Gelar Dialog Kebangsaan, Amir Ansharusyariah Tegaskan Jangan Ragukan Kecintaan Ulama Pada NKRI
JAKARTA (ansharusyariah.com)- Sariyah Siyasah wal Alaqoh Jamaah Ansharu Syariah menggelar dialog kebangsaan bertajuk ‘Peran Umat Islam Dalam Menjaga Keutuhan NKRI’ di Sofyan Hotel Cut Meutia, Cikini, Menteng, Jakarta pada Rabu, (23/8/2023).
Kegiatan ini menghadirkan beberapa narasumber diantaranya K.H Mochammad Achwan sebagai Keynote speaker, Dr Eggi Sudjana S.H, M.Si, Prof Ichsanuddin Noorsy B.Sc, S.H, M.Si. dan ustadz Abu Al Iz Lc, MA sebagai pembicara.
Rois Sariyah Siyasah Wal Alaqoh Jamaah Ansharu Syariah yang juga sebagai ketua panitia Dr. Indra Martian Permana, S.Kom, S.Sos, M.Ag menjelaskan bahwa Jamaah Ansharu Syariah senantiasa terbuka untuk berdialog dengan pihak lain.
“Merupakan salah satu agenda dari Sariyah Siyasah Wal Alaqoh Jamaah Ansharu Syariah terkait dengan perpolitikan, dan ini juga sarana silaturahmi ukhuwah bagi ormas Islam yang lain dan kami sangat menerima masukan dari seluruh pihak, bila ada yang ingin memberikan masukan kepada Ansharu Syariah maka kami sangat membuka lebar lebar,” katanya.
Amir Jamaah Ansharu Syariah Ustadz Mochammad Achwan dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa bangsa Indonesia merupakan warisan dari para ulama, oleh sebab itu, katanya, ia menolak tuduhan bahwa umat Islam anti NKRI.
“Kita mendapat warisan dari leluhur kita. Sejarah sudah mencatat peran serta umat Islam dalam memerdekakan bangsa ini.
Negeri Indonesia ini adalah amanah dari Allah,” ungkapnya.
“Para ulama, tokoh Islam hari ini diragukan lagi kecintaannya kepada negeri. Padahal mereka adalah orang orang yang telah memberikan jasa besar untuk kemerdekaan negeri ini. Sejarah sudah mencatat hal itu,” pungkasnya.
Sementara itu, Prof Ichsanuddin Noorsy B.Sc, S.H, M.Si menjelaskan soal kejayaan umat Islam yang disaingi umat Islam sejak dulu.
“Perjanjian Tordesilas 7 Juni 1494 dan Saragoza 22 April 1529, pengkaplingan bumi oleh barat saat selat Bosphorus dikuasai Turki,” ungkapnya.
“Kekuatan Islam disini luar biasa, sampai mereka Inggris terganggu dan mereka bilang kalau kita tidak menguasai selat Malaka maka sesungguhnya seluruh kejayaan dunia itu dikuasai Islam, itulah dibalik perjanjian Sazagoza. Disini saya ingin mengatakan sesungguhnya disini sudah nampak pernag salib,” pungkasnya.