Artikel

TIADA DETIK TANPA IBADAH

Oleh: ustadz Nofa Miftahudin, S.Th.I | Qoid Sariyah Dakwah Jamaah Ansharu Syariah Malang

Bulan Ramadhan terus berjalan detik berganti detik, menit berganti menit, jam berganti jam dan hari berganti hari. Semakin hari telah kita lewati dan Bulan Ramadhan segera meninggalkan kita. Pertanyaannya adalah amal shalih spesial apa yang sudah kita persembahan untuk Allah Ta’ala? Sudah berapa khatam Al Qur’an dalam Ramadhan ini?

Seberapa kwalitas shalat wajib dan Sunnah kita? Seberapa kwalitas puasa kita? Sudah berapa rupiah kita Sedekahkan? Berapa jutaan tasbih, tahmid, takbir, tahlil dan istighfar serta Shalawat yang sudah kita baca? Adakah perubahan pada akhlak kita sebelum dan sedang menjalani Bulan Ramadhan? Sudahkah kita mampu menjaga amarah? Sudahkan lisan ini selalu terjaga untuk mengucapkan perkataan yang baik?.

Sebagai evaluasi, muhasabah sekaligus motivasi kita sebagai orang beriman dalam beramal. Sebagaimana perkataan dari Umar Bin Khattab tentang menghitung-hitung amal di dunia sebelum dihitung di akhirat.
Berkata ‘Umar bin Al Khoththôb rodhiyallôhu ‘anhu:

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا، وَزِنُوها قَبْلَ أَنْ تُوزَنُوا، وَتَأهَّبُوا لِلْعَرْضِ الْأَكْبَرِ

“Hendaklah kalian menghisab diri kalian sebelum kalian dihisab, dan hendaklah kalian menimbang diri kalian sebelum kalian ditimbang, dan bersiap-siaplah untuk hari besar ditampakkannya amal”

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memotivasi kepada orang beriman untuk bermuhasabah. Firman Allah Ta’ala

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan” (Q.S Al-Hasyr [59] : 18)

Mengingat kembali tujuan Allah Ta’ala menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada Allah Ta’ala. Supaya kita sebagai hambanya ini tidak salah tujuan. Allah Ta’ala mengingatkan kepada kita:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)

Sisa hari bulan Ramadhan yang terbatas ini, mari kita maksimalkan seluruh kemampuan yang kita miliki untuk menggapai ridha Allah Ta’ala.

Syari’at islam mengatur ibadah dengan berbagai bentuk. Ada amalan hati yaitu berupa niat, amalan ucapan dan tindakan. Masing masing memiliki keutamaan yang besar.

Bentuk masing sayang Allah Ta’ala terhadap hamba yaitu menghadiahkan amalan ringan namun berat di timbangan kebaikan. Diantaranya adalah dzikir

a. Dzikir lebih banyak daripada dunia dan seisinya.

Apakah ada kekayan yang lebih tinggi nilainya daripada dunia dan seisinya?? Dziikir adalah salah satunya. Amalan ini ringan tapi dan membutuhkan waktu yang singkat tapi dapat mengalahkan nilai kekayan dunia dan seisinya. Rasulullah ﷺ bersabda:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لأَنْ أَقُولَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ ».

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Rasulullah ﷺ telah bersabda: ‘Sesungguhnya membaca “Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, dan Allah Maha Besar)” adalah lebih aku cintai daripada segala sesuatu yang terkena sinar matahari.” [HR. Muslim no. 2695]

Maka perbanyaklah dzikir ia adalah amalan yang ringan tapi bernilai berat disisi Allah subhaanahu wataa’la.

b. Dzikir yang pahalanya lebih daripada membebaskan sepuluh budak.

Membebaskan seorang budak mengeluarkan biaya yang besar. Dan apalagi membebaskan sepuluh orang budak yang pada zaman ini budak sudah tidak ditemukan lagi. Nah, amalan ini berpahala imbang dengan membebaskan sepuluh orang budak, dalam hadistnya dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda,

مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ، وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ، يَوْمَهُ ذَلِكَ، حَتَّى يُمْسِيَ وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ أَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ، وَمَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

“Barang siapa mengucapkan : ‘Tiada ilah yang berhak diibadahi selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, baginya segala pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu’ dalam sehari seratus kali, maka kalimat itu sebanding dengan pahala memerdekakan sepuluh sahaya dan tertulis baginya seratus kebaikan, terhapus darinya seratus kejelekan dan kalimat itu menjadi pelindung dari syaitan pada hari itu sampai sore harinya. Selain itu, tidak seorang pun yang dapat melebihi pahala yang didapat orang yang mengucapkannya, kecuali seseorang yang mengamalkan lebih banyak daripadanya.’, Selanjutnya beliau bersabda : ‘Barang siapa mengucapkan ‘Mahasuci Allah, serta dengan memuji-Nya’, dalam sehari seratus kali, maka gugurlah dosa-dosanya walaupun seperti buih di lautan.’” (Muttafaqun ‘alaih)

c. Dzikir yang pahalanya memenuhi timbangan amal.

Pada hari akhir nanti semua orang akan ditimbang oleh Allah ‘Azza wa Jalla akan amal perbuatannya. Apabila lebih berat pahalanya maka ia akan dimasukan ke dalam syurga dan apabila lebih berat dosanya maka ia akan dimasukan ke dalam neraka. Nauudzubillahi min dzaalik. Nah amalan ini ringan tidak susah di amalkan namun berat dalam timbangan.

Dari Abu Malik Al-asy’ari radhiallah‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:

عَنْ أَبِي مَالِكٍ الحَارِثِ بْنِ عَاصِمٍ الأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:) الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيْمَانِ، وَالحَمْدُ للهِ تَمْلأُ المِيْزَانَ، وَسُبْحَانَ اللهِ والحَمْدُ للهِ تَمْلآنِ – أَو تَمْلأُ – مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ، وَالصَّلاةُ نُورٌ، والصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ، كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَو مُوْبِقُهَا رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari Abu Malik Al-Harits bin ‘Ashim Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Bersuci itu sebagian dari iman, ucapan alhamdulillah (segala puji bagi Allah) itu memenuhi timbangan. Ucapan subhanallah (Mahasuci Allah) dan alhamdulillah (segala puji bagi Allah), keduanya memenuhi antara langit dan bumi. Shalat adalah cahaya, sedekah adalah bukti nyata, kesabaran adalah sinar, Al-Qur’an adalah hujjah yang membelamu atau hujjah yang menuntutmu. Setiap manusia berbuat, seakan-akan ia menjual dirinya, ada yang memerdekakan dirinya sendiri, ada juga yang membinasakan dirinya sendiri.’” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 223]

Apabila kita mengucapkannya dengan keyakinan mantap maka tidaklah ringan timbangan kita di hari kiamat kelak. InsyaAllah. Dan pada hadist lain: Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung). (HR. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694)

d. Dzikir yang mendatangkan seribu kebaikan dan menghapuskan seribu dosa.

Di dunia ini tidak ada yang tidak berdosa, semua orang mesti pernah melakukan dosa.Dosa itu tidak mudah di hapus di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla.Misalnya kita harus beristighfar,bertaubat, dll. Tapi dengan dzikir ini dosa-dosa bisa terhapus hingga beribu-ribu dosa. Sabda Nabi sallallahu‘alaihi wasallam:

وَعَنْ سَعْدٍ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ : كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ –

فَقَالَ : (( أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ فِي كُلِّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ ! )) فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ : كَيْفَ يَكْسِبُ أَلْفَ حَسَنَةٍ ؟ قَالَ : (( يُسَبِّحُ مِئَةَ تَسْبِيحَةٍ فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفُ حَسَنَةٍ ، أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ خَطِيئَةٍ )) . رَوَاهُ مُسْلِمٌ .

Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kami pernah berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu beliau bersabda, ‘Apakah salah seorang dari kalian tidak mampu untuk memperoleh seribu kebaikan setiap hari?’ Maka seseorang yang duduk bertanya, ‘Bagaimana seseorang bisa memperoleh seribu kebaikan?’ Beliau menjawab, ‘Ia bertasbih seratus kali, maka akan ditulis untuknya seribu kebaikan, atau dihapus darinya seribu kesalahan.’” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2698]

Dengan dzikir ini merupakan salah satu cara kita untuk menjadikan setiap detik bernilai ibadah. Karena dapat kita lakukan dimana dan kapanpun berada. Semoga semua amal ibadah kita di Bulan Ramadhan ini diterima oleh Allah Ta’ala dan semua dosa-dosa kita diampuni. Aamiin yaa Rabb.

Lihat lebih banyak

Artikel terkait

Check Also
Close
Back to top button