Oleh:
Ustadz Adi Hadiyanto., S.Pd
Qoid Sariyah Muslimah Markaziyah Jamaah Ansharu Syariah
Menikah membutuhkan dua sayap cinta dari kedua pasangan agar ia dapat terbang ke puncak kebahagiaan dalam rumah tangga, membutuhkan kerja sama yang tinggi, kekompakan dan saling memahi. Seperti halnya bunga yang membutuhkan air dan cahaya matahari untuk tumbuh hingga memberikan keindahan bagi setiap insan.
Dalam Al Qur’an surat Adz Dzariyat ayat 49, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَمِن كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.”
Seorang suami harus menampakkan cintanya kepada sang istri. Sebagaimana Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam tidak meninggalkan rumah kecuali selalu memberikan kecupan manis kepada istrinya. Beliau selalu makan bersama bahkan minum dengan gelas yang sama. Beliau meletakkan bibirnya di gelas tepat pada bekas istrinya minum. Seperti itulah hendaknya seseorang yang saling mencintai dan selalu menyenangkan pasangannya.
Seorang istri hendaknya menjadi penyejuk pandangan mata suaminya. Sebagaimana, Khadijah Radhiyallahu ‘anha menenangkan hati Rasulullah saw disaat beliau merasa ketakutan setelah melihat Jibril ‘alaihi salam dalam bentuk aslinya ketika mendapat wahyu pertama di gua Hira. Tutur kata yang baik kepada sang suami adalah pelembut hati yang menentramkan jiwa, sebagaimana halnya istri-istri salafush shalih ketika berkata, ‘Tidaklah kami berbicara kepada suami kecuali seperti kalian berbicara pada raja kalian’.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al Qur’an surat Al Imran ayat 14:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”
Redaksi ayat diatas menegaskan bahwa dalam setiap diri manusia telah ditanamkan benih-benih cinta yang sewaktu-waktu bisa tumbuh ketika menemukan kecocokan jiwa. Cinta merupakan anugerah yang harus disyukuri dengan mengekspresikan dan membinanya sesuai syariat yang telah Allah ta’ala tetapkan sehingga cinta tetap lurus menuju ridha-Nya.
Suami dan istri harus saling menyadari bahwa pernikahan seperti berlayar mengarungi samudera Atlantik terkadang melaju dengan ombak yang tenang dan terkadang melaju dengan gelombang yang pasang, disaat yang sama mereka harus saling memberikan kehangatan agar tetap bertahan dalam dinginnya cuaca.
Adalah hal yang biasa dalam sebuah keluarga terkadang ada marah karena merasa tidak senang atau merasa tidak diperhatikan. Perlu diketahui bahwa keluarga yang bahagia bukanlah keluarga yang tidak pernah ada masalah di rumahnya, maka ketika salah satu di antara mereka menjadi api hendaknya yang lain menjadi air, karena jika tidak demikian ia tidak akan bisa bersama.
Baca juga: Renungkanlah Hal Ini Ketika Pasangan Mulai Tak Saling Menghargai
Seperti itulah hendaknya setiap pasangan agar selalu saling memahami dan memberi kasih sayang dalam sebuah bingkai pernikahan, hingga ia membawa cintanya sampai ke Surga.