Tabligh Akbar Ansharusy Syari’ah Jakarta
JAKARTA (Ansharusyariah.com) – Ahad (29/11/2015) Jama’ah Ansharusy Syari’ah Wilayah Jakarta kembali menggelar tabligh akbar yang kali ini mengangkat tema “Hitam Putih Wajah Pemimpin”.
Ustadz Mashadi yang didaulat sebagai pembicara pertama menyatakan
“Kalau bicara hitam putih pemimpin kafir, pemimpin kafir itu tidak ada kebaikannya” tegasnya di hadapan jamaah yang yang hadir.
Lebih lanjut mantan Anggota DPR dari Partai Keadilah mengungkapkan buruknya rezim dari mulai orde baru sampai sekarang ini.
“Soekarno berkuasa dari tahun 1945 sampai 1965 berakhir dengan dissaster, berakhir dengan bencana pemberontakan PKI, Soeharta yang berkuasa selama 30 tahun lebih, berakhir dengan bencana pemberontakan gerakan masa (reformasi) dan Soeharto meninggalkan hutang, belum lagi hutang BLBI uang APBN yang digunakan untuk menalangi bank-bank milik orang-orang cina yang pada waktu itu colep yang jumlahnya 650 triliun, duit rakyat semua itu”. Ungkap mantan aktifis GPI ini.
Ustadz Haris Amir Falah sebagai pembicara kedua memberikan pejelasan mengenai pemimpin kaum muslimin dan pemimpin kafir.
“Alloh SWT menyatakan hanyalah pemimpin orang kalian (beriman) Alloh, Rasul dan orang yang beriman. Orang beriman yang bagai mana? Orang beriman yang mengerjalan Sholat, orang beriman yang berzakat, orang beriman yang rukuk bersama orang-orang yang rukuk. Inilah wajah pemimpin orang yang beriman yang kemudian nanti konsekwensinya kita wajib taat sebagai mana yang Alloh SWT perintahkan”. Terangnya.
Selanjutnya Amir Wilayah Jama’ah Ansharusy Syari’ah ini juga menggambarkan pemimpin kaum kafir seraya mengutip surat al-Baqarah.
“Alloh SWT menyatakan bahwa pemimpin orang kafir adalag thoghut, pasti orang yang melampaui batas, tidak taat kepada Alloh, menentang syariat Alloh, membuat tandingan hukum yang bertentangan dengan hukum Alloh SWT, itulah pemimpin kafir dan mereka selalu mengajak manusia dari terang menuju kegalapan”. Terang Ustadz di hadapan para jamaah yang menghadiri tabligh akbar di masjid Al Muhajirin Grogol Jakarta Barat. (Ibnu Yusuf)