Khutbah Jumat Edisi 407 | Komitmen Kebangsaan dan Kemajuan Umat Sebagai Kunci Dakwah Islam
Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Jama’ah Ansharu Syari’ah
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ.
اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. وَقَالَ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.
وَقَالَ النَّبِيُ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه الترمذي، حديث حسن).
Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan para sahabatnya.
Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.
Ma’asyirol Muslimin Rahimani Wa Rahimukumullah…
Komitmen Kebangsaan Umat Islam sejak dahulu sudah teruji dan tidak diragukan lagi.
Dalam sejarah bangsa Indonesia, umat Islam selalu berada digaris terdepan dalam melawan penjajahan. Peran dakwah dan sikap patriotisme para ulama sangat besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Kita bisa melihat dari serangan kerajaan Demak Bintoro terhadap Portugis dalam merebut kembali selat Malaka. Sultan Agung yang harus melakukan penyerangan terhadap Jayakarta demi merebut dan mengusir penjajah.
Pangeran Diponegoro dengan perang gerilyanya hingga menjadikan perang terbesar harus kalah dengan strategi licik dan pengecut bangsa penjajah.
Perjuangan politik dengan munculnya Syarikat Dagang Islam yang diprakarsai Haji Samanhudi dengan pemimpin pertamanya HOS Tjokroaminoto menjadi organisasi politik Islam pertama. Kyai Haji Hasyim Asy’ari merupakan pahlawan nasional Indonesia yang memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Gelar pahlawan nasional diberikan kepada Kyai Haji Hasyim Asy’ari atas jasa-jasanya dalam memimpin perjuangan umat Islam melawan penjajah dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Kyai Haji Hasyim Asy’ari dikenal sebagai “Pencetus Resolusi Jihad” karena perannya yang penting dalam mengeluarkan fatwa jihad pada tahun 1945. Fatwa ini membakar semangat rakyat Indonesia untuk berperang melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Fatwa jihad yang dikeluarkan oleh Kyai Haji Hasyim Asy’ari memiliki dampak yang sangat besar terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. Fatwa ini menjadi pemicu bagi rakyat Indonesia untuk bangkit melawan penjajah dan memperjuangkan kemerdekaan. Fatwa ini juga menjadi bukti bahwa umat Islam Indonesia memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Kyai Haji Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa jihad setelah melihat kekejaman penjajah Jepang terhadap rakyat Indonesia. Penjajah Jepang telah melakukan berbagai tindakan yang menindas rakyat Indonesia, seperti kerja paksa, perampasan harta benda, dan pembunuhan. Kyai Haji Hasyim Asy’ari merasa bahwa penindasan yang dilakukan oleh penjajah Jepang sudah tidak bisa ditolerir lagi dan harus dilawan.
Fatwa jihad yang dikeluarkan oleh Kyai Haji Hasyim Asy’ari memiliki makna yang sangat penting bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Fatwa ini menjadi simbol perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajah dan menjadi bukti bahwa umat Islam Indonesia memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Kita semua sepakat bahwa kemerdekaan Indonesia tak hanya umat Islam yang memperjuangkan. Tapi peran umat Islam dalam melawan dan memperjuangkan kemerdekaan sudah dimulai sejak kerajaan-kerajaan Islam.
Bahkan berbagai bangsa Eropa yang datang di Nusantara dengan membawa tiga tujuan salah satunya adalah menyebarkan kekristenannya tak mampu mengubah keimanan umat Islam namun, yang terjadi semakin kuat keislamannya hingga mampu menjadikan bangsa Indonesia adalah terbesar penduduknya yang memeluk agama Islam.
Rasanya memang pantas jika Islam disebut sebagai jati diri bangsa Indonesia. Hal ini bisa dilihat bahwa umat Islam tak pernah absen dalam memerangi bangsa penjajah sekaligus mengawal berdirinya negara Indonesia.
Ungkapan Dr. Douwes Dekker, sebagaimana dikutip oleh tokoh Nahdlatul Ulama, K.H.A. Wakhid Hasjim, “Dalam banyak hal, Islam merupakan nasionalisme di Indonesia dan jika seandainya tidak ada faktor Islam di sini, sudah lama nasionalisme yang sebenar-benarnya (tulen) hilang lenyap.”
Maka dari uraian di atas bisa juga disimpulkan bahwa Islam tak pernah mengajarkan anti nasionalisme. Dengan Islam kita mencintai bangsa dengan Islam kita bersatu membangun bangsa demi kemajuan peradaban masyarakatnya. Ketika muncul Islam anti nasionalis Islam anti kebangsaan maka itu jelas sebuah praktek Devide et Impera yang ingin memecah belah bangsa besar ini.
Komitmen kebangsaan dan kemajuan umat sebagai kunci dakwah Islam
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali ‘Imran:104)
Ada dua kunci penting dalam dakwah yakni komitmen kebangsaan dan kemajuan umat yang harus menjadi nafas perjuangan seluruh ormas Islam di Indonesia.
Dua kunci dakwah yakni komitmen kebangsaan dan kemajuan umat. Umat Islam adalah satu umat dan apapun perbedaannya. Umat Islam tetap terikat dalam persaudaraan keislaman, dan persaudaraan kebangsaan, perkembangan dakwah di Indonesia ditopang oleh ormas-ormas Islam yang bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan pemberdayaan ekonomi umat. Maka dari itu, perlu diapresiasi kiprah umat Islam dalam dakwah, pendidikan, dan gerakan sosial kemasyarakatan.
Umat Islam dan ormas-ormas Islam harus bahu-membahu, saling bersinergi, saling melengkapi, dan menguatkan dalam mengemban tugas dakwah. Sebab, dakwah adalah tugas mulia demi membangun umat dan bangsa.
Dakwah, merupakan kegiatan estafet antargenerasi. Dakwah harus berjalan terus betapapun beratnya tantangan dan kesulitan yang dihadapi di lapangan. Sebab, dakwah merupakan jawaban umat Islam terhadap situasi kekinian dan antisipasi masa depan.
Untuk hal tersebut semangat kebangsaan dan ukhuwah Islamiyah diharapkan menjadi platform bersama semua ormas Islam dalam melakukan dakwah dan pembangunan umat. Para dai perlu diingatkan tentang era digital dan disrupsi informasi. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam kehidupan beragama.
Untuk itu, para mubaligh dan dai dituntut menguasai teknologi digital, terampil menggunakan media sosial, dan dapat memanfaatkannya untuk kemajuan dan keluasan jangkauan dakwah. Partisipasi Umat Islam merambah ranah dakwah digital. adalah bentuk komitmen dakwah sesuai tantangan zaman yang harus dijaga.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ. وَالّلَيْلِ اِذَا يَسْر.
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ، أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ. رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ سَبِيْلِكَ. اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.
اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ. اَللَّهُمَّ عَذِّبْهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا وَحَسِّبْهُمْ حِسَابًا ثَقِيْلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Download file PDF :