Artikel

Tetap Kontribusi Dalam Dakwah Walaupun Ujian Silih Berganti

Oleh: Ustadz Abu Fathimah
Staff Tarbiyah Jamaah Ansharu Syariah Jawa Timur

Kehidupan manusia pastilah menjumpai kesulitan, tantangan, rintangan, ujian dll. Namun di sisi lain Allah Ta’ala memberikan kemudahan bersamaan dengan kesulitan. Atau di ayat lain menyebutkan bahwa setelah kesulitan ada kemudahan. Allah Ta’ala berfirman :

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Karena sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah :5)

Ayat ini pun diulang setelah itu,

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6)

Rahasia mengapa di balik kesulitan, ada kemudahan yang begitu dekat? Ibnu Rajab telah mengisyaratkan hal ini. Beliau berkata, “Jika kesempitan itu semakin terasa sulit dan semakin berat, maka seorang hamba akan menjadi putus asa dan demikianlah keadaan makhluk yang tidak bisa keluar dari kesulitan.

Akhirnya, ia pun menggantungkan hatinya pada Allah semata. Inilah hakekat tawakkal pada-Nya. Tawakkal inilah yang menjadi sebab terbesar keluar dari kesempitan yang ada. Karena Allah sendiri telah berjanji akan mencukupi orang yang bertawakkal pada-Nya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS. Ath Tholaq: 3).

Di ayat lain disebutkan :
Allah Ta’ala berfirman,

… سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا

“… Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath Tholaq: 7)

Dengan terjadinya ujian yang berbeda-beda dialami oleh manusia, apalagi khususnya dialami oleh aktivis dakwah. Maka terkadang menjadi alasan ampuh untuk meninggalkan amanah, mengabaikan amanah, meremehkan amanah.

Seolah-olah bahwa karena ujian silih berganti mengakibatkan dia tidak mau kontribusi. Padahal masih banyak kemudahan, kemampuan yang diberikan Allah Ta’ala terhadap dia pada sisi yang lain. Maka dari kemudahan itulah kita dapat mengoptimalkan dalam kontribusi.

Padahal di dalam islam memberikan peluang kontribusi yang dahsyat dari berbagai arah. Ummat Islam diberikan peluang Allah Ta’ala untuk tetap bisa kontribusi walaupun aneka kesulitan silih berganti. Sehingga berbagai amalan dinilai oleh Allah Ta’ala.

Dari amalan hati, ucapan dan tindakan. Misalnya bila seseorang mengalami kesulitan pada waktu maka terkadang Allah Ta’ala memberikan kesempatan untuk kemudahan lewat infaq, atau sebaliknya. Adakalanya seseorang menjumpai kesulitan kesehatan, namun Allah Ta’ala memberikan kemudahan untuk kontribusi pemikiran, atau sebaliknya.

Adakalanya seseorang menjumpai kesulitan segala aspek kehidupan. Namun Allah Ta’ala masih memberikan peluang untuk kontribusi dengan doa. Maka optimalkan kontribusi yang kita mampu dengan kemudahan yang diberikan Allah Ta’ala berikan kepada kita.

Terkadang seseorang meremehkan do’a. Sehingga dia tidak melibatkan Allah Ta’ala dalam melewati aneka kesulitan yang ada. Padahal doa adalah senjata orang beriman yang sangat ampuh. Namun senjata yang ampuh itu menjadi tumpul karena kurang diasah, senjata tak lagi ampuh karena terlalu menjadikan logika adalah satu-satunya yang utama.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda :
Ali bin Abu Tholib ra. menuturkan, Muhammad Rosululloh Saw bersabda,

الدعاء سلاح المؤمن

“Doa adalah senjata orang mukmin” (HR. Hakim)

Pengaruh yang dahsyat itu dapat kita upayakan dengan doa.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ

Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Ta’ala selain do’a.” (HR. At Tirmidzi)

Bilamana dalam do’a pun belum terjawab langsung. Maka doa itupun bernilai ibadah. Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda :

Dari An Nu’man bin Basyir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Do’a adalah ibadah.”(HR. Abu Dawud)

Karena dengan kontribusi walaupun di tengah kesulitan yang silih berganti itu merupakan penyebab turunnya solusi dari Rabb yang Maha Suci. Bila kontribusi amal shalih adalah sebagai bentuk wujud ketaqwaan. Maka dengan ketaqwaan itu Allah Ta’ala memberikan jalan keluar. Allah Ta’ala berjanji :

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا ، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3).

Sebagai muhasabah kita di hadapan Allah Ta’ala. Maka mafhum mukholafahnya adalah bila kita sedang kesulitan silih berganti namun belum ada solusi. Boleh jadi karena kita belum optimal dalam kontribusi.

Semoga Allah Ta’ala melimpahkan berbagai anugerah ni’mat-Nya kepada kita. Sehingga kita lebih optimal dalam kontribusi terhadap Islam dan kaum muslimin. Aamiin yaa Robb

Lihat lebih banyak

Artikel terkait

Back to top button