Artikel

Menakar Nyali Kepala Daerah Baru Beramar Ma’ruf Nahi Munkar

Presiden RI Prabowo Subianto resmi melantik 481 pasangan kepala daerah hasil Pilkada serentak 2024 yang terdiri atas 961 orang di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 20 Februari 2025. Dalam Prosesi pelantikan yang diadakan sepekan sebelum Ramadhan ini, Presiden mengambil sumpah para pejabat tersebut.

Oleh: Ustadz Budi Eko Prasetiya, SS
Amir Jamaah Ansharu Syariah mudiriyah Tapal Kuda

Faktor penting dalam kepemimpinan adalah seberapa kuat ia menjalankan tanggung jawabnya dengan amanah dan adil.

Dalam Al-Qur’an surah an-Nahl ayat 90, Allah mengingatkan :

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”

Pada ayat di atas disebutkan tiga perintah dan tiga larangan. Tiga perintah itu ialah berlaku adil, berbuat kebajikan (ihsan), dan berbuat baik kepada kerabat. Sedangkan tiga larangan itu ialah berbuat keji, mungkar, dan permusuhan

Dalam Islam, adilnya seorang pemimpin merupakan hal yang sangat penting dan diperhatikan. Karena keadilan pemimpin dapat membawa kemaslahatan bagi masyarakat luas. Maka, tidak heran jika Allah sangat memuji dan menjanjikan balasan kebaikan yang luar biasa bagi pemimpin yang baik, namun juga menjanjikan balasan keburukan bagi pemimpin yang tidak baik, sebagaimana hadits Rasulullah ﷺ:

إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَقْرَبَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ وَإِنَّ أَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَشَدَّهُ عَذَابًا إِمَامٌ جَائِرٌ

Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling dicintai Allah ﷻ pada hari kiamat dan paling ‘dekat’ tempat duduknya dari-Nya adalah seorang pemimpin yang adil, sedangkan orang yang paling dibenci Allah pada hari kiamat dan paling keras siksanya adalah seorang pemimpin yang lalim.” (HR. Ahmad).

Para Pemimpin Baru di Indonesia

Presiden RI Prabowo Subianto resmi melantik 481 pasangan kepala daerah hasil Pilkada serentak 2024 yang terdiri atas 961 orang di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 20 Februari 2025. Dalam Prosesi pelantikan yang diadakan sepekan sebelum Ramadhan ini, Presiden mengambil sumpah para pejabat tersebut.

“Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban saya sebagai Gubernur/Bupati/Wali kota dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada masyarakat, nusa, dan bangsa,” kata Prabowo yang diikuti para kepala daerah beragama Islam bersama-sama.

Seberani apakah Pemimpin kita?

Masyarakat memiliki ekspektasi tinggi terhadap para pemimpin baru mereka. Seremonial ini tidak hanya menandai transisi kepemimpinan, tetapi juga harapan besar akan perubahan. Khususnya, perubahan terkait bagaimana komitmen dan keberpihakan dalam aturan Islam.

Pemimpin yang sholih dan berkomitmen dengan keimanannya akan berusaha agar orang-orang yang dipimpinnya berada dalam naungan keberkahan-Nya, mencintai kebaikan, tumbuh dalam ketaatan dan menjauhi setiap peluang kemaksiatan. Inilah kepemimpinan yang bisa mewujudkan manisnya kebaikan dan ketaatan yang berujung kepada manisnya keimanan.

Para pemimpin ini akan memasuki babak baru kepemimpinannya. Mereka pun langsung menghadapi tempaan dan gemblengan yang lebih dahsyat daripada Retret sepekan di Akademi Militer di Magelang, yakni Akademi Ramadhan selama satu bulan. Akademi yang menempa dengan seperangkat aturan yang menghasilkan pribadi yang berkualitas lahir dan batin, berkualitas pemikiran, perkataan dan perbuatannya, berkualitas sebagai pribadi maupun secara berkelompok.

Para pemimpin baru diharapkan kebijakannya berpijak pada prinsip amar ma’ruf nahi munkar. Kebijakan yang tentunya mempertimbangkan aspek penting berupa mengajak kebaikan dan mencegah keburukan. Yang membawa manfaat dalam kehidupan masyarakat akan diprioritaskan, sedangkan yang membawa dampak keburukan juga diprioritaskan untuk dicegah dan dijauhkan dari masyarakat.

Kebijakan pemimpin sudah seharusnya berpijak pada aspek mendasar di bidang pendidikan, ekonomi dan sosial. Berupa peningkatan kualitas pendidikan untuk masyarakat, kemandirian ekonomi dan perbaikan layanan umum bagi masyarakat.

Tidak kalah pentingnya, para pemimpin bisa memanfaatkan dengan baik untuk menutup tempat-tempat kemaksiatan dan menutup celah setiap oknum pejabat yang mengambil keuntungan darinya. Memberantas kemungkaran dan setiap oknum pejabat yang menjadi beking lestarinya kemungkaran di masyarakat. Dengan ketegasannya ia mencegah kejahatan dan membina pelaku kejahatan menjadi pribadi yang mencintai kebaikan dan mengajak setiap orang untuk melakukan kebaikan.

Ini adalah awal dari perjalanan panjang para pemimpin dalam mengelola pemerintahan di daerahnya. Kesuksesan tidak hanya diukur dari janji-janji politiknya, tetapi dari seberapa besar dampak kebijakan yang dibuat bagi perbaikan iman, akhlak dan kesejahteraan rakyat. Apapun program dan kebijakannya jadikan taqwa sebagai landasan prioritasnya.

Rasulullah Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda:

اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Artinya: “Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada, iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, dan pergaulilah manusia dengan adab yang baik.”

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin. Penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan istri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka, dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya. Ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya (HR Bukhari).

Lihat lebih banyak

Artikel terkait

Back to top button