Menjadi Distributor Kebaikan
Dalam kehidupan ini, setiap manusia memiliki peran yang bisa ia pilih: menjadi penyebar manfaat atau hanya menjadi penerima kebaikan. Jika kita ingin hidup penuh makna, maka pilihan terbaik adalah menjadi distributor kebaikan menjadi orang yang terus menyalurkan manfaat kepada sesama.

Oleh : Ustadz Nofa Miftahudin, S.Th.I
Staff Tarbiyatun Nisa’ wal Aulad, Jamaah Ansharu Syariah Wilayah Jawa Timur
Di dalam Al-Qur’an Allah Ta’ala mengungunakan istilah perniagaan. Dengan maksud manusia cepat bisa memahami apa yang dikehendaki oleh Al-Qur’an. Sehingga Al-Qur’an ada beberapa yang menggunakan istilah manusia. Salah satunya adalah firman Allah Ta’ala :
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتۡلُونَ كِتَـٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنَـٰهُمْ سِرًّۭا وَعَلَانِيَةًۭ يَرۡجُونَ تِجَـٰرَةًۭ لَّن تَبُورَ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah, mendirikan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (QS. Fatir [35] : 29).
Ayat ini menjelaskan bahwa amal saleh seperti membaca Al-Qur’an, mendirikan salat, dan berinfak adalah bentuk “perniagaan” dengan Allah yang tidak akan pernah merugi. Dalam Islam, keuntungan tidak hanya bersifat materi tetapi juga berupa keberkahan dan pahala di akhirat.
Begitu pula penulis menggunakan judul Menjadi Distributor Kebaikan, sengaja dipilih diharapkan supaya mudah dimengerti. Apabila distributor barang berperan penting dalam rantai pasokan karena membantu mempercepat distribusi barang dari produsen ke konsumen dengan lebih efisien. Begitu pula distributor kebaikan berperan penting dalam rantai pasokan maupun sebagai koordinator kebaikan yang begitu banyak. Karena membantu mempercepat pendistribusian berbagai kebaikan kepada ummat dengan lebih efisien.
Dalam kehidupan ini, setiap manusia memiliki peran yang bisa ia pilih: menjadi penyebar manfaat atau hanya menjadi penerima kebaikan. Jika kita ingin hidup penuh makna, maka pilihan terbaik adalah menjadi distributor kebaikan menjadi orang yang terus menyalurkan manfaat kepada sesama. Apalagi di Bulan yang mulia ini, pahala yang berlipat ganda, mari kita maksimalkan untuk Menjadi Distributor Kebaikan.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad, Thabrani, dan Daruquthni).
Hadis ini menegaskan bahwa ukuran kemuliaan seseorang tidak terletak pada banyaknya ilmu, harta, atau kedudukan, tetapi sejauh mana ia bisa menjadi manfaat bagi orang lain.
Setidaknya ada 4 Keberkahan menjadi Distributor Kebaikan :
1. Kebaikan Itu Menular dan Berlipat Ganda
Kebaikan bukan hanya sebatas amalan individu, tetapi juga sesuatu yang bisa menular dan berkembang. Ketika kita melakukan kebaikan, orang lain yang melihat atau merasakan manfaatnya akan terdorong untuk melakukan hal serupa.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barang siapa menunjukkan kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukannya.” (HR. Muslim, no. 1893).
Bayangkan, jika kita mengajarkan seseorang untuk bersedekah, setiap kali orang itu bersedekah, kita akan mendapatkan pahala yang sama tanpa mengurangi pahala orang tersebut. Inilah kekuatan luar biasa dari menjadi distributor kebaikan.
2. Amal Jariyah: Investasi yang Tak Pernah Rugi
Dalam Islam, ada konsep amal jariyah amalan yang pahalanya terus mengalir meskipun kita telah meninggal dunia.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim, no. 1631).
Menjadi distributor kebaikan adalah jalan untuk mendapatkan amal jariyah. Misalnya, jika kita mendirikan masjid, membagikan Al-Qur’an, atau mengajarkan ilmu bermanfaat, pahala dari semua itu akan terus mengalir meskipun kita telah wafat.
3. Keberkahan Hidup bagi yang Menebar Kebaikan
Allah Ta’ala berjanji dalam Al-Qur’an bahwa orang-orang yang berbuat kebaikan akan mendapatkan balasan yang lebih baik:
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
“Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya).” (QS. Az-Zalzalah [99] : 7).
Selain di akhirat, di dunia pun Allah akan mempermudah urusan mereka yang suka menolong dan berbagi kebaikan. Banyak orang yang merasa hidupnya tenang, rezekinya lancar, dan hatinya bahagia karena kebiasaan mereka dalam menyalurkan kebaikan.
Dalam kaidah ushul fiqh disebutkan:
“الْجَزَاءُ مِنْ جِنْسِ الْعَمَلِ”
“Balasan itu sesuai dengan jenis amal perbuatan.”
Artinya, jika seseorang memudahkan urusan orang lain, Allah juga akan memudahkan urusannya. Jika seseorang menolong orang lain, maka kelak ia pun akan mendapatkan pertolongan dari Allah.
4. Jalan Menuju Hidayah dan Pahala yang Tak Terhingga
Banyak orang berubah menjadi lebih baik bukan karena ceramah panjang atau dalil yang banyak, tetapi karena kebaikan kecil yang mereka terima dari orang lain.
Ada seseorang yang mulai istiqamah dalam shalat karena dulu diajak oleh temannya. Ada yang rajin bersedekah karena dulu pernah menerima sedekah dari orang lain. Ada yang berubah menjadi lebih baik hanya karena melihat akhlak mulia seseorang.
Allah Ta’ala berfirman:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Ma’idah [5] : 2).
Setiap kali kita mengajak seseorang kepada kebaikan, baik secara langsung maupun tidak langsung, kita sedang menjadi penyebab hidayah bagi mereka. Betapa luar biasa pahala yang bisa kita dapatkan dari hal ini!
Mari kita jadikan hidup ini penuh makna dengan menebar manfaat seluas mungkin. Karena semakin banyak kebaikan yang kita distribusikan, semakin besar pula keberkahan yang akan kita dapatkan, baik di dunia maupun di akhirat.
“Jadilah orang yang jika tidak bisa memberi manfaat, setidaknya jangan menjadi penyebab mudarat.”