Khutbah Jumat Edisi 193: “Krisis Kemanusiaan Akibat Kemunduran Umat Islam”
Materi Khutbah Jumat Edisi 193 tanggal 2 Safar 1440 H ini dikeluarkan oleh
Sariyah Da’wah Jama’ah Ansharusy Syari’ah dapat download di:
Krisis Kemanusiaan Akibat Kemunduran Umat Islam
(Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Jama’ah Ansharusy Syari’ah)
KHUTBAH PERTAMA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ
اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. وَقَالَ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
وَقَالَ النَّبِيُ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه الترمذي، حديث حسن)
Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah SWT.
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.
Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.
MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMANI WA RAHIMUKUMULLAH!!!
Mengapa krisis kemanusiaan disebut sebagai krisis yang paling berbahaya di dunia?
Krisis kemanusiaan adalah suatu keadaan darurat atau kekacauan hidup yang dialami umat manusia secara universal, dimana akumulasi maupun asimilasi antar kasus-kasus yang diakibatkan oleh penyimpangan perilaku hidup manusia yang terjadi semenjak awal peradabannya, saat ini telah menyebabkan umat manusia harus menghadapi multi dimensi problema hidup yaitu: krisis mentalitas, krisis keimanan, dan krisis moralitas yang telah mencapai titik sangat membahayakan serta seakan mustahil untuk dipecahkan atau diselesaikan menggunakan akal pikiran manusia semata, bahkan multi dimensi problema itu kini telah membelenggu umat manusia untuk keluar dari problema itu sendiri sehingga telah mengakibatkan manusia disatu sisi bertambah brutal mengekspresikan hidupnya, sementara disisi lain menjadi rapuh, lemah dan selalu pasrah dalam menghadapi kehidupan ini, yang pada akhirnya perdamaian dunia atau kedamaian hidup umat manusia kini hanya menjadi angan-angan belaka untuk diwujudkan.
Krisis kemanusiaan terjadi saat manusia secara bersama-sama telah kehilangan nilai-nilai kemanusiaannya sehingga tidak ada lagi batasan antara benar dan salah, baik dan buruk atau hitam-putih. Krisis kemanusiaan terjadi saat nilai-nilai kemanusiaan sudah menjadi abu-abu.
Mengapa krisis kemanusiaan disebut sebagai krisis yang paling berbahaya di dunia? sebab manusia yang kehilangan nilai-nilai kemanusiaan dalam dirinya mampu melakukan tindakan-tindakan destruktif yang dapat menyakiti dan membahayakan dirinya sendiri bahkan orang lain tanpa rasa bersalah. Pembunuhan berencana, pembantaian, pembersihan etnis, dan demi kepentingan pribadi dan sekelompok orang terjadi pembakaran hutan yang bisa mengakibatkan bahaya kepada orang banyak adalah beberapa contohnya. Dibandingkan dengan krisis-krisis yang lain, krisis kemanusiaan adalah krisis yang paling mengancam peradaban manusia. Jadi tak salah apabila saya katakan bahwa krisis kemanusiaan adalah roh dari krisis peradaban manusia.
GAMBARAN POTRET KRISIS KEMANUSIAAN
- Hanya demi mengejar pertumbuhan ekonomi, manusia dibombardir oleh semangat materialisme dan konsumerisme yang sudah jelas tidak sejalan dengan nilai-nilai spiritual agama apapun. Akibatnya nilai-nilai agamapun akhirnya tersisih perlahan-lahan. Secara sistematis sains dan tekhnologi ditempatkan lebih penting dari agama. Orang-orang dicekoki dengan prinsip bahwa kunci kesuksesan itu diukur dengan materi. Maka mereka pun berlomba-lomba untuk menjadi sukses. Tubuh manusia pun dipaksa bekerja, kerja, dan kerja bahkan melebihi batas kemampuannya. Kalau tubuh mengalami stress, manusia tidak perlu lari kembali ke agamanya. Sains dan teknologi kemudian menciptakan berbagai sarana hiburan agar manusia dapat sedikit meregangkan urat-urat syarafnya dan pada akhirnya mereka tidak punya waktu lagi beribadah kepada Yang Maha Kuasa yakni Allah SWT. Tak heran film porno dan game menjadi industry terbesar di Internet. Banyak orang mencari hiburan dan menghilangkan stress dengannya.
- Gelombang dahsyat nafsu syahwat yang mendorong melakukan zina, LGBT sebagai budaya jahiliyah yang disebarkan lewat aneka media massa, terutama televisi, VCD/ CD, radio, majalah, tabloid, koran,dan buku-buku yang merusak akhlak. Bukan hanya di Indonesia, namun di negara-negara lain pun dilanda gelombang dahsyat yang amat merusak ini. Di antara pengaruh negatif sebagian besar tayangan televisi adalah membangkitkan naluri kebinatangan secara dini… dan dampak dari itu semua adalah merosotnya akhlak dan kesalahan yang sangat mengerikan yang dirancang untuk menabrak norma-norma masyarakat. Ada sejumlah contoh bagi kita dari pengkajian Charterz (seorang peneliti) yang berharga dalam masalah ini di antaranya ia berkata: “Sesungguhnya pembangkitan syahwat dan penayangan gambar-gambar porno, dan visualisasi (penampakan gambar) trik-trik porno, di mana sang bintang film menanamkan rasa senang dan membangkitkan syahwat bagi para penonton dengan cara yang sangat fulgar bagi kalangan anak-anak dan remaja itu amat sangat berbahaya.”Hal itu dikuatkan oleh sarjana-sarjana psikologi bahwa berlebihan dalam menonton program-program televisi dan film mengakibatkan kegoncangan jiwa dan cenderung kepada sifat dendam dan merasa puas dengan nilai-nilai yang menyimpang. (Thibah Al-Yahya, Bashmat ‘alaa waladi/Tanda-tanda Atas Anakku, Darul Wathan, Riyadh, cetakan II, 1412H, hal 28).
- Sepak bola menjadi agama baru, fanatisme bola berlebihan yang mengakibatkan perselisihan, permusuhan, sampai tragisnya pembunuhan. Hilangnya nyawa akibat fanatisme bola. Demi bola rela meninggalkan kewajiban dan melanggar hukum dan aturan.
Hanya dengan kembali kepada Allah SWT manusia dapat menemukan nilai-nilai kemanusiaan sejatinya. Coba bayangkan apa yang akan terjadi seandainya anda tersesat di dalam hutan tidak ada sinyal, tidak ada peta dan tidak punya kompas? Itulah yang terjadi apabila kita jauh dari bimbingan Allah Tuhan semesta alam. Manusia akan kehilangan arah. Manusia melangkah hanya berdasarkan insting dan logikanya saja yang sudah pasti sangat terbatas. Manusia akan tersesat di rimba raya kehidupan.
Saat manusia semakin sombong, merasa tidak lagi membutuhkan Allah SWT, maka manusia akan kehilangan arah hidupnya, kehilangan keyakinannya yang menjadi dasar nilai-nilai kebenaran dalam hidupnya untuk dapat membedakan benar dan salah, dan sekaligus keimanannya, maka sudah bisa dipastikan inilah nantinya akan menjadi penyebab hancurnya sebuah peradaban.
KRISIS KEMANUSIAAN DI KALANGAN ELIT PARA PENGUASA
Sesungguhnya kemanusiaan tidaklah menderita dengan terjadinya perpindahan pemerintahan, kekuasaan, kesejahteraan, dan kenikmatan dari tangan orang-orang demikian ke tangan orang lain yang sejenis. Begitu pula dengan terjadinya perpindahan semua itu dari tangan satu kelompok pada kelompok lainnya yang serupa kezalimannya, yang selalu diwarnai oleh penindasan dan pemerasan manusia atas manusia lainnya. Namun, dunia ini nyatanya tidaklah menderita dan sedih hanya karena kemerosotan suatu umat yang sudah tua dan lemah maupun karena jatuhnya suatu negara yang memang telah keropos akar-akarnya serta telah rontok tiang-tiangnya. Semua itu terjadi karena adanya hukum alam. Justru air mata yang bercucuran dari manusia setiap saat dan setiap harinya adalah jauh lebih besar artinya daripada matinya seorang raja atau lenyapnya suatu kekuasaan.
Manusia tidak membutuhkan dan tidak memedulikan adanya pengganti raja maupun penguasa yang hilang, jika penggantinya itu sehari pun tidak pernah berbuat demi kebahagiaan umat manusia atau pun bekerja keras barang sedetik dengan cara memeras pikiran demi kepentingan umat manusia. Sungguh bumi dan langit telah muak atas terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut setiap harinya, bahkan telah terjadi ribuan kali. Renungkanlah firman Allah SWT. Berikut ini:
“Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan, Dan kebun-kebun serta tempat-tempat yang indah-indah. Dan kesenangan-kesenangan yang mereka menikmatinya. Demikianlah. dan Kami wariskan semua itu kepada kaum yang lain. Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan merekapun tidak diberi tangguh.”(QS. Ad-Dukhan: 25-29).
Sungguh, alangkah banyaknya penguasa dan bangsa seperti itu, yang sebenarnya hanya menjadi beban di persada bumi ini, mengancam kelestarian umat manusia, serta mendatangkan siksaan bagi bangsa-bangsa kecil dan lemah. Juga menjadi bibit kerusakan dan sumber penyakit bagaikan racun yang menggerogoti seluruh jaringan syarat serta pembuluh darah sehingga mengancam bagian-bagian anggota tubuh yang sehat. Tidak ada jalan lain, kecuali melakukan operasi besar-besaran, yaitu dengan bagian-bagian yang sakit untuk menyelamatkan bagian-bagian yang masih sehat sebagai pertanda keagungan Allah Ta’ala serta rahmat-Nya yang lurus, yang wajib disyukuri dan selalu diingat oleh seluruh umat manusia dalam kehidupan ini.
Allah SWT berfirman:
“Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”(QS. Al-An’Am:45).
Akan tetapi sangatlah berbeda dengan semua itu. Kemerosotan umat Islam sebagai pembawa panji-panji risalah para Nabi serta sebagai jaminan bagi sehatnya seluruh tubuh manusia, tidaklah seperti kemerosotan dan keterbelakangan mereka, jatuhnya kewibawaan mereka, serta hilangnya kedaulatan mereka di dunia ini, juga bukan kemerosotan suatu bangsa maupun suatu golongan tertentu.
KRISIS KEMANUSIAAN AKIBAT KEMUNDURAN UMAT ISLAM
Kemerosotan umat Islam justru merupakan jatuhnya suatu risalah, yang berfungsi sebagai ruh atau nyawa. Kemerosotan mereka adalah ambruknya tiang pancang yang menjadi penopang utama bagi semua permasalahan keagamaan dan keduniaan.
Setelah beberapa abad lamanya, kaum muslimin mengalami kemerosotan, keterasingan, maupun ketersisihan. Apakah hal itu merupakan suatu hal yang menyedihkan umat manusia di belahan timur dan barat atau adakah yang menyesalinya? Kerugian apakah sebenarnya yang diderita oleh dunia dengan mundurnya umat Islam? Bukankah di dunia ini masih banyak umat dan bangsa-bangsa lain? Kalau rugi, sampai dimanakah kerugiannya?
Bagaimanakah keadaan dunia, terutama setelah kendali dunia dikuasai oleh bangsa-bangsa Eropa (barat) sebagai pengganti kedudukan umat Islam yang sebelumnya mempunyai pengaruh internasional, dan keberhasilan mereka mendirikan kekuasaan di atas puing-puing reruntuhan kekuasaan Islam?
Dengan mundurnya kaum muslimin dari gelanggang kehidupan politik dan terlepasnya pimpinan dunia dari tangan mereka, kurangnya perhatian mereka terhadap masalah-masalah keagamaan dan keduniaan, dan banyak berbuat kesalahan terhadap diri sendiri serta terhadap sesama manusia, Eropa tampil mengambil alih pimipinan atas bangsa-bangsa dan menggantikan kaum muslimin dalam memimpin dunia. Eropa dewasa ini mengemudikan bahtera kehidupan dan peradaban yang telah ditinggalkan oleh mualimnya(pengajarnya dari kaum muslimin).
Dengan demikian, dunia seluruhnya (bangsa, rakyat, dan peradabannya) menjadi semacam kereta api kilat yang dengan cepat meluncur ke arah kejahiliyahan dan kebendaan. Adapun kaum muslimin, sama halnya seperti bangsa dan umat lainnya adalah penumpang yang tidak menguasai apa-apa dalam menentukan perjalanan.
Ketika Eropa semakin bertambah maju dengan bertambah banyaknya sarana yang dimilikinya untuk itu, kereta api tersebut semakin cepat pula meluncur ke tujuan jahiliyah, yaitu tempat berkecamuknya api peperangan, kehancuran, kegoncangan, saling membunuh, kekacauan sosial, dekadensi moral, dan kebangkrutan rohani. Itulah sebabnya Eropa dewasa ini yang sedang menuju kehancuran. Mereka belum merasa puas dengan kereta api cepat, bahkan ingin lebih cepat lagi dengan menggunakan pesawat terbang yang digerakkan tenaga nuklir.
Pada saat orang-orang asing mulai mencengkeram dunia Islam di Timur, masyarakat Islam di kawasan tersebut sedang mengalami kemerosotan di bidang moral dan sosial dan mereka telah mendapatkan serangan penyakit mental dan sosial. Saat itulah terjadilah kehancuran negara-negara Islam dan kekalahan bangsa timur. Akan tetapi, sekalipun dalam keadaan sakit, masyarakat Islam di negeri Timur masih tetap berpegang teguh pada beberapa prinsip moral yang tinggi dan kekhususan ciri-ciri sosial yang utama, yang tidak terdapat pada bangsa-bangsa lain. Kaidah akhlak orang-orang timur masih cukup masak dan sempurna sehingga mencapai puncak kehalusan, kelembutan, dan kecermatan yang sedemikian tinggi hingga sukar sekali dibayangkan oleh pemikiran masa kini. Orang barat pun tidak dapat membayangkannya, kecuali melalui syair-syair dan kesustraan Islam masa silam.
Banyak orang telah membaca berbagai karya yang menggambarkan betapa erat dan kuatnya jalinan serta hubungan antara anggota masyarakat dan antara anggota keluarga. Hal itu terjadi begitu mendalam dan berlangsung terus-menerus dalam kehidupuan generasi demi generasi. Jalinan dan hubungannya begitu mantap dan serasi tanpa dipengaruhi oleh kepentingan atau kesenangan yang bersifat kebendaan. Sukar dibayangkan oleh generasi yang hidup pada zaman ini. Demikian pula betapa besarnya kasih sayang orang tua kepada anaknya dan kepatuhan anak kepada orang tuanya, penghormatan yang muda kepada yang lebih tua dan cinta kasih yang tua kepada yang muda. Betapa sucinya kaum wanita pada waktu itu, dan betapa jujur dan setianya suami kepada istri dan sebaliknya.
Di samping itu, betapa tingginya kesetiaan dan kejujuran para pembantu rumah tangga, kelurusan mental kaum pemuda, dan keteguhan mereka dalam berpegang pada kaidah akhlak. Orang-ornag terkemuka saling menghormati dalam pergaulan antara yang satu dengan yang lain, dan saling menghargai kedudukan serta adat kebiasaan masing-masing. Dalam pergaulan, mereka tidak mengutamakan soal pakaian, pangkat, gelar, dan sebagainya. Mereka lebih suka mengutamakan kepentingan sahabat dan gemar memberi nasihat yang bermanfaat. Banyak sekali keanehan yang dapat didengar beritanya tentang generasi mereka sehingga adakalanya sukar dipercaya.Mereka berkeyakinan teguh bahwa hukum syariat berlaku bagi individu dan umat. Juga berlaku dalam hal urusan pribadi maupun urusan kemasyarakatan. Mereka berpegang teguh pada firman Allah:
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia[1] Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nisa: 135).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (8)
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Maidah:8)
“..Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah: 2)
Metode Rasulullah SAW Mengatasi Krisis Kemanusiaan
Rasulullah SAW datang menyerukan perbaikan masyarakat melalui pintu depan dengan membawa kunci yang cocok guna membuka gembok yang sekian lamanya dibuka reformer-reformer sebelum beliau, dan tidak akan dapat dibuka oleh siapa saja tanpa menggunakan kunci yang dibawa oleh beliau SAW. Rasulullah SAW berseru kepada segenap umat manusia supaya beriman kepada Allah Yang Maha Esa, menolak sembahan berhala dan berhenti mengikuti ajakan setan dalam arti yang seluas-luasnya. Di tengah-tengah kaumnya, beliau berseru, “Hai manusia, bersaksilah bahwa tiada Tuhan selain Allah! Kalian pasti beruntung.” Beliau juga berseru supaya umat manusia mempercayai Risalahnya(agamanya) dan adanya kehidupan akhirat.
Rasulullah menyuburkan jiwa kaum muslimin dengan Al-Qur’an dan mengisinya dengan keimanan. Beliau membuat mereka sujud di hadapan Allah SWT dengan badan suci, hati khusyu’, jasmani tunduk, dan pikiran sadar. Semakin hari jiwa mereka semakin meningkat. Hati mereka semakin jernih. Tubuh mereka semakin bersih dan bertambah bebas dari kekuasaan materi dan rangsangan selera nafsu, serta makin bertambah tunduk kepada Allah SWT. Mereka menjadi orang-orang yang sabar, lapang dada, bersemangat tinggi, dan sanggup berperang membela kebenaran, seolah-olah mereka dilahirkan bersama pedang.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
Wallahul muwaffiq.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْعَصْرِ، إِنَّ الإِنسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ، إِلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ، أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ.اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ.رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.اَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ سَبِيْلِكَ.اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ
اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ.اَللَّهُمَّ عَذِّبْهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا وَحَسِّبْهُمْ حِسَابًا ثَقِيْلاً.رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
[1]Maksudnya: orang yang tergugat atau yang terdakwa.