiq
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْعَصْرِ، إِنَّ الإِنسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ، إِلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ، أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ. رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ سَبِيْلِكَ. اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.
اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ. اَللَّهُمَّ عَذِّبْهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا وَحَسِّبْهُمْ حِسَابًا ثَقِيْلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ