Ramadhan Mendidik Kita Menjadi Insan yang Ihsan
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله ربّ العالمين وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى اُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ لا حولا ولا قوة الاّ بالله العلي العظيم. اللهمّ صلّ علي محمّد وعلى اله واصحابه ومن تبعهم باحسان الي يوم الدّين امّابعد
Ayyuhal ikhwanul Muslimin wal Muslimah
Ramadhan akan meninggalkan kita semua, semoga kita dapat memetik buah ibadah shaum selama satu bulan ini. Kemudian kita berharap keluar darinya (bulan Ramadhan) Allah ‘Azza wa Jalla mengampuni/menggugurkan dosa-dosa kita sehingga pada Idul Fitri kita dalam keadaan bersih dari dosa bagaikan bayi yang baru dilahirkan ibunya.
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : إنّ رمضان شهر افترض الله صيامه و إنّي سننت للمسلمين قيامه، فمن صامه و قامه إيمانا واحتسابا خرج من ذنوبه كيوم ولدته أمّه. ( رواه ابن خزيمة 2/1052)
Artinya :
“Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda sesungguhnya Ramadhan adalah bulan dimana Allah mewajibkan untuk berpuasa dan akan mensunnahkan kaum muslim untuk mendirikan qiyam Ramadhan (tarawih). Barang siapa berpuasa dan mendirikan shalat (qiyam Ramadhan) karena beriman dan berharap pahala, maka ia keluar dari bulan Ramadhan dalam keadaan bersih dari dosa–dosa seperti pada hari dia dilahirkan ibunya” (HR. Ibnu Khuzaimah).
Selama menjalani ibadah shaum dengan menjaga hal-hal yang merusaknya bahkan na’udzubillah membatalkan puasa, karena kita ingin puasa kita tidak sia-sia bukan sekedar meninggalkan haus dan lapar saja hal ini karena kita sadar bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala selalu mengawasi hamba-hamba-Nya.
Ingatlah dialog Jibril as dengan Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam tentang ihsan.
….. فأخبرني عن الإحسان قال : أن تعبد الله كأنّك تراه فإن لم تكن تراه فإنّه يراك ….. ( رواه مسلم )
Artinya :
“…. lalu terangkanlah kepadaku tentang Ihsan, jawab beliau: “Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seolah engkau melihat-Nya, maka jika engkau tidak dapat melihat-Nya sesungguhnya Dia melihat engkau.”
Dengan demikian (sikap ihsan yang kuat) kita akan terselamatkan dari hal-hal yang bersifat meremehkan Allah, berbuat dosa, korupsi mengkhianati amanat sekehendaknya. Apakah kita lupa bahwa Allah selalu bersama kita?
Satu kaum atau sebuah bangsa akan tetap lestari dan memperoleh kemakmuran terhindar dari kehancuran kalau mereka dapat menjaga diri mereka dari hal-hal yang dimurkai Allah Subhanahu wa ta’ala.
Ibnu Abi Hatim mengatakan dari ‘Ubadah bin ash Shamit bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
إذا أراد الله بقوم بقاء أو نماءً رزقهم القصد والعفاف. وإذا أراد الله بقوم اقتطاعاَ فتح لهم – أو فتح عليهم – باب خيانة ، {حتى إذا فرحوا بما أوتوا أخذناهم بغتة فإذا هم مبلسون} كما قال : {فقطع دابر القوم الذين ظلموا والحمد لله ربّ العالمين}.
Artinya :
“Apabila Allah menghendaki suatu kaum mendapatkan kelestarian dan kemakmuran Allah memberi kepada mereka kesederhanaan dan kesucian dan apabila Allah menghendaki suatu kaum itu kehancuran maka dibukakan untuk mereka atau atas mereka pintu-pintu pengkhianatan {Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa, sebagaimana disampaikan} Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam”. (QS. Al-An’am: 44-45).
Semoga Allah membimbing, menuntun kita pasca Ramadhan ini dengan amalan-amalan yang membawa keberkahan dalam Ridho-Nya serta jauh dari hal-hal yang mendatangkan murka-Nya. Amin ya robbal alamin
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 H. Taqobalallohu Mina Waminkum, Shiyamana Washiyamakum.
Jakarta, 29 Ramadhan 1444 / 20 April 2023
Jamaah Ansharu Syariah
Ustadz Mochammad Achwan
Amir Jamaah
Download PDF :