Membangun Karakter Muslim yang Visioner
Oleh Budi Eko Prasetiya, SS | Staf Katibul Aam Markaziyah Jamaah Ansharu Syariah
Seorang muslim harus memiliki rasa bangga terhadap Islam sebagai pedoman hidup yang diridhoi Allah dan sebagai pedoman hidup yang keagungannya tidak ada yang dapat menandinginya. Kebanggaan ini terjaga dalam doa yang kerap dipanjatkan kaum muslimin sebagaimana termaktub dalam firman Nya
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari siksa neraka” (QS. al-Baqarah : 201).
Meski lafadznya ringkas namun kandungan do’a ini mencakup seluruh kebaikan dunia dan akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering memanjatkan do’a ini, dan bahkan Anas radhiallahu ‘anhu mengatakan do’a ini adalah do’a yang paling banyak dipanjatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Bukhari dan Muslim).
Hikmah dari doa yang lazim didengar dan mudah dihafalkan ini adalah Allah mengajarkan kepada kaum muslimin untuk memiliki karakter yang visioner. Yakni memiliki orientasi menjadi muslim yang harus sukses dan bahagia dalam kehidupan di dunia, dan bahkan hingga kehidupan kelak akhirat.
Muslim yang Visioner mempunyai pandangan ke depan yang jelas, mempunyai impian yang akan diperjuangkan dan diwujudkan dengan kesungguhan. Muslim Visioner berusaha merencanakan tujuan, sasaran dan target-target dalam hidupnya dengan optimisme.
Beberapa hal penting yang perlu ada pada karakter muslim visioner antara lain :
1. Orientasi yang benar dan jelas
Muslim visioner memiliki sikap dan perilaku yang berorientasi kepada cita-cita yang selaras dengan bimbingan Al Quran dan Sunnah Rasulullah yang diajarkan oleh para ulama yang istiqomah memegang petunjuk mulia ini. Sebagaimana petunjuk baginda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dalam sabdanya :
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
“Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya” (Hadits Shahih Lighairihi, al-Hakim, al-Baihaqi).
2. Memiliki Solidaritas yang kokoh
Baginda shalallahu alaihi wasallam juga mengarahkan agar karakter visioner kaum muslimin dikuatkan dan dikokohkan melalui tumbuhnya solidaritas.
“Perumpamaan orang mu’min yang satu dengan mu’min yang lain di dalam berkasih sayang dan saling mencintai karena Allah adalah seperti satu tubuh jika satu anggota dari bagian tubuh itu yang sakit, maka akan merasakan sakit anggota tubuh yang lain” (HR Bukhori dan Muslim).
3. Terarah dalam 5 wasiat Nabi
Banyak orang hebat dan berpotensi besar, namun kehebatan itu seakan tak berdaya guna. Banyak potensi yang tersimpan tapi tidak terhimpun bahkan berserakan seperti daun-daun yang berhamburan.
Sebagai Agama yang mulia, Islam memberikan solusi agar kekuatan dan potensi tersebut bersatu padu, dan memiliki daya gebrak yang hebat. Solusi itu disampaikan Rasulullah dalam sabdanya :
وأنا أّمُرُكْم بِخَمْسٍ أَللهُ أَمَرَنِى بِهِنَّ : بِاْلجَمَاعَةِ وَالسَّمْعِ وَ الطَّاعَةِ وَ الْهِجْرَةِ وَ اْلجِهَادِ فِى سَبِيْلِ اللهِ
“Aku perintahkan kepada kamu sekalian (muslimin) lima perkara; sebagaimana Allah telah memerintahkanku dengan 5 perkara itu; berjama’ah, mendengar, thaat, hijrah dan jihad fi sabilillah”
Lima Wasiat Mulia ini diawali dengan adanya perintah berjamaah. Secara bahasa Al Jama’ah berarti Al-Ijtima’ (kesatuan), Al-Jami’ (berkumpul dan bersama-sama) dan Al-Ijma’ (kesepakatan dan persetujuan).
Hidup berjama’ah memiliki hikmah dan manfaat yang penting dalam membangun karakter muslim yang visioner, yakni dimudahkannya meraih jannah dan dijauhkan dari tipu daya setan.
Rasulullah bersabda:
مَنْ أَرَادَ مِنْكُمْ بُحْبُوْحَةَ الْجَنَّةِ فَلْيَلْزَمِ الْجَمَاعَةَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الْوَاحِدِ وَهُوَ مِنَ الْإِثْنَيْنِ أَبْعَدُ (رواه الترمذي والحاكم وصححه)
“Barangsiapa dari kalian menginginkan tinggal di tengah-tengah surga, maka hendaklah berpegang teguh kepada Al-Jama’ah karena setan bersama orang-orang yang sendirian dan dia dari dua orang lebih jauh” (H.R. At-Tirmidzi dan Hakim menshahihkannya).
Secara sederhana beginilah memahami indikator muslim visioner, dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke surga
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah sukses (QS. Ali Imran: 185).
Karena berorientasi bahagia dunia dan akhirat, sudah semestinya Muslim yang visioner akan berusaha berhitung dengan cermat, teliti dan akurat sehingga bisa memprioritaskan mana perkara yang bermanfaat dan sia-sia.
Dia akan berupaya menggerakan fikiran, perasaan dan seluruh anggota tubuhnya untuk menjaga kualitas dan totalitas amal sholihnya. Dia akan berusaha menghindari dan menjauhi aktifitas yang tidak sejalan dengan tujuan dan cita-citanya.
Bahkan, berupaya maksimal agar mampu bertahan terhadap segala macam bujukan, rayuan, godaan, tipuan, jebakan yang dapat menjerumuskannya dari segala perbuatan yang mubazir, sia-sia apalagi mengandung dosa.
Wallahu alam