Artikel

GAPAI KEBERKAHAN RAMADHAN DENGAN DAKWAH

Oleh: Qoid Sariyah Dakwah Jamaah Ansharu Syariah Malang Ustadz Nofa Miftahudin, S.Th.I

Bulan yang kita tunggu-tunggu telah tiba, bulan yang penuh dengan keberkahan yaitu bulan ramadhan. Hendaknya kita maksimalkan potensi yang dititipkan Allah Ta’ala kepada kita. Semua potensi kebaikan yang kita miliki akan diminta pertanggung jawaban di hadapan Allah Ta’ala. Untuk apakah keahlian Aku berikan kepadamu wahai hambaku?

Begitu bersyukur bila kita kelak dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah Ta’ala dengan jawaban yang membuat Allah Ta’ala tersenyum karena kesungguhan kita dalam mensyukuri Ni’mat Allah Ta’ala berupa memaksimalkan potensi untuk beramal shalih.

Pada kesempatan yang mulia ini pastinya kita tidak akan menyia-nyiakan. Kita akan berpacu dengan sekuat tenaga mencari ilmu dan mengamalkan. Tentu saja dalam beramal seorang beriman harus dengan beramal yang ikhlas, cerdas, berusaha dengan keras, dengan tangkas serta dilaksanakan secara tuntas in shaa Allah mendapatkan hasil yang membuat kita puas.

Amalan yang memiliki keutamaan luar biasa, pahala yang memukau adalah dakwah. Menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Golongan orang ini adalah yang dipuji oleh Allah Ta’ala sebagai golongan sang juara, golongan yang beruntung . Sebagaimana firman Allah Ta’ala :

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Q.S Ali ‘Imran [3] : 104)

Rasulullah SAW juga memberikan motivasi kepada ummatnya untuk melakukan dakwah. Pahala yang menggiurkan ini tentu membuat hati kita tergoda dalam melaksanakannya. Pahala orang yang mengajak kebaikan itu adalah sebagaimana pahalanya orang yang melaksanakan ajakan yang kita serukan. Coba kita renungkan bagaimana bila kita mengajak kebaikan kepada 10 orang, dan 10 orang tersebut melaksanakan.

Misalkan kita mengajak untuk shalat berjama’ah di masjid, sedekah, berkata yang baik, birul walidain dst. Dan orang yang kita ajak semua melaksanakan. Maa shaa Allah begitu banyak transferan pahala kebaikan di rekening akhirat kita. Pertanyaan bagaimana bila yang kita aja sebanyak 100 orang, 1000 orang atau lebih dari itu? Luar biasa pahala yang kita dapatkan bukan?

Rasulullah SAW bersabda:
Dari Abi Mas’ud ‘uqbah bin amir al anshari Radhiallahu’anhu telah berkata : Rasulallah Shalallahu’alaihiwasallam telah bersabda :

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya” ( H.R Muslim imarah No. 1893, H.R Tirmidzi al-ilmu No. 2673 )

Pada zaman milenial ini dengan dimudahkan Allah Ta’ala fasilitas teknologi yang luar biasa, sehingga dengan mudah kita menjakau untuk mengajak kebaikan dengan gerakan secara masal. Maka jangan sampai gedget yang ada di tangan kita hanya habis untuk membuang-buang kouta.

Apa lagi digunakan untuk hal yang sia-sia bahkan maksiat. Na’uudzubillaah… Sedangkan tanda kesempurnaan Islam seseorang itu ditandai dengan meninggalkan hal yang tidak berguna. Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ
حديث حسن رواه الترمذي وغيره هكذا

Dari Abu Hurairah radhiallahunhu dia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya .(Hadits Hasan riwayat Turmuzi dan lainnya)

Pelajaran yang dapat kita ambil di antaranya:

1. Termasuk sifat-sifat orang muslim adalah dia menyibukkan dirinya dengan perkara-perkara yang mulia serta menjauhkan perkara yang hina dan rendah.

2. Pendidikan bagi diri dan perawatannya dengan meninggalkan apa yang tidak bermanfaat di dalamnya.

3. Menyibukkkan diri dengan sesuatu yang tidak bermanfaat adalah kesia-siaan dan merupakan pertanda kelemahan iman.

4. Anjuran untuk memanfaatkan waktu dengan sesuatu yang manfaatnya kembali kepada diri sendiri bagi dunia maupun akhirat.

Mungkin ada yang menghindar dari amalan yang mulia ini berupa dakwah, dengan alasan tidak bisa ngomong, masih bodoh, tidak PD dan belum pengalaman. Dan masih banyak alasan-alasan untuk menghindar. Padahal Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam mengobarkan semangat kita untuk berdakwah, mengajak kebaikan walaupun dengan satu ayat. Rasulullah bersabda:

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ta’ala ‘anhu, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً

Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat (HR. Bukhari)

Bukan pula berarti kita tidak mau mengupgrade ilmu lagi dengan mengatakan cukup dengan ilmu yang sudah dimiliki. Kita tetap semangat untuk thalabul ilmi sampai ajal menjemput.

Masih ingatkah kisah sahabat yang mulia yaitu Mush’ab bin Umair? Pemuda belia yang diberikan amanah besar oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam supaya berdakwah di Madinah. Dengan kapasitas sebagai pemuda dengan segala keterbatasannya.

Namun Mush’ab karena ketaatannya kepada Rasulullah dan karena tugas mulia ini. Maka Allah Ta’ala tidak tinggal diam. Allah Ta’ala memberikan fasilitas kepada Mush’ab yang baik itu dengan dianugerahi akal yang cerdas, tutur kata yang lembut dan memukau, tawadhu’ sehingga membuat orang madinah berbondong-bondong untuk masuk Islam.

Begitulah Allah Ta’ala Memberikan Fasilitas Kepada Hamba-Nya yang Dipandang Pantas. Allah Ta’ala memberikan fasilitas sesuai kapasitas.

Semoga kita semua menjadi bulan ramadhan ini adalah bulan yang bermakna. Sehingga muncullah motto tiada detik yang terlewatkan kecuali bernilai ibadah. Semoga Allah Ta’ala menerima amal ibadah kita semua Aamiin yaa Robb

Lihat lebih banyak

Artikel terkait

Back to top button