Khutbah Jumat Edisi 378 | Hikmah Mukjizat Isra’ dan Mi’raj
Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Jama’ah Ansharu Syari’ah
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ.
اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. وَقَالَ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.
وَقَالَ النَّبِيُ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه الترمذي، حديث حسن).
Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan para sahabatnya.
Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.
Ma’asyirol Muslimin Rahimani Wa Rahimukumullah…
Tak terasa kita sedang berada di bulan Rajab, kita diingatkan peristiwa yang luar biasa, Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad pada tanggal 27 Rajab. Bagi kaum Muslim saat itu, Isra’ Mi’raj menjadi salah satu pembuktian iman.
Rangkaian peristiwa Isra’ Mi’raj memang di luar jangkauan akal manusia. Saat itu banyak yang tidak percaya dengan apa yang dialami oleh Rasululloh, sehingga mereka akhirnya murtad.
Peristiwa Isra Mi’raj terbagi dalam dua peristiwa, yaitu Isra dan Miraj. Peristiwa Isra merupakan peristiwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa Sallam “diberangkatkan” oleh Allah Ta’ala dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina.
Lalu, peristiwa Mi’raj yaitu ketika Nabi Muhammad dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Pada Miraj ini, Nabi Muhammad mendapat perintah langsung dari Allah Ta’ala untuk menunaikan salat lima waktu.
Pelajaran dari Mukjizat Isra’ dan Mi’raj Rasulullah
Hikmah yang pertama dapat dipetik: bahwa para dai dan mujahidin tidak boleh berputus asa dalam meraih kemenangan, betapapun lamanya kezaliman dan penindasan terhadap umat Islam berlangsung sebab Isra dan Mi’rojnya Rasulullah terjadi di saat Rasulullah mengalami kesulitan menghadapi orang-orang kafir Makkah yang menolak dakwah beliau, apalagi pada tahun yang sama Rasulullah kehilangan istrinya yang tercinta Khadijah dan pamannya Abu Tholib yang senantiasa mendukung dan membela dakwahnya.
Allah menenangkan hati Nabi dengan memperjalankannya dari Masjid Al-Haram Makkah ke Masjidil Aqsha Palestina lalu ke langit ketujuh.
Ujian yang dialami Rasulloh dan para sahabat dijelaskan dalam firman Allah:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِكُم ۖ مَّسَّتْهُمُ ٱلْبَأْسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوا۟ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصْرُ ٱللَّهِ ۗ أَلَآ إِنَّ نَصْرَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.[QS. Al-Baqarah: 214].
Pelajaran kedua, umat Islam: Ini adalah posisi junjungan kami Abu Bakar al-Siddiq radhiyallahu ‘anhu. Orang-orang ketika itu mencari sahabat Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu untuk mengetahui posisinya terhadap mukjizat isro dan miroj ini. Ketika itu tidak ada seorang pun di antara mereka yang beriman.
Dia berkata: Jika dia mengatakan itu, maka dia mengatakan yang sebenarnya. Mereka bertanya, “Apakah kamu percaya padanya?” Mengenai hal itu? Dia berkata: “Saya percaya padanya lebih dari itu,” dan sejak hari itu dia disebut sebagai Ashshiddiq (orang yang sangat kuat imannya dan selalu membenarkan ajaran Rasulullah).
Terlepas ada bantuan potensi keilmuan teori modern atau tidak, justru yang diutamakan adalah perlu kesadaran untuk percaya, atau beriman. Orang pertama yang mempercayai Nabi Muhammad melakukan Isra’ dan Mi’raj adalah Abu Bakar. Kesadaran beriman pada diri Abu Bakar telah mencapai maksimal, sebagaimana dapat diamati dalam sikapnya terhadap peristiwa Nabi tersebut.
Setiap kali Nabi Muhammad menyampaikan berita tentang Isra’-Mi’raj, Abu Bakar merespon dengan ucapan shadaqta (Anda benar wahai Rasul). Oleh karena itu, tingginya penghayatan kesadaran iman (kepercayaan) Abu Bakar ini diabadikan dengan gelar Ash-Shiddiq yang diberikan oleh Nabi Muhammad Rasul Allah.
Itulah kesadaran iman Sahabat Nabi, Abdullah bin Abu Quhafah atau yang lebih dikenal dengan Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq pada peristiwa Isra’-Mi’raj Rasul Allah patut diteladani. Jika kita meneladani Sahabat Nabi tentu akan mendapat petunjuk (hidayah) dari Allah. Aamiin
Pelajaran ketiga dari mukjizat ini ada dihadapan kita, yaitu sholat. Hikmah terbesar peristiwa Isra Mi’raj adalah turunnya perintah shalat lima waktu. Sebuah kewajiban yang langsung disampaikan Allah kepada kekasih-Nya, Rasulullah.
Shalat merupakan ibadah yang agung dalam ajaran Islam. Ia adalah pokok kedua yang disebutkan Al-Qur’an setelah beriman kepada yang ghaib. Dan di akhirat nanti shalat merupakan amal yang pertama kali akan ditanyakan oleh Allah kepada hamba-Nya.
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنْ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ
“Sesungguhnya amal hamba yang paling pertama sekali diperhitungkan pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika didapati shalatnya sempurna, maka dicatat sebagai shalat yang sempurna. Tetapi jika kurang daripadanya sesuatu. (Allah) berfirman, “Lihatlah apakah kalian mendapatkan baginya suatu amalan sunah untuk melengkapi apa-apa yang kurang dari fardhu itu dari amalan sunnahnya itu. Kemudian semua perbuatan diperlakukannya seperti itu.” (HR. Nasa’i dan Ibnu Majah).
Imam Ahmad bin Hambal mengatakan, “Bagian seseorang di dalam Islam adalah sesuai dengan kadar bagian dari shalatnya. Kecintaannya kepada Islam sesuai dengan kadar kecintaanya kepada shalat. Oleh sebab itu kenalilah dirimu wahai hamba Allah! Dan takutlah ketika engkau akan menjumpai Allah ternyata kondisimu tidak memiliki kadar Islam. Sebab kadar Islam di dalam hatimu layaknya seperti kadar shalat yang ada di dalam hatimu.” (Thabaqat Al-Hanabilah, 1/354).
Pada pelajaran keempat dari hikmah universitas ilahi ini yaitu Universitas Isra dan Mi’raj, dan kita ucapkan: Perjalanan ini telah membuktikan bahwa junjungan kita Muhammad, semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat dan salam baginya, adalah nabi dua kiblat dan pewaris nabi-nabi terdahulu.
Dan imam generasi setelahnya seperti yang ditunjukkan oleh perjalanan ini, kehormatan negeri itu dan kesucian negeri itu, dan itulah apa yang tampak dalam firman Yang Maha Kuasa: (Yang telah memberkati kita disekelilingnya) [QS. Al-Isra: 01].
Jika yang ada di sekitar masjid diberkati, lalu bagaimana dengan masjid itu sendiri?
Masjid Al-Aqsa yang sampai saat ini dijajah oleh Israel adalah tempat lahirnya para nabi, tempat turunnya wahyu, dan masjid ketiga yang kita tuju. Atas wewenang Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, atas wewenang Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam beliau bersabda: “Janganlah kamu melakukan perjalanan kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, masjidku ini, dan Masjid Al-Aqsa.” Riwayat Al-Bukhari.
Jika Salah al-Din al-Ayyubi memurnikannya dari Tentara Salib setelah Pertempuran Hattin yang abadi, akankah umat Islam memurnikannya saat ini dari orang-orang Yahudi yang merebut kekuasaan? Memenuhi hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, atas hadits Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa Sallam.:
“Hari Kiamat tidak akan tiba sampai kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi dan kaum Muslimin membunuh mereka. , hingga orang Yahudi itu bersembunyi dibalik batu dan pohon, lalu batu dan pohon itu berkata: “Wahai Muslim! Wahai hamba Allah! Ini adalah seorang Yahudi di belakangku, datang dan bunuhlah dia.” Kecuali gharqad, karena ia termasuk salah satu pohon orang-orang Yahudi.” Diriwayatkan oleh Muslim.
Hal ini akan terjadi, tidak ada keraguan tapi ketika kita berperang atas nama Islam, bukan atas nama Arabisme, Baathisme, dan nasionalisme. Apa yang dapat kita lakukan untuk saudara-saudara kita di Palestina? Berjihad membantu mereka secara fisik melawan para penjajah, jelas kita tidak mampu. Yang dapat kita lakukan adalah mengulurkan bantuan dana untuk meringankan penderitaan mereka. Minimal, kita bantu mereka dengan doa. Karena doa adalah senjata seorang Mukmin.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ. وَالّلَيْلِ اِذَا يَسْر.
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ، أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ. رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ سَبِيْلِكَ. اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.
اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ. اَللَّهُمَّ عَذِّبْهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا وَحَسِّبْهُمْ حِسَابًا ثَقِيْلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.