Artikel

Khusnul Khotimah Harga Mati

Oleh: Ustadz Nofa Miftahudin, S.Th.I
Staff Tarbiyatun Nisa’ wal Aulad, Jamaah Ansharu Syariah Wilayah Jawa Timur

Setiap manusia pasti akan menghadapi kematian. Namun, bukan sekadar mati yang menjadi cita-cita seorang mukmin, melainkan bagaimana ia mati dalam keadaan beriman dan diridhai oleh Allah. Inilah yang disebut Khusnul Khotimah (akhir kehidupan yang baik).

Mungkin kita sering mendengar jargon NKRI Harga Mati, Minum Kopi Harga Mati, Seduluran Harga Mati. Maka sebagai umat islam kita juga tidak ketinggalan memiliki jargon Khusnul khotimah adalah harga mati, karena ia menentukan nasib abadi seseorang di akhirat. Sebagaimana amal manusia dinilai bukan dari awalnya, tetapi dari akhir hidupnya.

Terinspirasi dari firman Allah yang telah terukir indah di kitab suci Al Qur’an sejak 1400 tahun silam.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Islam.” (QS. Ali Imran [3] : 102).

Ayat ini menegaskan bahwa tujuan hidup seorang mukmin adalah menjaga keislamannya hingga akhir hayat. Bukan hanya menjadi Muslim di KTP, tetapi mati dalam keadaan Islam yang hakiki, tunduk total kepada Allah.

Isyarat sebagai khusnul khotimah di antaranya adalah diberikan Allah taufiq dan hidayah untuk mudah melafadzkan kalimat tauhid di akhir hayatnya.

Rasulullah bersabda:

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

Artinya: “Barangsiapa akhir perkataannya adalah lā ilāha illallāh, maka ia akan masuk surga.” (HR. Abu Dāwūd).

Hadits ini menunjukkan bahwa akhir yang baik adalah ketika seseorang mampu menutup hidupnya dengan kalimat tauhid. Namun, tidak setiap orang bisa mengucapkannya kecuali orang yang hidupnya dipenuhi dengan keimanan dan amal saleh.

Dalam kaidah ushul fiqh disebutkan:

العِبْرَةُ بِكَمَالِ النِّهَايَةِ لَا بِنَقْصِ البِدَايَةِ

Artinya: “Yang menjadi ukuran adalah kesempurnaan di akhir (perjalanan), bukan kekurangan di awal.”

Kaidah ini menjelaskan bahwa tolok ukur keberhasilan amal adalah bagaimana ia berakhir. Seseorang bisa saja di awal kehidupannya penuh kekurangan, tapi jika ia menutup hidupnya dengan tobat dan keimanan, maka ia termasuk orang yang beruntung.

Rasulullah juga menegaskan hal ini:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ

Artinya: “Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada akhirnya.” (HR. Al-Bukhārī).

Sekapasitas sahabat Nabi yaitu Umar bin Khaththab juga pernah berdoa :

اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ أَعْمَالِنَا خَوَاتِيمَهَا، وَخَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ نَلْقَاكَ

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik amal kami adalah penutupnya, dan sebaik-baik hari kami adalah hari ketika kami bertemu dengan-Mu.” (Riwayat Abdur Razzaq dalam Mushannaf, no. 20774).

Doa ini menggambarkan kesadaran para sahabat bahwa yang terpenting bukan panjangnya umur, tapi akhir yang indah dalam ridha Allah.

Begitu pula Al-Hasan Al-Bahri, Beliau berkata:

اعْمَلُوا وَاللَّهِ لِآخِرَةٍ لَيْسَ لَهَا انْقِطَاعٌ، وَاحْذَرُوا نَوْمَةً قَبْلَ نَوْمَةٍ طَوِيلَةٍ
فَوَاللَّهِ إِنَّهُ مَنْ مَاتَ عَلَى شَيْءٍ بُعِثَ عَلَيْهِ

“Beramallah untuk akhirat yang tiada putusnya, dan waspadalah terhadap tidur (lalai) sebelum tidur panjang (kematian). Demi Allah, siapa yang mati dalam suatu keadaan, maka ia akan dibangkitkan dalam keadaan itu pula.” (Diriwayatkan oleh Ibnul Mubarak dalam Az-Zuhd, hlm. 235).

Adapun ciri-ciri Khusnul Khotimah di antaranya :
1. Lisan basah dengan dzikir dan kalimat tauhid.
2. Meninggal dalam amal ketaatan (ibadah, jihad, sedekah, atau amal saleh).
3. Wajah berseri dan tubuh tenang saat wafat.
4. Hati bersih dari dendam dan riya’.
5. Telah bertobat sebelum ajal tiba.

Sedangkan sebab-sebab Khusnul Khotimah adalah :
1. Istiqamah dalam iman dan amal saleh.
2. Bertobat dari dosa dengan sungguh-sungguh.
3. Menjaga amal rahasia antara hamba dengan Allah.

Semoga Allah melimpahkan kita kesabaran, keikhlasan, istiqomah dan memberikan hadiah terindah di akhir hayat berupa meraih khusnul khotimah. Aamiin yaa Robb.

Lihat lebih banyak

Artikel terkait

Check Also
Close
Back to top button