Sikap Seorang Muslim Menghadapi Musibah
اَلحَمدُ للهِ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖۙ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Alhamdulillah, kita panjatkan puji syukur kita kepada Allah Azza Wa Jalla dan semoga Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabiyullah Muhammad Shallallahu alaihi wasalam. kepada keluarga beliau, kepada para sahabat beliau dan segenap umat beliau yang mengikuti sunnahnya dengan baik, serta kepada kita semua.
Ayyuhal ikhwah Rohimakumullah.
Sampai hari ini, dan sebelumnya kurang lebih dua tahun, kita dihadapkan dengan isu corona, Bahkan menjadi korban pandemic yang meresahkan. Informasi yang telah kita dapatkan, pandemic ini berawal dari adanya virus Covid-19 yang sengaja disebar oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan mereka.
Terlebih lagi, isu belakangan ini virus tersebut telah berkembang/ bermutasi menjadi varian-varian yang lebih ganas dan mematikan.
Terlepas dari isu yang bermacam-macam seperti virus digunakan sebagai senjata biologis, senjata pemusnah (populasi manusia) dan sebagainya.
Yang jelas virus buatan manusia yang dibuat untuk kepentingan tertentu, hal itu tidak terlepas dari Irodah dan Qudroh Allah Ta’ala.
Makhluk yang sangat kecil tak dapat dilihat dengan kasat mata, kecuali dalam peralatan tertentu, semuanya dalam pengawasan dan kendali Allah, karena Allah yang memiliki kerajaan langit dan bumi, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu
وَلِلّٰهِ مُلۡكُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِؕ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ
Artinya : “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu”. (QS. Ali Imran : 189).
Dan ditangan Allah lah kunci segala yang Ghaib, dan Maha mengetahui apa-apa yang ada di bumi dan di laut. Bahkan gugurnya sehelai daun, biji-bijian dalam kegelapan bumi. Semuanya telah ditulis Allah dalam kitab Lauhul Mahfudz (QS 6:159).
Maka kita harus yakin, bahwa virus yang menyebar sedemikian rupa sampai menyerang seseorang tidak terlepas dari kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ini adalah bagian dari musibah berupa penyakit yang dampaknya menyebar luas sampai menjadi bencana secara umum di muka bumi ini. Dan telah sama-sama kita yakini, bahwa apa saja musibah yang terjadi dimuka bumi ini, dan terhadap diri-diri kalian telah ditetapkan jauh-jauh hari sebelum diciptakan bumi dan langit
مَاۤ اَصَابَ مِنۡ مُّصِیۡبَۃٍ فِی الۡاَرۡضِ وَ لَا فِیۡۤ اَنۡفُسِکُمۡ اِلَّا فِیۡ کِتٰبٍ مِّنۡ قَبۡلِ اَنۡ نَّبۡرَاَہَا ؕ اِنَّ ذٰلِکَ عَلَی اللّٰہِ یَسِیۡرٌ
Artinya : “Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.” (QS 57: 22).
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash : ia berkata “aku pernah mendengar Rosulullah Shallallahu alaihi wasalam bersabda :
قدّرالله المقادير قبل أن يخلق السموات والارض بخمسين ألف سنة
“yang artinya Sesungguhnya Allah menetapkan takdir-takdir (ketentuan) makhluk 50.000 tahun sebelum bumi diciptakan,”.
Maka sebagai seorang yang telah mengaku beriman musibah tersebut harus disikapi dengan sikap orang-orang yang beriman. Selayaknya sikap awal adalah muhasabah, kenapa kita mendapat musibah? Qotadah mengatakan ( ولافي انفسكم ) yang artinya musibah terhadap diri kalian yakni lapar dan sakit. Allah berfirman dalam Qur’an Surat 42 ayat 30.
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
Artinya : “Musibah yang menimpamu akibat dari ulahmu sendiri, jangan mencela penyakit, lebih-lebih mempertanyakan kepada Allah.” Ditegaskan didalam firman Allah (Surat An-Nisa 79).
مَّآ أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ ٱللَّهِ ۖ وَمَآ أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ ۚ وَأَرْسَلْنَٰكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدًا
Boleh jadi seseorang terpapar covid-19 karena kurang waspada, tidak mau menjaga, hal-hal yang menyebabkan terkena virus. Dan ketika sudah ada gejala terkena virus tidak cepat-cepat berupaya mencari kesembuhan karena frustasi dan putus asa atau salah dalam mengantisipasinya atau salah penanganannya, maka dengan sebab itulah Allah menentukan ajalnya.
Dan apabila kita terhindar daripadanya sungguh hal itu merupakan rahmat Allah semata. Maka selayaknyalah kita banyak-banyak berdoa memohon perlindungan kepada Allah dan senantiasa ingat/ berdzikir kepada Allah dan istighfar.
Apapun yang terjadi, sikap seorang mukmin dituntut senantiasa bersabar ketika mendapat musibah dan bersyukur ketika mendapat nikmat. Sungguh kesabaran itu pada awal terjadinya musibah
انما الصبر عند الصدمة الاولى
mengucapkan kalimat istirja’ dan membaca doa musibah (QS 2: 155-157).
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ * اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ * اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ
Artinya : “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, * (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). * Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. 2 : 155-157).
قال رسول الله مامن مسلم تصيبه مصيبة فيقول ما امرالله : انالله وانا إليه راجعون اللهم اجرنى في مصبتى واخلف لى خير منها إلا أخلف الله له خيرا منها (رواه مسلم عن أم سلمة)
Artinya : Tidaklah seorang muslim tertimpa musibah, lalu membaca doa yang diperintahkan Allah “sesungguhnya kami milik Allah, dan kepada Allah lah kami akan kembali. Ya Allah berilah aku pahala dari musibah ini dan berilah ganti yang lebih baik daripadanya. Melainkan Allah pasti memberinya pahala atas musibah tersebut. Maka Allah menggantinya dari sesuatu yang lebih baik.
Kebijakan penguasa atas merebaknya virus/pandemic banyak yang merugikan kaum muslimin. Hampir dalam seluruh aspek kehidupan dengan dalih protocol kesehatan, sholat dimasjid diatur sedemikian rupa. Bahkan terakhir masjid harus ditutup, sholat teraweh dan sholat hari Raya ditiadakan. Mudik dilarang tapi rekreasi diperkenankan atau plesiran diperbolehkan.
lebih parah lagi dengan alasan semakin merebahnya virus hilir mudiknya masyarakat antar kota dibatasi bahkan ditutup. Lantas bagaimana dengan giat kita dalam rangka Iqomatuddin, haruskan kita pending? Allah tidak menuntut diluar kemampuan kita, laksanakan sesuai kemampuan.
Jangan sampai tidak melaksanakan gara-gara aturan yang ketat seperti itu kita malah terjebak kepada pembenaran kebohongan mereka.
kita tetap beraktivitas dengan memperhatikan maslahah dan madhorot. Jangan sampai ada perasaan karena aktif dan massif beraktivitas akhirnya kita dapat musibah. Bahkan ajal menjemput (QS An-nisa 78).
اَيْنَمَا تَكُوْنُوْا يُدْرِكْكُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِيْ بُرُوْجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ وَاِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَّقُوْلُوْا هٰذِهٖ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۚ وَاِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَّقُوْلُوْا هٰذِهٖ مِنْ عِنْدِكَ ۗ قُلْ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۗ فَمَالِ هٰٓؤُلَاۤءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُوْنَ يَفْقَهُوْنَ حَدِيْثًا
Artinya : “Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, “Ini dari sisi Allah,” dan jika mereka ditimpa suatu keburukan, mereka mengatakan, “Ini dari engkau (Muham-mad).” Katakanlah, “Semuanya (datang) dari sisi Allah.” Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikit pun)?”
Semakin tinggi ujian semakin tinggi juga nilai yang kita dapatkan dalam beramal sholeh.
Sebagai penutup marilah didalam masa-masa yang penuh dengan fitnah ini, kita tetap sabar taqorub ilallah, muhasabbah, banyak berdoa dan berdzikir. semoga saudara-saudara yang mendahului kita mendapatkan khusnul khotimah bahkan syahid disisi Allah. yang pernah mengalami sakit dan sabar menerimanya mendapat nilai lebih dihadapan Allah.
Yakinlah Allah akan senantiasa bersama orang-orang yang sabar dan senantiasa bertaqwa.
حسبنا الله نعم الوكيل و حسبنا الله نعم النصير
catatan:
Ikrimah berkata : Tidak ada seorangpun melainkan akan merasakan bahagia dan sedih, tetapi jadikanlah bahagia sebagai wujud rasa syukur dan jadikanlah kesedihan sebagai bentuk kesabaran.