Hikmah Kehancuran Kaum Sodom
Budi Eko Prasetiya, SS
Amir Jamaah Ansharu Syariah Majmuah Jember
Bila membahas Kisah kemusnahan kaum Sodom tak bisa lepas kaitannya dengan kaum Gomora. Kedua kaum ini menjadi percontohan, bagaimana Allah membinasakan mereka dan memusnahkan peradabannya. Kedua kaum tersebut disebutkan dalam kitab suci agama samawi bagaimana kemurkaan Tuhan akibat dosa besar yang manusia lalukan karena penyimpangan seks.
Diketahui, Sodom dan Gomora bukan nama suku, melainkan nama kota. Ketika itu, ada lima kota besar yang berada di wilayah tersebut, seperti Sodom, Gomora, Adma, Zeboim, dan Bela yang mendiami lembah Yordan, tepatnya di tepi sungai Yordan.
Ath-Thabari dalam kitabnya berjudul Tarikh al-Rusul wa al-Muluk menyebutkan, bahwa Sodom kini terletak di Yordania. Sementara itu, Ibnu Katsir dalam kitabnya berjudul Qishasul Anbiya menyebut dengan lebih detail. Menurut dia, lokasinya berada di pantai bagian barat Laut Mati, atau dalam bahasa Arab disebut Al-Bahr al-Mayyit.
Kota Sodom adalah kota yang paling besar di antara kelima kota tersebut. Ke wilayah inilah Nabi Luth alaihis salam diutus Allah. Penduduk kota ini memiliki akhlak sangat buruk berupa perilaku seks menyimpang, homoseksual. Para lelaki menyalurkan nafsu seks dengan sesama laki-laki, begitu pun dengan Perempuannya. Na’udzu billahi min dzalik.
Perbuatan keji tersebut merajalela hingga tidak akan ada seorang pendatang pun yang bisa selamat dari gangguan penduduk Sodom. Nabi Luth diutus oleh Allah untuk menyadarkan kaum yang menyimpang ini.
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ
“Mengapa kamu melakukan perbuatan tercela itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun di dunia ini sebelummu? Kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu, bukan kepada wanita. Bahkan kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (QS Al-A’raf: 80-81)
Seruan Nabi Luth kepada kaumnya tidak menambah apa-apa melainkan perlawanan dan kesombongan. Mereka berpaling dari ajakan mulia itu, bahkan semakin bangga dan terang-terangan melakukan perbuatan keji tatkala Nabi Luth memperingatkan akan datangnya siksa Allah atas mereka. Mereka malah menentang Nabi Luth dengan berkata:
“Datangkanlah kepada kami azab dari Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.”
Maka, Nabi Luth pun memohon kepada Allah, agar Allah menolongnya dari kaumnya. Nabi Luth berdoa: “Ya, Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu.” ( QS Al-Ankabut: 30 )
Allah pun memperkenankan doa Nabi Luth AS, dan mengutus Jibril untuk membinasakan mereka. Jibril datang ke Negeri Sodom dengan menyerupai dua orang lelaki yang tampan.
وَلَمَّا جَآءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا سِىٓءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالَ هَٰذَا يَوْمٌ عَصِيبٌ
Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata: “Ini adalah hari yang amat sulit”. QS Hud : 77
Tibalah Azab atas penentangan mereka atas kebenaran yang disampaikan oleh hamba pilihan Nya yang tidak pernah mereka duga akan terjadi. Allah mengabadikan dalam QS Hud ayat 82
فَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَٰلِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِّن سِجِّيلٍ مَّنضُودٍ
Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.”
Dalam ayat itu juga dijelaskan jika Allah ‘menjungkirbalikkan’ Kota Sodom hingga luluh lantah tak tersisa (tafsir Ringkas Kementerian Agama RI). Azab yang ditimpakan kepada kaum Sodom ini mengandung pesan, bahwa apa yang menimpa kaum nabi Luth bisa jadi menimpa siapa saja. Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang yang zalim kapan dan di mana saja berada pada setiap kurun waktu sepanjang zaman.
Ayat-ayat tentang kisah Nabi Luth dengan kaumnya yang diazab Allah menjadi dasar bahwa Islam memandang praktik homoseksual sebagai perilaku yang sangat buruk dan keji. Dalam Hukum Islam disebutkan bahwa praktik homoseks merupakan satu dosa besar dan sanksinya sangat berat. Praktik homoseksual dalam Islam dikenal dengan nama liwath. Baik gay maupun lesbian masuk dalam kategori liwath.
Tidak ada pembedaan di antara keduanya dan disebut sebagai perbuatan yang melampaui batas. Disebabkan perbuatan melampaui batas itu, maka Allah Azza wa Jalla melaknat mereka, yakni menjauhkan mereka dari rahmat-Nya.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَعَنَ اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ، لَعَنَ اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ، ثَلاثًا
“Allah melaknat seseorang yang melakukan perbuatan (homo) seperti kaum Luth… Allah melaknat seseorang yang melakukan perbuatan (homo) seperti kaum Luth… (beliau mengulanginya 3 kali).”
(HR. Ahmad, no. 2915 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).
Homoseksualitas adalah kemunduran bagi naluri manusia, dan penyimpangan yang berbahaya dari hukum-hukum Tuhan Yang Maha Esa. Mantan Mufti Mesir, Syaikh Dr. Ali Jum’ah menjelaskan bahwa Islam tidak mengakui homoseksualitas dan menolak setiap hubungan seksual yang tidak didasarkan pada pernikahan yang sah. Dia menekankan bahwa homoseksualitas dilarang dan merupakan salah satu dosa terbesar.
Homoseksual adalah sesuatu yang harus dilawan dan mereka yang melakukannya harus diberitahu efek negatifnya.
Mirisnya, saat ini perilaku seks menyimpang yang direpresentasikan dengan label LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender) mendapat ruang dan kesempatan untuk mendapat pengakuan masyarakat. Bahkan di negara yang katanya Adi Daya dan berperadaban seperti Amerika hubungan mereka dilegalkan, termasuk pernikahannya. Padahal sebenarnya perilaku LGBT sejatinya cuma kebangkitan dari perilaku kaum Sodom dahulu di masa Nabi Luth.
Saat ini, perilaku LGBT terus dibela dan didukung atas nama HAM (Hak Asasi Manusia) oleh kelompok liberal dan sekuler, bahkan oleh perusahaan dan Lembaga Internasional. Mereka menuntut kebebasan dan pengakuan terhadap perilaku seksnya yang berbeda (menyimpang), yang bahkan kelompok ini sengaja diberi kesempatan untuk menunjukkan eksistensi di publik melalui seminar, talk show dan kemasan publikasi yang lain.
Inilah tugas berat yang tidak bisa diselesaikan oleh sekedar amal individu. Butuh amal sholih kolektif dan dukungan yang besar agar dakwah mencegah LGBT bisa efektif dan efisien. Harus ada dukungan keluarga, tetangga, masyarakat, lembaga-lembaga di semua bidang pemerintahan di tingkat daerah hingga pusat, bahkan dukungan muslim se dunia untuk ikut berperan aktif mengedukasi dan mencegah muncul dan berkembangnya perilaku seks menyimpang ini.
Mari kita ambil ibrah dari Azab yang menimpa kaumnya Nabi Luth. Betapa dahsyatnya azab yang terjadi waktu itu. Sebuah bencana yang memusnahkan sebuah peradaban besar yang pernah ada. Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang pandai mengambil pelajaran dan tergerak untuk melakukan perbaikan. Wal iyadzu billah.