Khutbah Jumat Edisi 171: “Berjuang Demi Agama Islam”
Materi Khutbah Jumat Edisi 171 tanggal 20 Rajab 1439 H ini dikeluarkan oleh
Sariyah Da’wah Jama’ah Ansharusy Syari’ah dapat download di:
Berjuang Demi Agama Islam
(Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Jama’ah Ansharusy Syari’ah)
KHUTBAH PERTAMA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ
اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. وَقَالَ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
وَقَالَ النَّبِيُ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه الترمذي، حديث حسن)
Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah SWT.
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.
Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.
MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMANI WA RAHIMUKUMULLAH!!!
Perjuangan Rasulullah SAW dan sahabatnya demi membela Islam
Tiga belas tahun Rasulullah SAW. tinggal di Mekkah menyerukan beriman kepada Allah Yang Maha Esa, beriman kepada Rasul-Nya, dan kepada hari akhir. Dakwahnya dilakukan secara terus terang tanpa tedeng aling-aling atau dipulas-pulas, tanpa basa-basi, tanpa main semu, tanpa merendahkan diri, serta tanpa memilih-milih orang. Beliau memandang bahwa dakwah seperti itu merupakan obat bagi setiap penyakit masyarakat.
Sebagai reaksi terhadap dakwah Rasulullah SAW, orang-orang Quraisy bangkit serentak dari semua penjuru untuk melakukan perlawanan. Mereka mengobarkan api permusuhan di semua daerah untuk menghalangi untuk menghalangi anak-anak, saudara-saudara, kawan-kawan mereka untuk mendekati Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, orang yang beriman kepada beliau SAW. harus menghadapi jalan yang sukar dan berbahaya. Hanya orang yang ikhlas dan siap mengorbankan jiwanya sajalah yang berani mendekati beliau. Hanya orang-orang yang bertekad bulatlah yang berani terjun ke dalam lautan api, dan hanya orang-orang yang berjalan di atas duri sajalah yang berani membela agama yang dibawa Rasulullah SAW.
Hingga akhirnya majulah beberapa pemuda Quraisy, yang terkenal gagah berani dan tidak berambisi memperoleh kesenangan duniawi. Perhatian mereka hanya tercurah pada kehidupan akhirat dan juga tujuan mereka hanya ingin mendapatkan kesenangan (ganjaran) surga. Setelah mendengar seruan untuk beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, mereka merasa pengap hidup dalam kejahiliyahan. Jiwa mereka menjadi resah dan gelisah seolah-olah tak ada yang dapat melegakan dan menentramkan perasaan mereka selain beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Akhirnya mereka menghadap Rasulullah SAW yang ada di tengah-tengah mereka, di negeri mereka, dan di depan hidung mereka sendiri. Perjalanan unutk bertemu dengan beliau sungguh terasa jauh dan sangat sulit karena banyaknya rintangan dan hambatan yang dilakukan oleh kaum musyrikin Quraisy. Mereka memeluk Islam dan berjanji setia untuk menyerahkan jiwa dan raganya kepada beliau. Mereka menyadari berbagai ujian dan cobaan berat akan mereka alami setelah mendengar dari Rasulullah yang mulia mengenai firman Allah ‘Azza wa Jalla.
“Alif laam miim Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-‘Ankabut: 1-3).
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat.” (QS. Al-Baqarah: 214)
Kaum Musyrikin Quraisy telah berniat hendak membunuh orang-orang muslim dan mereka mulai menarik tali busur serta melepas anak panah, tetapi semua itu justru menambah kepercayaan dan keteguhan tekad kaum muslimin. Mereka mengatakan (sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an Al-Karim):
وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا
“Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata : “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya[1] kepada kita”. dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.” (QS. Al-Ahzab: 22).
Memang benarlah, pengejaran dan cobaan-cobaan itu semakin menambah aqidah kaum muslimin menjadi lebih mantap, lebih menambah kekuatan tekad mereka dan lebih menambah kesetiaan mereka kepada agama Islam, lebih menguatkan kebencian mereka pada kekufuran dan sekutu-sekutunya serta pembela-pembelanya, dan lebih mengobarkan semangat mereka sehingga mereka menjadi seperti gundukan-gundukan emas dan perak murni. Mereka keluar dari setiap cobaan bagaikan pedang sehabis diasah.
Mengambil pelajaran dari masa lalu
Allah SWT berfirman:
قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
“Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah [2]; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (QS. Ali-Imran: 137)
Sejarah adalah “madrasah” bagi setiap orang yang mau mengambil pelajaran. Islam selalu menyeru kita untuk memikirkan keadaan umat-umat terdahulu dan mengambil pelajaran dari apa yang menimpa mereka sebagai akibat kekafiran dan penentangan mereka kepada Allah SWT.
“Negeri-negeri (yang telah Kami binasakan) itu, Kami ceritakan sebagian dari berita-beritanya kepadamu. dan sungguh telah datang kepada mereka Rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, Maka mereka (juga) tidak beriman kepada apa yang dahulunya mereka telah mendustakannya. Demikianlah Allah mengunci mata hati orang-orang kafir.” (QS. Al-A’raf: 101)
Hadirin jama’ah jum’at rahimakumullah,
Sejarah umat Islam dipenuhi dengan teladan dan pelita yang menerangi jalan dan menerangkan jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang benar-benar beriman serta mengharapkan anugerah dan ridha Allah.
Perjalanan hidup Rasulullah SAW penghulu para Nabi dan pamungkas seluruh rasul, menampilkan kehidupan ideal yang ingin diteladani oleh seorang muslim. Jihad beliau SAW bersama para sahabat beliau yang mulia dan peperangan-peperangan Islam yang silih berganti dengan kekuatan kafir di Badar, Uhud, Ahzab, Pembebasan Mekah, dan lain-lainnya, tidak lain adalah halaman-halaman sejarah abadi yang ditulis oleh kaum muslimin bersama Rasulullah SAW, agar menjadi cahaya penunjuk jalan dan lampu cemerlang bagi setiap orang yang menuruti jejak mereka dan berjalan di atas petunjuk mereka.
Sepanjang sejarah umat Islam yang lama dan kaya itu, telah terjadi peristiwa-peristiwa besar, bencana-bencana dahsyat dapat menyebabkan kanak-kanak mendadak beruban, banyak negara dan kerajaan berdiri, banyak pasukan besar menyerbu, banyak bala tentara kerajaan berdiri, banyak pasukan besar menyerbu, banyak bala tentara yang menyetir roda perang dari timur maupun barat, namun surya Islam tetap bersinar dan tak akan terbenam dari bumi selama-lamanya.
Kemudian, kekuatan-kekuatan kafir menyerang, tangan-tangan kaum Nasrani dan Ateis bersekutu merobek-robek umat yang satu ini, sehingga runtuhlah kekhalifahan Islam pada tahun 1924.
Umat Islam yang bergerak melakukan aksi bela Islam berusaha untuk mengembalikan kekhalifahan Islam atau negara yang berlandaskan Islam dan menjadikannya salah satu sasaran perjuangan yang diletakkan sebagai fokus pandangannya, harus memperhatikan dinamika sejarah, memperhatikan pelajaran-pelajaran yang dikandungnya, serta memilah-milah mana yang asli dan mana yang tambahan.
Hadirin jama’ah jum’at rahimakumullah,
Pergerakan Islam yang berangkat menuju sasaran perjuangan agung ini, haruslah mengambil pelajaran dari pengalaman-pengalaman berbagai pergerakan Islam –sekarang dan yang telah lalu- belajar darinya, memungut kebaikan-kebaikannya dan mengambil manfaat dari peninggalannya, selama sesuai dengan perintah-perintah syara’.
Pergerakan Islam juga harus mempelajari kesalahan dan keburukan berbagai pergerakan Islam tersebut bila ada, dan mengapa kemenangan tidak berpihak kepadanya? Bagaimana musuh dapat mengalahkannya? dan berbagai peristiwa dan kejadian lain yang oleh pergerakan Islam dijadikan bahan kajian, perenungan, dan penapisan. Dengan begitu, langkah pertama kita bukanlah langkah pertama orang-orang lain, tetapi kita berangkat dari titik akhir orang yang mendahului kita.
Sesungguhnya musuh-musuh Islam senantiasa mengintai, mengawasi, dan memburu setiap pergerakan dan perhimpunan yang menjunjung panji-panji Islam dalam rangka menimpakan makar jahat terhadap agama Islam. Karena itu, sangat patut kiranya kita melakukan kajian, napak tilas, dan mengambil pelajaran. Beratnya tugas dan besarnya amanat mengharuskan kita untuk memiliki pemahaman yang lebih dalam, pengalaman yang lebih luas, dan lebih kuat lagi dalam menghadapi tantangan-tantangan di masa sekarang.
Hadirin jama’ah jum’at rahimakumullah,
Ini akan menjadi suatu jalan untuk mempersatukan potensi orang-orang yang mukhlis, menghimpun gerakan-gerakan Islam yang tulus dan benar, yang melaksanakan hukum-hukum syariat, sebagai manifestasi firman Allah Ta’ala:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS.Ali-Imran: 103).
Sasaran perjuangan umat Islam
Tentang sasaran perjuangan kita, maka sesungguhnya Allah Ta’ala telah memerintahkan kita:
“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah agama[3] dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS. Asy-Syura: 13).
Dan oleh karena itu telah dibagi menjadi dua sasaran pokok perjuangan umat Islam:
- Menghambakan manusia hanya kepada Allah SWT
- Menegakkan kekhilafahan menurut manhaj nubuwah
Kemudian, mari melayangkan pandangan kepada jalan yang menyampaikan kita kepada sasaran-sasaran ini, yang kita telah berkomitmen untuk melewatinya, atau lebih tepatnya yang telah diwajibkan oleh “Pemberi Syari’at” Yang Maha Suci, supaya kita berjalan melaluinya.
Jalan perjuangan kita adalah ungkapan yang menggambarkan tiga kewajiban yaitu: dakwah, hisbah(amar ma’ruf nahi munkar), dan jihad. Ketiga-tiganya saling berkaitan agar mewujudkan jalan tengah bagi kita yang akan mengantarkan kita menuju sasaran perjuangan kita.
Dengan pandangan sekilas, kita dapat mengerti secara jelas bahwa jalan perjuangan kita, yang meliputi ketiga kewajiban tersebut(dakwah, hisbah, dan jihad) sulit, tidak lempang, dan untuk berjalan di tengah-tengahnya memerlukan kesungguhan kerja yang besar dan pengurbanan yang banyak sehingga memungkinkan kita mengatasi segala kesulitannya, menanggung susah payahnya, melawan musuh-musuh yang senantiasa menanti kita pada seluruh sisi jalan, dan melewati semuanya itu untuk mencapai sasaran perjuangan.
Kita juga tidak akan lupa, untuk memahami sikap musuh-musuh Islam, mengidentifikasi jumlah mereka, perlengkapan mereka, daerah-daerah basis mereka, perlengkapan mereka, daerah-daerah basis dan komando mereka.
Musuh Islam banyak, yaitu: kaum yahudi, nasrani, orang musyrik, orang munafik, orang sekuler yang beragama Islam tapi menolak syariat Islam, memusuhi orang Islam, memfitnah umat Islam yang sadar kewajiban menegakkan syariat Islam. Bahkan mereka memerangi umat Islam terang-terangan membunuh dan menganiaya mereka yang muslim.
Tentang senjata musuh-musuh Islam, mereka memiliki media informasi, sarana pendidikan, dan penerangan. Mereka ditunjang kekuasaan dan senjata. Mereka menguasai opini publik, mereka memiliki pasukan yang banyak dengan perlengkapannya yang memiliki daya musnah. Musuh-musuh Islam ini tidak akan bosan-bosannya berperang melawan umat Islam dan agama Islam, karena sesungguhnya inilah pekerjaan yang menyibukkan mereka.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
Wallahul muwaffiq.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْعَصْرِ، إِنَّ الإِنسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ، إِلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ، أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ.اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ.رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.اَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ سَبِيْلِكَ.اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ
اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ.اَللَّهُمَّ عَذِّبْهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا وَحَسِّبْهُمْ حِسَابًا ثَقِيْلاً.رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
[1]Yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya itu ialah kemenangan sesudah mengalami kesukaran.
[2]Yang dimaksud dengan sunnah Allah di sini ialah hukuman-hukuman Allah yang berupa malapetaka, bencana yang ditimpakan kepada orang-orang yang mendustakan rasul.
[3]Yang dimaksud: agama di sini ialah meng-Esakan Allah s.w.t., beriman kepada-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhirat serta mentaati segala perintah dan larangan-Nya.