Khutbah Jum'at

Ujian Virus Corona Tidak Menyurutkan Semangat Ibadah Ramadhan

(Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Jama’ah Ansharu Syari’ah)


إِنَّالْحمَدَْللِهَّ،ِنَحمْدَهُُونََستْعَيِنْهُُونََستْغَفْرِهُ،ُونَعَوُذُْبِلله مِِنْشرُوُرِْأنَفُْسنِاَومَِنْسيَئِّاَتِ
أَعمْاَلنِاَ.مَنْيهَدْهِِ للهُفَلاَمُضِلَّلهَُومََنْيُضلِْلْفَلاَهاَدِيَلهَ.ُوأََشهْدَُأَنْلاَإلِهََإِلا لَّلهُوأََشهْدَُأَنَّمُحمَدَّاً
عبَدْهُُورََسوُلْهُُلاَنبَِيَّوَلاَرَسوُْلَبعَدْهَ،ُقدَْأدََّىاْلأمَاَنةََوبَلَغََّالرِّساَلةََونََصَحَاْلأمُةََّوَجاَهدََفِيْسبَيِلْهِِحَقَّ
جهِاَدهِ.ِ


الَصَّلاةَُواَلسَّلامَُعلََىنبَيِنِّاَالمُْصْطفََىمُحمَدٍَّصلََّى للهُعلَيَهِْوَسلََّمَوَعلََىآلهِِوَصَحبْهِِومََنْسلََكَ
سبَيِلْهَُواَهتْدََىبهِدُاَهُإلَِىيوَمِْالديِّْن.ِرَبِّاشرَْحلِْيْصدَرِْيْويََسرِّلِْيْأمَرِْيْواَحلُْلْعقُدْةًَمِنلِْساَنِيْيفَقْهَوُاْ
قوَلِْي.ْ


قاَلَ للهُتعَاَلَىفِيالقْرُآْناِلكْرَيِْم:ِياَأيَهُّااَلذَّيِْنَءاَمنَوُااتقَّوُا للهَحَقَّتقُاَتهِِوَلاَتمَوُتُْنَّإِلا وَّأَنَتُمْ
مُّسلْمِوُْن.َوقَاَل:َياَأيَهُّاَالناَّسُاتقَّوُاْربَكَُّمُالذَِّيْخلَقَكَُمْمِّنْنفَْسٍواَحدِةٍَوَخلََقَمنِهْاَزوَْجهَاَوبََثَّمنِهْمُاَرِجاَ
لا كًثَيِرْاًونَِسآَءًواَتقَّوُا للهَالذَِّيْتَسآَءلَوُْنَبهِِواَْلأرَْحاَمَإِنَّ للهَكاَنَعلَيَكُْمْرقَيِبْاً.وقَاَل:َوتَزَوَدَّوُاْفإَِنَّ
خيَرْاَلزاَّداِلتقَّوَْى.


وقَاَلَالنبَِّيُ:اتَِّقِ للهَحيَْثُماَكنُْتَوأَتَبْعِِالسيَّئِّةََالْحَسنَةََتمَْحهُاَوَخاَلِقِالناَّسَبَخلُُقٍحَسَن.ٍ
(رواهالترمذي،حديثحسن).


Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah SWT.


Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kitaNabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.


Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.


Ma’asyirol Muslimin Rahimani Wa Rahimukumullah…


SAAT ini kita menghadapi ujian wabah virus corona yang tentunya bagi seorang muslim dalam menghadapi kondisi yang demikian memiliki sikap yang jelas. Sikap seorang mukmin dalam menghadapi kondisi ini tentu mendahulukan perasangka baik terhadap Allah, bahwa semua yang terjadi adalah ketentuan Allah yang harus diterima. Sebagai konsekwensi ketundukan dan kepatuhan.

Maka bagi mukmin tidak ada ungkapan terbaik yang dia ucapkan kecuali keridhoan, yaitu;


قدر للهوماشاءفعل

“Ini adalah takdir Allāh, dan apa yang Dia kehendaki, itulah yang Dialakukan. ”Sembari menyadari bahwa, musibah tentu tidak datang kecuali ada sebab yang melatarinya. Apakah itu dosa, atau memang ujian untuk menambah kadar iman. Hanya Allah Yang Mengetahui.

Ujian itu kepastian, lambat atau cepat kadar iman pasti akan diuji, kualitas iman hanya bisa bertahan, jika kita ridho terhadap ketentuan Allah tersebut. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

(yaitu)orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (segala sesuatu milik Allah dan kembali kepada Allah).

Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS:Al-Baqarah:155-157).

Sikap seorang mukmin adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah seluruhnya, karna Allah yang maha mengetahui. Maka Allah pasti telah menetapkan sesuatu yang memiliki hikmah dibaliknya.

Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:


عَجبَاًللِمْؤُمِْنِ!!لاَيقَْضِياللهَّلُهَُشيَئْاًإلِاَّكاَنَخيَرْاًلهَُ

“Sungguh menakjubkan seorang mukmin. Tidaklah Allah menetapkan kepadanya sesuatu kecuali itu merupakan kebaikan baginya. “(HR:Ahmad).

Sesuatu yang kita kerjakan mungkin saja baik menurut kita dari sisi proses, tapi tidak baik menurut Allah dari sisi hasil. Karenanya, tugas kita hanya menjalankan prosesnya, tapi Allah jualah yang menentukan hasilnya.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(QS:Al-Baqarah:216).

Wabah virus corona adalah ujian yang menguatkan jika kita bisa memetik
hikmahnya, bahwa ujian dari Allah itu bukan untuk melemahkan, justru merupakan alat penambah daya bagi iman. Orang yang dianugerahkan padanya kenikmatan dunia, bukan berarti Allah menyayanginya.

Pun sebaliknya, siapa yang ditimpa musibah bukan berarti Allah menghinakannya. Keduanya hanyalah masa yang dipergilirkan bagi manusia.

Kehidupan ini sangat fana sehingga Allah perlu mengingatkan kita, untuk tidak terlalu bersedih dengan ujian, dan juga tidak terlalu larut dalam kebahagiaan.


فإَِنَّمعَاَلعُْسرِْيُسرْاً

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. ”(QS:Alam Nasyroh:5). Allah sampai mengulang ayat ini hingga dua kali untuk memastikan bahwa kondisi ini pasti. Bahwa dibalik kesulitan akan ada banyak kemudahan dan jalan keluar dari semua permasalahan.


إِنَّمعَاَلعُْسرِْيُسرْاً

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”(QS:Alam Nasyroh:6)

Ujian Virus Corona Tidak Menyurutkan Semangat Ibadah Ramadhan

Bulan Ramadan merupakan waktu yang dinantikan dan istimewa bagi umat muslim. Dibulan Ramadan umat muslim diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh. Bagi mereka yang berhalangan untuk berpuasa harus menggantinya lain waktu.


Banyak keutamaan bulan Ramadan yang membuat umat muslim lebih rajin dan semangat beribadah. Diantaranya adalah bulan ramadan adalah bulan penuh berkah dan ampunan, dibukanya pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, dibelenggu setan-setan, dikabulkannya doa-doa, dilipatgandakan pahala di bulanramadhan .Oleh karena itu jangan sampai melewatkan bulan istimewa ini ya.

Hadirin rohimakumulloh,

Tidak terasa kita memasuki awal ramadhan menjalankan ibadah dibulan suci Ramadhan ini. kita merasakan kondisi menahan rasa lapar dan haus sepanjang hari.

Dalam menjalankan ibadah puasa ini, ada yang berhasil meningkatkan frekuensi ibadah sunnah apalagi ibadah wajib. Ada yang meningkat ibadah kepedulian sosial, memberi makanan berbuka, menolong orang yang membutuhkan, dan sebagainya. Namun tidak sedikit pula yang tidak sabar menahan hawa nafsu atau tergoda oleh rayuan manis kehidupan sehingga lupaakan perintah Allah.


Lunturnya rasa syukur kepada Allah atas berbagai nikmat-Nya, lalu sengaja tidak berpuasa, malas sholat,dan ibadah lainnya. Perkara itu bukan suatu yang baru. Imam Ali radhiyallahuanhu pernah berkata,

”Kadang hati itu merespon perbuatan baik dan menolak perbuatan baik. Kadang begitu bersemangat untuk melakukan ibadah dan kadang malas. ”Jika kondisi demikian benar benar terjadi pada diri kita, maka kita tidak bedanya dengan orang yang telah memintal benang dengan kuat setelah itu diberaikan kembali.


Istiqomah itu berat tapi istiqomah itu wajib bagi orang beriman. Istiqomah beribadah dapat diartikan sebagai suatu sikap untuk senantiasa menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT sebagai suatu ibadah. Perintah untuk beristiqomah tatkala beribadah sejalan dengan perintah untuk selalu berada di jalan yang lurus. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam ayat berikut:

“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”(QsHud:112).

Kunci semangat dan istiqomah saat beribadah ditengah ujian virus corona Istiqomah dalam beribadah memang tak semudah yang dibicarakan. Namun, seorang muslim yang baik adalah yang selalu berusaha untuk istiqomah dijalan Allah.

Meski terkadang malas dan berat, namun kunci istiqomah inilah yang membantu kita agar senantiasa beribadah kepada Allah Ta’ala terutama di bulan Ramadhan ini.


1.Meluruskan niat


Sebelum melaksanakan ibadah tentu harus berniat dalam hati terlebih dahulu. Dengan memiliki niat yang lurus serta hanya mengharapkan ridha Allah SWT, maka seseorang akan lebih mudah menjalankan ibadahnya dan tidak mudah tergoda pada hal yang dapat membuatnya malas ibadahnya.

Niat juga merupakan penentu suatu ibadah dan ia mendapatkan pahala atau ganjaran sesuai dengan niat ibadah dalam hatinya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini.

“Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niat-niatnya dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang diniatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak diraih atau karena wanita yang hendak dinikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya ”(HR.Bukhari-Muslim dari ‘Umar bin Khotthob radhiallahu‘anhu).

Semangat atau tidaknya ibadah seseorang tergantung pada niat, kemauan, dan motivasi didalam diriseseorang.


2.Menyambut kedatangan Ramadhan dengan iman dan ikhlas

Sabda Nabi: Dari Abu Hurairah, ia berkata,


مَنْصاَمَرمََضاَنَإيِماَناًواَحتِْساَباًغفُرِلَهَُماَتقَدَمََّمِنْذنَبْهِِ

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni. ”(HR.Bukharino.38 dan Muslim no.760).

Yang dimaksud berpuasa atas dasar imanya itu berpuasa karena meyakini akan kewajiban puasa. Sedangkan yang dimaksud ihtisab adalah mengharap pahala dari AllahTa’ala.(LihatFathulBari,4:115).

Al Khottobi berkata, “Yang dimaksud ihtisab adalah terkait niat yaitu berpuasa dengan niat untuk mengharap balasan baik dari Allah. Jika seseorang berniat demikian, ia tidak akan merasa berat dan tidak akan merasa lama ketika menjalani puasa.

”Hadits yang kita kaj idiata menunjukkan itulah orang yang berpuasa dengan benar. Benarnya puasanya jika didasari atas iman dan puasa tersebut dilakukan ikhlas karena Allah, mengharap pahala-Nya, mengagungkan syari’at-Nya, bukan melakukannya atas dasar riya’,cari pujian atau hanya sekedar mengikuti kebiasaan orang sekitar.


Kalau seseorang mendasari puasanya karena dasar iman, mengharap pahala dan ridho, maka tentu hatinya semakin tenang, lapang dan bahagia. Ia punakan bersyukur atas nikmat puasa Ramadhan yang ia dapati tahun ini. Hatinya tentu tidak merasa berat dan susah ketika menjalani puasa.

Sehingga ia pun terlihat berhati ceria dan berakhlak yang baik.Lihat kitab Ramadhan karya Dr. Muhammad bin Ibrahim A lHamad, hal.18 .Hadits diatas juga menunjukkan bolehnya kita mengharap pahala atau balasan dari Allah ketika menjalani suatu ibadah, itu tidak mengapa. Dan itulah yang disebut ikhlas.

Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka dijalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepadamusuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.(SuratAli ‘Imran Ayat 146).

Ini merupakan hiburan bagi kaum Mukminin dan sebuah anjuran untuk mengikuti jejak mereka dan melakukan seperti perbuatan mereka,dan
bahwasanya perkara ini adalah perkara yang telah ada sejak dahulu, dimana sunnatullah terus berjalan seperti itu .Allahberfirman,

“Dan berapa banyaknya nabi,”maksudnya,betapa banyak Nabi,“yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa,”yaitu, kelompok yang banyak dari pengikut-pengikutnya yang telah dididik oleh para nabi dengan keimanan dan amalan shalih, lalu mereka terbunuh,menderita luka,dan sebagainya.

“Mereka tidakmenjadilemah karena bencana yang menimpa mereka dijalan Allah,dan tidaklesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh).

”Maksudnya, hati mereka tidak menjadi lemah dan tubuh mereka tidak lesu dan tidak pula mereka menyerah, artinya mereka tidak tunduk dihadapan musuh mereka, akan tetapi mereka bersabar, tegar,dan mengobarkan semangat bagi jiwa mereka. Oleh karena itu, Allah berfirman “Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalihasy-Syawi 146).


أقَوُْلُقوَلِْيْهذَاَوأََستْغَفْرِوُاْ للهلَِيْولَكَُمْ

Wallahulmuwaffiq


باَرَكَ للهُلِيْولَكَُمْفِيالقْرُآْنِالعَْظيِْم،ِونَفَعَنَِيْوإَيِاَّكُمْبمِاَفيِهِْمِنَاْلآياَتِواَلذكِّرِْ
الْحكَيِْم.ِواَلعَْصرْ،ِإِنَّالإ نِساَنَلفَِيْخُسرْ،ٍإِلا اَّلذَّيِْنَءاَمنَوُاوَعمَلِوُاالصاَّلِحاَتِ
وتَوَاَصوَاْباِلْحَقِّوتَوَاَصوَاْباِلصبَّرْ.ِوقَُلْرَباِّغفْرِْواَرْحَمْوأَنَْتَخيَرْاُلراَّحمِيِْن.َ

Khutbah Kedua


الْحمَدُْللِهَِّالذَِّيْأرَْسَلَرَسوُلْهَُباِلهْدَُىودَيِْنِالْحَقِّليُِظهْرِهَُعلََىالديِّْنِكلُهِِّولَوَْكرَهَِ
الكْاَفرِوُْن.َأَشهْدَُأَنْلاَإِلَهَإِلا لَّلهُوأََشهْدَُأَنَّمُحمَدَّاًعبَدْهُُورََسوُلْهُ.ُواَلصَّلاةَُواَلسَّلامَُ
علََىنبَيِنِّاَمُحمَدٍَّصلََّى للهُعلَيَهِْوَسلََّمَوَعلََىآلهِِوَصَحبْهِِومََنْتبَعِهَُمْبإِِحْساَنٍإلَِىيوَمِْ
الديِّْن.ِ


جمَاَعةَاَلْجمُعُةَ،ِأرَْشدَكَُمُ لله.ُأوُْصيِكُْمْونَفَْسِيْبتِقَوَْى لله،ُومََنيتََّقِ للهَيَجعَْللهَُّ
مِنأْمَرْهِِيُسرْاًويَرَزْقُهُُمِنْحيَْثُلاَيَحتَْسِب،ُومََنيتََّقِ للهَيعُْظِملْهَأَُجرْاً.
إِنَّ للهَومََلائَكِتَهَُيُصلَوُّْنَعلََىالنبَِّي،ِّياَأيَهُّاَالذَّيِْنَءاَمنَوُاْ صلَوُّاْعلَيَهِْوَسلَمِّوُاْ
تَسلْيِمْاً.الَلهَُّمَّاغفْرِْللِمُْسلْمِيِْنَواَلمُْسلْمِاَتِواَلمْؤُمْنِيِْنَواَلمْؤُمْنِاَتِاْلأَحيْاَءِمنِهُْمْواَْلأمَوْاَت،ِ
إنَِّكَقرَيِْبٌمُجيِْبُالدَّعوَاَت.ِالَلهَُّمَأَعزَِّاْلإِسْلامََواَلمُْسلْمِيِْن.َالَلهَُّمَّانْصرُِالمُْجاَهدِيِْنِفِيْكُلِّ
مكَاَنٍوزَمَاَن.ٍ


ربَنَّاَاغفْرِْلنَاَوَلإِخوْاَننِاَالذَّيِْنَسبَقَوُنْاَباِْلإيِمْاَنِوَلاَتَجعَْلْفِيْقلُوُبْنِاَغِلا لًّلِّذَّيِْنَ
ءاَمنَوُاْربَنَّاَإنَِّكَرءَوُْفٌرَّحيِْم.ٌربَنَّاَاغفْرِْلنَاَذنُوُبْنَاَوتَوَفَنَّاَمعََاْلأبَرْاَر.ِربَنَّاَلاَتؤُاَخذِنْاَإِنْ
نَّسيِنْاَأوَْأَخْطأَنْاَ،ربَنَّاَوَلاَتَحمِْلْعلَيَنْاَإِصرْاًكمَاَحمَلَتْهَُعلََىالذَّيِْنَمِنقبَلْنِاَ،ربَنَّاَوَلاَتُحمَلِّنْاَ
ماَلاَطاَقةََلنَاَبهِ،ِواَعْفُعنَاَّواَغفْرِْلنَاَواَرْحمَنْاَأنَتَموَْلانَاَفاَنصرُنْاَعلََىالقْوَمِْالكْاَفرِيِْن.َ
الَلهَُّمَّإنِاَنَسأْلَُكَرِضاَكَوَجنَتََّكَونََسأْلَُكَشهَاَدةًَفِيْسبَيِلِْك.َالَلهَُّمَّأَهلِْكِالكْفَرَةََواَلمْبُتْدَِعةََ
واَلمُْشرْكِيِْنأََعدْاَئَكأََعدْاَءاَلديِّْن.ِ


الَلهَُّمَّشتَِّتْشمَلْهَُمْومَزَِّقْجمَعْهَُمْوزَلَزِْلْأقَدْاَمهَُمْوأَلَْقِفِيْقلُوُبْهِِمُالرُّعْب.َالَلهَُّمَّ
عذَبِّهُْمْعذَاَباًشدَيِدْاًوَحَسبِّهُْمْحِساَباًثقَيِْلا .ًربَنَّاَآتنِاَفِيالدنُّيْاَحَسنَةًَوفَِيالآخرِةَِ
حَسنَةًَوقَنِاَعذَاَباَلناَّر.ِسبُْحاَنَربَِّكَرَباِّلعْزِةَِّعمَاَّيَصفِوُْن،َوَسَلامٌَعلََىالمْرُْسلَيِْنَواَلْحمَدُْ
للِهَِّرَباِّلعْاَلمَيِْن.َ


عبِاَدَ لله،ِإِنَّ للهَيأَمْرُكُُمْباِلعْدَْلِواَْلإِحْساَنِوإَيِتآَئِذِيالقْرُبَْىويَنَهَْىعَنِالفَْحْشآَءِ
واَلمْنُكرَِواَلبْغَْيِيعَِظكُُمْلعَلَكَُّمْتذَكَرَّوُْن.َفاَذكْرُوُا للهَالعَْظيِْمَيذَكْرُكُْمْواَسأْلَوُهُْمِنْفَضلْهِِ
يعُْطكُِمْولَذَكِرُْ للهأِكَبْرَ.ُ

Lihat lebih banyak

Artikel terkait

Back to top button