Keluarga Berkualitas Hasil Tarbiyah Ramadhan
Oleh: Budi Eko Prasetiya, SS Staff Katibul Aam Markaziyah Jamaah Ansharu Syariah
Output dari Tarbiyah di bulan Ramadhan adalah ketaqwaan. Ketaqwaan yang ditumbuhkan dari ketaatan mulai level individu, keluarga, masyarakat hingga berbangsa dan bernegara.
Negara tidak akan menjadi baik jika lingkungan terkecilnya, yakni keluarga, tidak baik. Keluarga dalam perspektif Islam, tidak hanya sebagai tempat berkumpulnya suami, istri dan anak. Keluarga memiliki fungsi dan peranan yang penting dalam menentukan nasib suatu bangsa.
Secara tegas Allah mengingatkan kepada kita dalam firman-Nya,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…” (QS Attahrim: 6).
Upaya perbaikan keluarga menjadi keharusan ketika kita hendak memperbaiki negara. Langkah awal dan mendasar dalam memperbaiki kualitas keluarga adalah dengan menanamkan nilai-nilai tauhid dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana yang dilakukan dan dicontohkan oleh para Nabi dan Rasul yang mulia kepada keluarga, anak, dan istrinya.
وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”. QS Al Baqarah : 132
Begitu pun dengan apa yang dicontohkan Luqman kepada anaknya, sebagaimana firman Allah,
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
”Dan ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan adalah benar-benar kezaliman yang besar’.” (QS Luqman: 13).
Langkah kedua adalah dengan menanamkan kebiasaan untuk saling menasihati. Saling memberikan nasihat selain sebagai bagian dari hak seorang Muslim terhadap Muslim lainnya, termasuk salah satu perilaku orang beriman
Adanya budaya saling memberi nasihat, maka keluarga kita akan selalu terjaga dari kemaksiatan dan kemunkaran serta akan tercipta hubungan yang bahagia.
Langkah berikutnya adalah memperbanyak doa memohon kebaikan dan keberkahan dalam keluarga. Allah memberikan teladan melalui doanya Ibadurrahman,
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
”Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS Alfurqan: 74).
Semoga hasil mujahadah keluarga kaum muslimin dari awal hingga akhir Ramadhan menjadikan keluarga muslim yang berkualitas dan memiliki totalitas ketaatan hingga 11 bulan setelahnya. Wallahul musta’an.