BULAN PENDIDIKAN UMAT ISLAM
Oleh: Ustadz Hamzah Baya, S.Pd.I, M.Pd | Rais Sariyah Pendidikan dan Kaderisasi Jamaah Ansharu Syariah
Bulan ramadlan disebut pula dengan Syahru at-Tarbiyyah atau bulan Pendidikan, karena Ketika berpuasa kita dididik dan dilatih berbagai hal, diantaranya adalah Pendidikan kedisiplinan. Disiplin pada waktu berbuka, disiplin pada waktu makan sahur, disiplin menaati aturan atau ketentuan-ketentuan lain agar tidak membatalkan puasa.
Pendidikan dan latihan yang lainnya yaitu pendidikan kejujuran, hal ini dapat dirasakan oleh setiap orang yang berpuasa, walaupun ada kesempatan untuk makan dan minum, namun hal tersebut tidak dilakukan, kita dilatih untuk jujur walaupun dalam keadaan sendirian.
Pendidikan selanjutnya bagi orang yang berpuasa yaitu pendidikan untuk mengendalikan hawa nafsu dan amarah. Dalam berpuasa kita diharuskan untuk selalu mengekang hawa nafsu atau keinginan-keinginan yang dapat membatalkan puasa, begitu juga amarah yang sewaktu-waktu dapat meluap.
Pendidikan yang lain yaitu, pada saat berpuasa kita dididik untuk mempunyai rasa empati terhadap sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan. Dengan berpuasa kita merasakan lapar dan dahaga, sama seperti yang dirasakan oleh mereka yang dalam seharian belum mendapatkan makanan karena ketidak mampuan dalam harta. Dengan kita merasakan apa yang mereka rasakan, maka akan memunculkan rasa empati dan jiwa sosial yang tinggi. Disamping itu kita juga dianjurkan untuk memperbanyak shodaqoh di bulan ramadhan.
Selain meningkatkan takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Umat Islam juga harus menjaga hubungan baik dengan Allah dan hubungan sesama manusia, atau sering disebut dengan istilah hablum minallah dan hablum minannas.
Pendidikan bulan ramadhan diantaranya adalah kita dididik untuk menjadi mujahid orang Islam yang mau berjuang dan berkorban, bukan menjadikan puasa sebagai alasan bermalasan. Sehingga produktifitas pun turun. Karena dibulan Ramadhan banyak amal jihad yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat, dan ramadhan kita harus semangat berjihad dalam memperjuangkan tegaknya Islam terutam totalitas dalam menerapkan syariat Allah.
Produktifitas mestinya justru meningkat. Pendidikan jihad, memiliki nilai lebih dari pada ibadah lain sebab jihad menggabungkan antara amal maaliyah dan amal nafsiyah. Maka pengorbanannya sangat luar biasa, berkurangnya atau habisnya harta, resikonya juga sangat tinggi, kehilangan nyawa!
Terakhir marilah kita niatkan diri kita untuk berjihad membela agama Allah, Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk selalu berniat agar selalu bisa berjihad :
مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ وَلَمْ يُحَدِّثْ بِهِ نَفْسَهُ مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ نِفَاقٍ
“Barangsiapa yang mati dan belum berjihad dan tidak bertekad untuk berjihad, maka dia mati di atas cabang dari kemunafikan,” (HR. Muslim).
Kalaupun sampai mati kita tidak mendapatkan kesempatan berjihad qital membela agama Allah, minimal kita telah memiliki niat dan tekad untuk itu. Serta kita telah berupaya melakukan jihad dalam bentuknya yang lain baik dengan lisan maupun dengan pena. Ramadhan merupakan momentum yang tepat untuk menanamkan komitmen ini.
Wallahu a’lam bis showab.