Khutbah Jum'at

Khutbah Jumat Edisi 115: “Berkuasanya Orang Kafir Atas Kaum Muslimin”

Materi Khutbah Jumat Edisi 115 tanggal 21 Jumadil Awwal 1438 H ini dikeluarkan oleh

Sariyah Da’wah Jama’ah Ansharusy Syari’ah dapat download di:

 

 

Berkuasanya Orang Kafir Atas Kaum Muslimin

(Dikeluarkan Oleh Sariyah Dakwah Jama’ah Ansharusy Syari’ah)

 

KHUTBAH PERTAMA

 

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ

اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. وَقَالَ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

وَقَالَ النَّبِيُ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه الترمذي، حديث حسن)

Jamaah Jum’at  hamba Allah yang  dirahmati Allah SWT.

Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepadajunjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.

Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.

Sebab berkuasanya orang kafir atas kaum muslimin.

Orang kafir bisa menjadi pemimpin dan penguasa yang menguasai kaum muslimin merupakan takdir yang ada sebab dan akibatnya. Al-Qur’an menggambarkan karakter rezim penguasa kafir diktator senantiasa berdiri tegak diatas pelecehannya terhadap hukum Allah, pembelaannya terhadap sesama orang kafir dan permusuhannya terhadap orang-orang beriman. Mereka tidak segan-segan merusak atau melanggar aturan Allah SWT, baik atas nama demokrasi, kemanusiaan, atau stabilitas kekuasaan. Sebaliknya, mereka tidak mau mentolerir hasrat atau aspirasi rakyat, manakala aspirasi tersebut dituntut atas nama keyakinan Islami atau idiologi Qur’aniy. Mereka membantai ribuan manusia sekalipun, demi mematikan keyakinan atau aspirasi yang bersifat Islami, dianggap wajar dan tidak melanggar hukum, dengan alasan, demi keutuhan bangsa dan negara atau demi stabilitas dan keamanan nasional.

Mereka mengancam rakyat dengan undang-undang subversi atau memasukkannya ke dalam penjara jika tidak taat pada perintah penguasa. Allah SWT berfirman:

“Fir’aun berkata: “Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain Aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan”. (QS. Asy-Syu’ara: 29).

Kita harus percaya dan meyakini akan keadilan Allah SWT dan tidak ada seorangpun yang dizholimi walaupun sedikit saja! Allah SWT berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا وَلَكِنَّ النَّاسَ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

“Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia Itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri.” (QS. Yunus: 44).

مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا

“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. dan cukuplah Allah menjadi saksi.” (QS. An-Nisa: 79).

Allah SWT tidak pernah menyuruh orang kafir melalui lisan para Rasul untuk memusuhi orang beriman dan memerangi mereka. Tetapi Allah SWT menyuruh semua manusia termasuk orang kafir diciptakan Allah SWT agar beribadah dan taat kepada Allah SWT. Semua manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, beriman dan bertauhid kepada Allah SWT. Akan tetapi fitrah manusia tersebut akan menghadapi rintangan, dan penghalang untuk bisa istiqomah di atas fitrah yang semua itu adalah cobaan dan ujian hidup.

Syetan dan hawa nafsu sebagai musuh manusia serta kemilauan dunia yang memikat dan menipu membuat manusia menjadi kafir, ingkar, sombong dan sesat.

Allah SWT berfirman:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, Yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)[1]. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (QS. Al-’An’Am: 112).

Jadi Allah menguasakan orang-orang kafir terhadap orang beriman itu dengan takdirNya yang ada sebab dan akibatnya. Apa sebabnya orang kafir bisa menguasai orang beriman?. sedangkan Allah menguasakan orang-orang beriman terhadap orang-orang kafir itu dengan perintah syar’i yang sesuai dengan takdir.

Syariat melawan kedzoliman orang kafir.

Allah SWT berfirman:

الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّا أَنْ يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

“(yaitu) Orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan Kami hanyalah Allah”. dan Sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa”. (QS. Al-Hajj: 40).

As-Sa’diy rohimahulloh berkata,

“Maksudnya kalau saja Dia tidak menolak tipu daya orang-orang jahat dan permusuhan orang-orang kafir, pastilah bumi ini rusak karena orang-orang kafir menguasainya, menegakkan syi’ar-syi’ar kekafiran, melarang beribadah kepada Alloh dan (melarang) menampakkan diin-Nya. Akan tetapi Alloh memiliki karunia untuk alam ini, di mana Dia syari’atkan jihad kepada mereka kaum muslimin yang di dalamnya terdapat kebahagiaan dan pembelaan terhadap (diri) mereka. Dan Alloh akan memberikan tamkin (kekuasaan) kepada mereka kaum muslimin dengan sebab-sebab yang mereka ketahui dan sebab-sebab yang tidak mereka ketahui.” (Hingga di sini perkataan as-Sa’diy rohimahulloh).

Kekalahan umat Islam karena perbuatan mereka sendiri.

Sejarah Islam telah memberikan bukti begitu banyak bahwa sedikitnya jumlah mereka bukanlah penyebab utama kekalahan kaum muslimin. Perang badar, perang tabuk, perang khandak, perang mu’tah hingga perang-perang setelah wafatnya Rasulullah SAW selalu dimenangkan kaum muslimin, sekalipun jumlah mereka sangat sedikit dan senjata mereka sangat terbatas. Allah SWT berfirman:

كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

”Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama Dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: “Tak ada kesanggupan Kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya.” orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berfirman: “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”(QS. Al-Baqarah: 249).

Inilah janji Allah SWT kepada kaum muslimin, bahwa kemenangan bukan ditentukan oleh jumlah pasukan dan kecanggihan senjata, juga bukan karena banyaknya sarana dan lengkapnya fasilitas, meskipun tidak diingkari juga pengaruhnya. Akan tetapi faktor utama berupa keimanan dan kebersihan mental setiap pasukan orang beriman, serta keyakinan yang kuat akan datangnya pertolongan Allah telah membuat mereka selalu pulang dengan kemenangan.

Lalu mengapa hari ini kita saksikan banyak kaum muslimin yang lemah tidak berdaya dan kalah dihadapan musuh-musuhnya? adakah faktor lain yang membuat mereka harus kalah dan bertekuk lutut dihadapan musuh-musuhnya?

Adapun faktor penyebab kekalahan umat Islam diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Umat Islam telah meninggalkan agama Islam.

Terpuruknya kaum muslimin hari ini tidak lepas dari larinya mereka dari syariat Islam, hukum Islam, terutama syariat jihad. Sebab jihad merupakan bagian yang tidak terpisahkan untuk mengembalikan kemuliaan umat Islam. Tak dapat dipungkiri, jihad menjadi penyangga dinul Islam dan pengawal syari’at agar senantiasa tegak di muka bumi. Keberadaannya menjadi bagian tidak terpisahkan dari syumulitas –kesempurnaan– Islam itu sendiri. Darinya lahir generasi-generasi yang tegak berdiri di atas panji-panji Islam.

Tidak heran, jika orang-orang kafir dengan berbagai upaya berusaha menyingkirkan syari’at jihad. Mereka melakukan apa saja agar syari’at jihad tidak hadir di hati kaum muslimin.

Rosulullah bersabda:

وَعَنْ ابْنِ عُمَرَ – رضي الله عنهما – قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ: ” إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ بِأَذْنَابِ الْبَقَرِ , وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ  وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ، سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا  لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ “

“Jika kalian sudah saling berjual beli dengan sistem ‘inah (riba) dan ikut dibelakang sapi, puas dengan cocoktanam dan meninggalkan jihad maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada kalian yang tidak akan dicabut sehingga kalian kembali kepada agama kalian” (Shohih Al-Jami’, HR. Abu Daud).

  1. Musuh dalam selimut dari kalangan orang munafiq yang membantu orang kafir, berkhianat kepada orang Islam untuk memerangi mereka, menjual darah saudaranya orang Islam kepada musuh-musuh Islam.

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya aku sudah memohon kepada Rabbku untuk umatku janganlah Dia membinasakan mereka dengan paceklik yang merajalela, jangan menundukkan mereka kepada musuh dari luar kelompok mereka yang menodai kedaulatan mereka. Sesungguhnya Rabbku berfirman: wahai Muhammad! sungguh jika Aku sudah menetapkan suatu ketetapan, maka tidak bisa ditolak. Aku berikan kepadamu untuk umatmu agar mereka tidak dibinasakan oleh paceklik yang merajalela dan agar mereka tidak dikuasai oleh musuh dari luar mereka yang akan menodai kedaulatan mereka, sekalipun musuh itu berkumpul dari seluruh penjuru dunia, kecuali jika sebagian mereka membinasakan sebagian yang lain dan mereka saling menawan satu sama lain.” (HR. Muslim dan Tirmidzi).

Ya, di antara kaum muslimin ada orang munafiq yang menawan saudaranya orang Islam, menikam saudaranya dari belakang, menjadi intel/informan musuh, menjadi kaki tangan musuh, bahkan menjadi budak setia musuh Islam. Sebagian orang munafiq bekerja kepada musuh Islam karena tekanan, atau karena iming-iming dunia yang dijanjikan, atau untuk bertahan hidup, bahkan ada juga karena kebenciannya kepada umat Islam.

  1. Perpecahan umat Islam dan retaknya persatuan umat Islam.

Perpecahan pasti terjadi!

Apakah perpecahan dalam umat ini satu keniscayaan? Jawabannya adalah benar, perpecahan dalam umat ini merupakan sunatullah yang pasti terjadi dan telah terjadi. Adapun dasar argumentasi pernyataan ini adalah:

–          Berita yang masyhur dari Nabi tentang terjadinya perpecahan dalam umat ini, diantaranya hadits iftiqatul ummat yang berbunyi:

افْتَرَقَتِ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً ، وَافْتَرَقَتِ النَّصَارَى عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً ، وَسَتَفْتَرِقُ هَذِهِ الأُمَّةُ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً

Orang-orang Yahudi telah berpecah belah dalam tujuh puluh satu kelompok dan Nashora berpecah belah menjadi tujuh puluh dua kelompok serta umat ini akan pecah menjadi tujuh puluh tiga kelompok”. (HR. At-Tirmidzi).

–          Nabi telah mengkhabarkan bahwa umat ini akan mengikuti umat-umat terdahulu dalam sabda beliau:

لَتُتَّبَعَنَّ سُنَنُ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ ، وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ ، حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبٍّ تَبَعْتُمُوْهُ )) . قُلْنَا : يَا رَسُوْلَ اللهِ ، الْيَهُوْدُ وَالنَّصَارَى ؟! قَالَ : (( فَمَنْ )) ([() أخرجه البخاري ، فتح الباري ، 13/300 . ومسلم ، رقم (2669) .]) ؟!

Sungguh jalan orang-orang sebelum kalian akan diikuti sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi hasta hingga seandainya mereka masuk lubang Dhobb tentulah kalian akan mengikutinya. Kami bertanya: Wahai Rasululloh apakah yahudi dan nashrani?! Beliau menjawab: Siapa lagi?!” (HR. Bukhari – Muslim).

Hal ini menunjukkan bahwa Nabi -dalam rangka memperingatkan umat ini- menceritakan bahwa umat ini akan berpecah belah secara pasti. Namun tidaklah terjadinya perpecahan adalah celaan kecuali untuk orang yang memecah atau memisahkan diri dari jamaah muslimin.

Kalau demikian jelaslah kepastian terjadinya perpecahan pada umat ini, walaupun belum dibuktikan dengan realita. Sebab banyaknya peringatakan akan sesuatu menunjukkan kepastian ada dan akan terjadinya sesuatu itu.

Nash-nash yang ada dalam al-Qur`an dan sunnah yang berisi peringatan dari mengikuti jalan-jalan yang tidak lurus, diantaranya:

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَتَفَرَّقُوْا [ آل عمران : 103 ]

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai:, (QS. Al Imran: 103).

وَلاَ تَنَازَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَتَذْهَبَ رِيْحُكُمْ [ الأنفال : 46 ]

Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu” (QS. Al Anfal: 46).

وَلاَ تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ تَفَرَّقُوْا وَاخْتَلَفُوْا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ [ آل عمران: 105 ]

Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka” (QS. Ali Imran: 105).

  1. Tipu daya dan konspirasi musuh-musuh Islam, baik yang menampakkan kekufurannya seperti yahudi dan salibis ataupun yang menampakkan keislaman dengan tujuan melemahkan kekuatan dan menumbuhkan perselisihan diantara kaum muslimin. Mereka melakukan gerakan rahasia dan bawah tanah untuk menyebarkankebatilan dan makar busuk mereka. Sebagian mereka mendapatkan kedudukan dan tempat yang memudahkan mereka berbuat demikian.

Dan sungguh, Islam hari ini sangat-sangat membutuhkan para “lelaki” yang jujur lagi memiliki kesabaran, yang selalu bersikap serius, menganggap kecapekan sebagai kelezatan, dan merasa nikmat dengan kepayahan. Kemudian mereka terjemahkan tuntutan-tuntutan setiap tahapan Islam dengan tidak banyak bicara… Para lelaki yang berjiwa jujur, memiliki semangat tinggi, serta tekad yang kuat, yang dalam menerima perintah tidak kenal kata lelah atau jenuh, dan tidak membuang cita-citanya hanya dalam perdebatan dan adu argument saja.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjanjikan akan memberikan kekuasaan (tamkîn) bagi orang-orang yang bersabar. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah kabarkan juga, bahwa kemenangan, kekuatan, dan kekuasaan yang dicapai oleh umat-umat terdahulu di muka bumi, semuanya karena seluruh kesabaran dan tawakkal mereka kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَأَوْرَثْنَا الْقَوْمَ الَّذِينَ كَانُوا يُسْتَضْعَفُونَ مَشَارِقَ الْأَرْضِ وَمَغَارِبَهَا الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ الْحُسْنَى عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ بِمَا صَبَرُوا وَدَمَّرْنَا مَا كَانَ يَصْنَعُ فِرْعَوْنُ وَقَوْمُهُ وَمَا كَانُوا يَعْرِشُونَ (137)

“Dan Kami wariskan kepada kaum yang telah tertindas itu, negeri-negeri bagian timur bumi dan bagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Robbmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir’aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka.” (QS. Al-A‘rôf: 137).

Dulu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kekuasaan dan kemuliaan di muka bumi kepada Nabi Yusuf, setelah beliau mengenyam pahitnya masa pengasingan. Dan semua yang beliau raih di istana Al-‘Aziz, tak lain disebabkan karena kesabaran dan ketaqwaan beliau;

“Sesungguhnya, siapa yang bertakwa dan bersabar, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.”  (QS. Yûsuf: 90).

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan pula, bahwa hasil akhir yang baik, adalah diperuntukkan bagi orang-orang yang mampu bersabar dan bertaqwa:

“Maka bersabarlah, sesungguhnya hasil akhir itu adalah milik orang-orang bertaqwa.” (QS. Hud: 49).

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ

Wallahul muwaffiq.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْعَصْرِ، إِنَّ الإِنسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ، إِلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

 

KHUTBAH KEDUA

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ، أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ.اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ.رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.اَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ سَبِيْلِكَ.اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ

اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ.اَللَّهُمَّ عَذِّبْهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا وَحَسِّبْهُمْ حِسَابًا ثَقِيْلاً.رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

[1]Maksudnya syaitan-syaitan jenis jin dan manusia berupaya menipu manusia agar tidak beriman kepada Nabi.

Lihat lebih banyak

Artikel terkait

Back to top button