Lisanmu Cermin Hatimu
Ngomong seenaknya bisa jadi bumerang. Tapi ngomong dengan hati yang ikhlas dan niat baik bisa jadi tangga menuju surga.
Nasehat ini diperuntukkan kepada penulis pribadi dan umumnya kepada seluruh kaum muslimin – muslimat. Terkhusus kepada yang merasa menjadi aktivis dakwah. Jangan hanya manis di Masjid atau majelis ilmu namun menjadi bengis terhadap saudaramu bahkan keluargamu.
Pernahkah kita menyesal gara-gara ngomong sesuatu yang nyakitin orang lain, Atau malah tidak pernah merasa bahwa omongan kita melukai hati saudara atau orang sekitar, yang ada hanya merasa semua omongan kita adalah fatwa dan benar semua?
Ketahuilah adakalanya omongan cuma sekadar bercanda, tapi ternyata bikin orang tersinggung. Atau mungkin sebaliknya, ada kata-kata kita yang ternyata menguatkan orang di saat dia lemah.
Itulah kekuatan lisan, kecil bentuknya, tapi besar pengaruhnya.
Lisan itu cermin dari hati. Apa yang keluar dari mulut sebenarnya menunjukkan seperti apa isi hati kita. Kalau hati bersih, kata-kata pun lembut dan menyejukkan. Tapi kalau hati kotor, yang keluar juga bisa kasar, sombong, atau menyakitkan.
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tidak ada suatu kata pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu siap mencatat.” (QS. Qāf [50]: 18).
Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap ucapan, baik yang pelan, spontan, atau bahkan cuma gurauan, semuanya dicatat. Jadi, ngomong itu bukan hal sepele. Mulut kita bisa jadi jalan pahala, tapi juga bisa jadi jalan dosa. Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda :
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ، لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ، لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
“Sesungguhnya seseorang bisa saja mengucapkan satu kalimat yang diridhai Allah tanpa ia pikir panjang, tapi Allah meninggikan derajatnya karenanya. Dan seseorang bisa saja mengucapkan satu kalimat yang dimurkai Allah tanpa ia pikir panjang, namun karenanya ia terjerumus ke dalam neraka.” (HR. al-Bukhari no. 6478).
Ngomong seenaknya bisa jadi bumerang. Tapi ngomong dengan hati yang ikhlas dan niat baik bisa jadi tangga menuju surga.
Teringat perkataan Sayyidina Umar bin Khaththab رضي الله عنه pernah berkata:
مَنْ كَثُرَ كَلَامُهُ كَثُرَ سَقَطُهُ، وَمَنْ كَثُرَ سَقَطُهُ كَثُرَ ذُنُوبُهُ، وَمَنْ كَثُرَتْ ذُنُوبُهُ كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ
“Barangsiapa banyak bicaranya, maka banyak kesalahannya. Barangsiapa banyak kesalahannya, maka banyak dosanya. Dan barangsiapa banyak dosanya, maka neraka lebih pantas baginya.” (HR. al-Bayhaqi dalam Syu’ab al-Imān).
Umar bin Khaththab bukan cuma kuat dalam kepemimpinan, tapi juga sangat hati-hati dalam berbicara. Beliau sadar, lisan bisa jadi sebab kehancuran kalau nggak dijaga.
Begitu pula nasehat Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata:
اللِّسَانُ مِفْتَاحُ الْقَلْبِ، فَإِذَا تَكَلَّمَ اللِّسَانُ، ظَهَرَ مَا فِي الْقَلْبِ
“Lisan adalah kunci hati. Jika lisan telah berbicara, maka tampaklah isi hati.”
(Ibnul Qayyim, Al-Fawāid).
Kata beliau, kita bisa menilai seseorang bukan dari bajunya, bukan dari statusnya, tapi dari cara dia berbicara. Orang yang lisannya jujur, lembut, dan santun biasanya hatinya juga bersih. Begitu pula sebaliknya.
Di era medsos sekarang, “lisan” nggak cuma soal mulut, tapi juga jari dan postingan.
Caption, komentar, dan status bisa jadi “ucapan” kita di dunia digital.
Saat kita ngejek orang lain lewat komentar, itu juga bagian dari lisan. Saat kita nyebarin kata-kata positif dan doa, itu juga pahala dari lisan. Jadi, hati-hati sama apa yang kita tulis dan kita ucapkan. Karena semuanya akan dimintai pertanggung jawaban.
Lisanmu adalah cermin hatimu.
Kalau ingin memperbaiki ucapan, maka perbaikilah hati.
Karena hati yang tenang akan melahirkan kata-kata yang damai.
Dan hati yang penuh iman akan menebar kata yang menenangkan. Isi hati bisa disembunyikan dari manusia, tapi akan terbuka lewat lisan.
Semoga kita termasuk orang-orang yang lisannya selalu berkata baik, menebar kebaikan di dunia nyata dan dunia maya. Aamiin yaa Robb.